Read More

Slide 2 Pulo Cinta

Wisata Pulo Cinta Boalemo
Read More

Slide 3 Pulo Cinta

Wisata Pulo Cinta Boalemo
Read More

Slide 4 Pulo Cinta

Wisata Pulo Cinta Boalemo
Read More

Slide 5 Pulo Cinta

Wisata Pulo Cinta Boalemo
Read More

Slide 6 Pulo Cinta

Wisata Pulo Cinta Boalemo

Saturday, September 28, 2013

26 September Hari Statistik Nasional @Gorontalo

Sejarah Kegiatan Statistik
  
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda sekitar bulan Februari 1920 Kantor Statistik untuk pertama kali didirikan oleh Direktur Pertanian dan Perdagangan (Directeur van Landbouw Nijverheid en Handel) dan berkedudukan di Bogor. Pada bulan Maret 1923 dibentuk suatu komisi yang bernama Komisi untuk Statistik yang anggotanya merupakan wakil-wakil dari tiap-tiap departemen. Komisi tersebut diberi tugas merencanakan tindakan yang mengarah sejauh mungkin pencapaian kesatuan dalam kegiatan bidang statistik di Indonesia. Pada tanggal 24 September 1924 nama lembaga tersebut diganti dengan nama Centraal Kantoor voor de Statistiek (CKS) atau Kantor Pusat Statistik dan dipindahkan ke Jakarta.

Bersamaan dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisasi Statistik Perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer-Uitvoer en Accijsen (IUA) yang sekarang disebut Kantor Bea dan Cukai, diserahkan ke CKS. Pada bulan Juni 1942 Pemerintah Jepang mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang difokuskan untuk memenuhi kebutuhan perang/militer. CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 kegiatan statistik tidak lagi ditangani oleh Chosasitsu Gunseikanbu tetapi oleh lembaga/instansi baru sesuai dengan suasana kemerdekaan yaitu Kantor Penyelidikan Perangkaan Umum Republik Indonesia (KAPPURI). Tahun 1946 kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekuensi dari Perjanjian Linggarjati. Sementara itu Pemerintah Belanda (NICA) di Jakarta mengaktifkan kembali CKS.

Berdasarkan surat Edaran Kementerian Kemakmuran tanggal 12 Juni 1950 Nomor 219/S.C, KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Kemakmuran. Dengan surat Menteri Perekonomian tanggal 1 Mei 1952 nomor P/44, lembaga KPS berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Perekonomian. Selanjutnya dengan keputusan Menteri Perekonomian tanggal 24 Desember 1953 Nomor 18.099/M, KPS dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu Bagian Riset yang disebut Afdeling A dan Bagian Penyelenggaraan dan Tata Usaha yang disebut Afdeling B.

Dengan Keputusan Presiden RI Nomor 131 tahun 1957, Kementerian Perekonomian dipecah menjadi Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian. Terhitung mulai 1 Juni 1957 KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik (BPS), dan urusan statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang Menteri Perekonomian dialihkan menjadi wewenang BPS dan berada dibawah Perdana Menteri. Berdasarkan Keputusan Presiden ini pula secara formal nama Biro Pusat Statistik dipergunakan. Memenuhi anjuran PBB agar setiap negara anggota menyelenggarakan Sensus Penduduk secara serentak, maka pada tanggal 24 September 1960 diundangkan Undang-undang Nomor 6 tahun 1960 tentang Sensus, sebagai pengganti Volkstelling Ordonantie 1930.

Dalam rangka memperhatikan kebutuhan data bagi Perencanaan Pembangunan Semesta Berencana dan mengingat Statistiek Ordonantie 1934 dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan cepatnya kemajuan yang dicapai negara kita, maka pada tanggal 26 September 1960 diundangkan Undang-undang nomor 7 tahun 1960 tentang Statistik. Berdasarkan keputusan Presidium Kabinet Republik Indonesia Nomor Aa/C/9 tahun 1965, maka setiap daerah tingkat I dan tingkat II dibentuk Kantor Cabang Biro Pusat Statistik dengan nama Kantor Sensus dan Statistik (KSS) yang bertugas menjalankan kegiatan statistik di daerah. Di setiap daerah administrasi kecamatan, dapat diangkat seorang atau lebih pegawai yang merupakan pegawai KSS di tingkat II dan ditempatkan di bawah Camat.Bersamaan dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisasi Statistik Perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer-Uitvoer en Accijsen (IUA) yang sekarang disebut Kantor Bea dan Cukai, diserahkan ke CKS. Pada bulan Juni 1942 Pemerintah Jepang mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang difokuskan untuk memenuhi kebutuhan perang/militer. CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 kegiatan statistik tidak lagi ditangani oleh Chosasitsu Gunseikanbu tetapi oleh lembaga/instansi baru sesuai dengan suasana kemerdekaan yaitu Kantor Penyelidikan Perangkaan Umum Republik Indonesia (KAPPURI). Tahun 1946 kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekuensi dari Perjanjian Linggarjati. Sementara itu Pemerintah Belanda (NICA) di Jakarta mengaktifkan kembali CKS.

Berdasarkan surat Edaran Kementerian Kemakmuran tanggal 12 Juni 1950 Nomor 219/S.C, KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Kemakmuran. Dengan surat Menteri Perekonomian tanggal 1 Mei 1952 nomor P/44, lembaga KPS berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Perekonomian. Selanjutnya dengan keputusan Menteri Perekonomian tanggal 24 Desember 1953 Nomor 18.099/M, KPS dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu Bagian Riset yang disebut Afdeling A dan Bagian Penyelenggaraan dan Tata Usaha yang disebut Afdeling B.

Dengan Keputusan Presiden RI Nomor 131 tahun 1957, Kementerian Perekonomian dipecah menjadi Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian. Terhitung mulai 1 Juni 1957 KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik (BPS), dan urusan statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang Menteri Perekonomian dialihkan menjadi wewenang BPS dan berada dibawah Perdana Menteri. Berdasarkan Keputusan Presiden ini pula secara formal nama Biro Pusat Statistik dipergunakan. Memenuhi anjuran PBB agar setiap negara anggota menyelenggarakan Sensus Penduduk secara serentak, maka pada tanggal 24 September 1960 diundangkan Undang-undang Nomor 6 tahun 1960 tentang Sensus, sebagai pengganti Volkstelling Ordonantie 1930.

Dalam rangka memperhatikan kebutuhan data bagi Perencanaan Pembangunan Semesta Berencana dan mengingat Statistiek Ordonantie 1934 dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan cepatnya kemajuan yang dicapai negara kita, maka pada tanggal 26 September 1960 diundangkan Undang-undang nomor 7 tahun 1960 tentang Statistik. Berdasarkan keputusan Presidium Kabinet Republik Indonesia Nomor Aa/C/9 tahun 1965, maka setiap daerah tingkat I dan tingkat II dibentuk Kantor Cabang Biro Pusat Statistik dengan nama Kantor Sensus dan Statistik (KSS) yang bertugas menjalankan kegiatan statistik di daerah. Di setiap daerah administrasi kecamatan, dapat diangkat seorang atau lebih pegawai yang merupakan pegawai KSS di tingkat II dan ditempatkan di bawah Camat.

Upacara HSN di BPS Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo
Hari Statistik Nasional (HSN) di Provinsi Gorontalo hari Kamis (26/09/2013) diperingati dengan mengadakan upacara bendera, sambutan kepala BPS, pelepasan balon HSN, pemberian hadiah kepada para pemenang lomba HSN, pemberian beasiswa, pemotongan tumpeng nasi kuning, dan ramah tamah. Dimana sebelum acara puncak HSN telah diadakan serangkaian lomba serta seminar statistik. Dan setelahnya diadakan jalan santai yang diikuti oleh BPS Provinsi Gorontalo dan BPS Kota Gorontalo. Moment HSN ini sangatlah penting karena mempererat rasa persaudaraan di kalangan instan statistik, memacu semangat dan motivasi para statistisi serta KSK sebagai ujung tombak perstatistikan Indonesia dalam mengumpulkan, mengolah menganalisis serta menyajikan data yang apa adanya tanpa rekayasa. HSN juga merefresh kembali apa sebenarnya tujuan dari statistik itu sendiri dan bagaimana pentingnya statistik bagi bangsa dan negara Indonesia. Harapan ke depannya, dengan data statistik mampu mencerdaskan bangsa serta memberikan potret/keadaan baik sosial, ekonomi, pendidikan baik secara mikro ataupun makro yang menjadi masukan bagi pembangunan ke arah yang lebih baik. Mewujudkan Indonesia yang gemilang dan sejahtera.


Kami instan statistik penuh cita mengabdi
Untuk bangsa dan negara tercinta
Kami profesional, kami berintegritas
Kami amanah, itulah janji kami pada negeri
Statistik untuk bangsa bangkitlah Indonesia
BPS terpercaya dalam data




Acara Pelepasan Balon HSN oleh Kepala BPS Provinsi Gorontalo
Bangkitlah Indonesia
Majulah Indonesia
Siapkan dirimu putra bangsa
Berkarya dengan data tuk Indonesia Jaya
Dengan data kita bangun negara

Majulah statistik 
Langkahkanlah tekadmu
Wahai putra bangsa yang tercinta
Berkarya dengan data tuk Indonesia Jaya
Dengan data kita bangun negara
Read More

Monday, September 23, 2013

Peringatan Hari Statistik Nasional (Family Gathering)

Hari Statistik Nasional (HSN) yang diperingati setiap tanggal 26 September jatuh pada hari Kamis di tahun 2013 ini. Peringatan HSN di Gorontalo sendiri dimulai dari tanggal 22 kemarin berupa lomba-lomba untuk mempererat rasa persaudaraan antar pegawai BPS dan keluarga. Acara yang dilaksanakan pada hari minggu (22/09/13) adalah sebagai berikut:
  1. Senam sehat (1)
  2. Senam Sehat Ala Caisar
  3. Snack Pagi
  4. Lomba Tarik Tambang antar BPS Kab/Provinsi Gorontalo
  5. Lomba Mewarnai untuk anak pegawai
  6. Lomba Catur
  7. Lomba Voli
  8. Ramah Tamah
Senam Ala Caisar yang cukup membuat berkeringat dan tentunya diselingi dengan gelak tawa pegawai karena gerakannya yang lucu dan menghibur.
Apel Pembukaan Hari Statistik Nasional 2013 oleh Kepala BPS Provinsi Gorontalo bertempat di BPS Kabupaten Bone Bolango.

Foto bersama Keluarga BPS Kabupaten Boalemo.
Mengerahkan segenap jiwa dan raga saat lomba tarik tambang





Tarik Tambang Putri

Tarik Tambang Putra



Tidak Ketinggalan juga Kepala BPS Provinsi Gorontalo memeriahkan lomba tarik tambang putra
Read More

Monday, September 16, 2013

Memory of 2007 (Bimbel STAN)


Aroma itu masih terasa sangat, saat aku melangkahkan kakiku menuju sebuah ruangan yang isinya penuh dengan anak-anak usia sebayaku yang terlihat smart, bergairah, dan juga modis (gaya anak muda jaman sekarang yakni poni lempar, pandai make up simple n’ chick baju kaos, sepatu kets dan celana jeans serta berkacamata). Agak ciut karena aku hanyalah seorang anak perempuan dengan baju muslim yang mungkin aku tenggelam memakainya dikarenakan tubuhku yang mungil jika dibandingkan dengan teman-teman di usiaku yang menginjak 17th, tanpa make up, berselempang tas hitam yang kubeli waktu masih menduduki bangku SMA yang harganya 30 ribu dan sudah agak usang, sepatu sekolah yang lebih mirip sepatu olga. Mungkin aku lebih mirip anak SMP yang nyasar kali ya [-(. Aku pun berjalan ke arah mereka yang aku ga kenal sama sekali dan mayoritas beragama non muslim. Tapi kubulatkan kembali niatku karena di luar ada seorang ayah setengah baya yang mondar-mandir mengantarkanku untuk memberikan pendidikan terbaik di tengah keterbatasan ekonomi. Ku sadarkan lagi diriku untuk tetap semangat mengikuti pelajaran itu dan siapa tahu hari ini aku menemui teman disini.

Ternyata aku memang bertemu seorang teman lama, teman SD-ku yang dulu dia selalu juara satu dari mulai kelas 1 sampai kelas 6. Kuhendak menyapanya, namun dia bersama teman lelakinya dan kelihatan sibuk. Aku pun mengurungkan niatku dan dia mungkin tidak mengenaliku karena aku sudah berjilbab. Dengan senyum tenang, aku mengikuti pelajaran lagi. Ada cewek berbodi agak bongsor di sebelahku, dia kelihatannya baik. Akupun berkenalan dengannya. Dia anak yang ramah, tapi aku lupa namanya. Senengnya, akhirnya aku mendapat teman hari ini :”).

Setelah pulang dari Bimbel sekolah kedinasan yang menjadi idaman anak seusiaku yang katanya gratis, langsung jadi PNS, dan berkecimpung di bidang keuangan negara itu aku berjalan menuju ayah dan adikku yang lucu yang tengah duduk dekat abang-abang penjual jagung manis. Jagungnya enak, besar dan manis sekali dan sepertinya sekarang aku agak kesusahan menemukan jagung kayak gini. Aku pun makan jagung manis yang kupesan dibubuhi sambal pedas kesukaanku (karena kusuka pedas). Senangnya melepas lelah setelah bimbel dengan makan jagung bakar. Aku bercerita ke ayahku tentang hari ini di bimbel. Kami pun pulang dengan membawakan jagung manis untuk ibu dan adikku yang nomor 2. Masih lekang dalam ingatanku motor yang kami gunakan masih sama kondisinya sampai saat ini (padahal sudah hampir 7 tahun lamanya).

Bimbel ini berlangsung selama 10 hari, masih ada 9 hari lagi yang harus kujalani. Pengajarku ternyata dari Jakarta, dia bertugas di Bali. Di selingan pelajaran dia menceritakan pengalamannya selama bersekolah di Jakarta. Dia agak kaget waktu pas penempatan di Bali, karena di Bali ga ada yang namanya angkot! (mobilitas di Jakarta kemana-mana masih sangat bisa ditempuh dengan angkot maupun bus Trans Jakarta). Yups di Bali angkot sudah punah kayaknya. Yang ada hanya taxi serta ojek yang harganya ga bisa kita tebak. Adanya bus antar kabupaten. Akhirnya mbak pengajar tersebut kredit motor.  

Pelajaran hari ini cukup menempel di otakku, ku melihat ke sekelilingku siapa tahu ada teman yang bisa kuajak kenalan lagi. Eh ga tahunya ada teman SMP-ku yang senantiasa terlihat berdua dengan teman SMP-ku juga, cewek. Alhamdulillah 2 temanku itu juga sudah berjilbab. Aku senang sekali bisa bertemu dengan teman-temanku itu serasa dunia ini sempit (hehehe padahal kan masih di Bali ya??*lebay.com). Kami pun bercerita, dan dia menanyakanku kenapa kok aku ga pernah kelihatan. Ya iyalah kubilang aku sekolah di Jembrana di MAN Negara, mondok pula makanya ga pernah kelihatan sekalinya liburan sekolah juga ga pernah kemana-mana  (maklum anak rumahan). Setelah berbincang-bincang agak lama kami pun pulang. Ayah dan adikku masih setia duduk di sebelah abang-abang penjual jagung manis. Kami pun melahap lagi jagung manis kami.

Sekitar 3 hari bimbel, kami kedatangan seorang anak baru. Amazing! Dia adalah teman kecilku (anaknya teman bapakku) dan teman juga SMP-ku namanya mbak Icha. Dia cantik, manis dan sangat sangat baik hati.  Dia memang lebih tua dariku 1 tahun, dia pindahan waktu pas SMP namun dia sangat ramah kepadaku. Setelah pelajaran usai, aku pun ga segan-segan menyapanya, dan mbak Icha dengan ramah menyambutku. Kami pun berbincang-bincang agak lama tentang sekolah dan sebagainya. Aku bertanya kenapa dia kok telat masuk kelas bimbel. Dia bercerita bahwa sudah seminggu lalu dia sakit DB dan harus rawat inap di rumah sakit. (Kasihan mbak Icha pikirku). Tapi setelah beriba-iba aku pun kembali semangat dan menyemangatinya karena telah sembuh dari DB. Hmm senangnya hari ini, aku bisa bertemu dengan orang yang sangat baik hati. Pulangnya aku pun bercerita dengan ayahku kalau hari ini aku bertemu dengan mbak Icha.

Esok harinya aku duduk di samping mbak Icha dan temannya (aku lupa namanya), kami pun membahas yang diajarkan pemateri. Aku ingat di sebelah mbak Icha ada lagi teman yang berkenalan dengannya dan sepertinya dia suka pada mbak Icha. Tapi mungkin hanya gurauan seorang anak laki-laki kepada anak gadis di masa remaja. Dia sangat suka menggoda mbak Icha dengan gurauan-gurauan yang juga membuatku tertawa. Ada-ada saja ulahnya. :D. Hari ini pulangnya aku diantar mbak Icha pulang naik motornya. Kebetulan hari ini ayahku ga bisa ngantar karena lagi ada urusan. Ngerepotin mbak Icha aja nih ‘kataku. Sampai di rumah aku bercerita pada ibuku kalo hari ini mbak Icha yang mengantarku pulang. Ibuku sangat senang karena dulunya ibuku sering mengantarkanku ke rumah mbak Icha sewaktu kecil. Hmm masa-masa yang indah.

Ga terasa sudah di penghujung hari bimbelku. Kita ada evaluasi gitu tentang materi yang sudah dipelajari. Ada test yang mana testnya mirip seperti test STAN yang sebenarnya, kami diberi LJK dan beberapa lembar soal. Aku pun mengerjakannya dengan tenang karena soal-soalnya mirip banget seperti soal tahun lalu (mungkin cuma dirubah nomornya pikirku). Setelah selesai ujian, esoknya pengumuman hasil ujiannya. Amazing! Ternyata aku di peringkat pertama, aku ga nyangka banget soalnya teman-temanku di Bimbel itu aku ga raguin adalah orang yang pinter-pinter dan asal SMA negeri (maklum SMA lebih menonjol dan lebih banyak di Bali dibandingkan Madrasah Aliyah). Alhamdulillahirobbil’alamiin Ya Allah hamba ga nyangka akan dapat peringkat satu. Meskipun ini baru test bimbel tapi lebih memacu semangatku untuk test yang sesungguhnya. Mbak Icha juga memberi ucapan selamat kepadaku, dan seseorang yang tersenyum kepadaku dari kejauhan. Aku mengernyitkan dahiku dan tersenyum simpul juga.

Aku pun memberi tahu ayahku tentang hal ini. Ayahku bilang ‘Alhamdulillah ya Ka, mudah-mudahan kamu juga lulus test sesungguhnya’. Aamiin yaa Robbal’Alamiin. Makasih ya pak. Walaupun cuma 10 hari, aku bangga bisa membawa nama almamaterku MAN Negara di bimbel itu. Allahumma Asyhadu Allaa Ilaaha Illaa Anta, Subhanaka Innii Kuntum Minadzhdzhoolimiin. Doa Nabi Yunus yang diamanatkan dari Datukku pun terus kuucapkan berulang-ulang. Hari-hari yang indah, terima kasih Ya Allah. :) 

By: Monice
Sumber gambar: Simpang Enam, Teuku Umar, Denpasar hasil jepretan sendiri.





Read More

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Pengunjung Blog

Labels

A EKMET (1) A MACRO (1) A MATEK (1) A MENULIS (1) A MICRO (1) ENGLISH (13) ISLAMI (9) KISAH (24) KUE (2) KULINER (3) LEARNING (23) Menjahit (6) MONICLENS (8) MY CREATION (12) MY LOVELY FAMILY (17) NGAJI (1) NOSTALGIA (14) PUISI (7) RESENSI FILM (6) STORY (38) TAJWID (1) TESTIMONI (2) TIPS dan TRICK (16) TRAVELLING (40) TSAQOFAH (1) Umar (9)

Alih Bahasa

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Monica Oktavina. Powered by Blogger.

Blog Archive

Flag Counter

Flag Counter

About Blogger

Hello guys, I am a mother of two kids, hopefully this blog useful for you, do not forget to follow this blog to get more information ^_^ (Instagram: moniceoktavina12. Youtube: Monica Oktavina) Contact Us: moniceoktavina@gmail.com

PRIVACY POLICY

Copyright © Monice and Family | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com