Tempat tisu dari flanel ini q buat saat menjelang idul fitri tahun lalu di rumahku (Denpasar, Bali). Iseng-iseng bersama 2 adikku yang cakep2. :D |
Alkisah ada seorang ikhwan datang untuk berta'aruf dengan seorang akhwat dimana maksud dan tujuan ikhwan itu adalah untuk membangun rumah tangga mengarungi bahtera kehidupan, menyelami asam, pahit, getir dan manisnya kehidupan.
Ketika pengajuan ta'aruf itu sampai, hati sang akhwat pun bergetar, dia tidak menyangka bahwa akan secepat ini datang seorang laki-laki yang sholeh yang siap menjadi imamnya. Akhwat pun bimbang..dalam hatinya berkata "Apa yang q cari dari lelaki ini?Dia hanyalah seorang pemuda biasa dengan kondisi perekonomian yang biasa2". Dan pada saat itu sang akhwat memang memiliki standar yang sangat tinggi dalam penyeleksian calon pendamping hidupnya.
Tak ada yang terlalu menarik dari sang ikhwan. Dia hanyalah seorang lelaki biasa dengan kebiasaannya yang biasa2 saja. Akhirnya tibalah hari dimana sang akhwat bertemu dengan sang ikhwan lewat MR mereka masing-masing. Disitu sang akhwat mengajukan beberapa pertanyaan kepada sang ikhwan:
Yang aq cari dari hidup ini hanyalah keridhoan Allah SWT saja, aq hidup hanya agar aq bisa bermanfaat bagi orang lain. Dan untuk pertanyaan terakhir aq tidak bisa menjanjikan bahwa kamu akan bahagia denganku tapi aq akan memberikan yang terbaik dariku untukmu.
Sang akhwat pun tersenyum simpul. Ta'aruf pun selesai.
Sang ikhwan menunggu jawaban sang akhwat, dilihatnya HPnya namun tidak ada tanda2 munculnya pemberitahuan apakah ia diterima atau tidak oleh sang akhwat. Sang ikhwan hanya bisa pasrah dalam hatinya berkata "Ya Allah jika memang dia jodohku bukakanlah pintu hatinya supaya dia bisa memantapkan hatinya untuk mendampingiku".
Bulan Ramadhan pun datang, sang ikhwan semakin gencar2nya beribadah kepada Allah, dia tidak pernah absen untuk sholat di masjid karena itu sudah menjadi kebiasaannya. Bahkan dia mengkhatamkan Al Qur'an dalam 1 minggu.
Di sisi lain, sang akhwat sangat bimbang dia tidak tahu apakah dia mw terima atau tidak lamaran sang ikhwan ini. Tapi jawaban2 sang ikhwan atas pertanyaan2nya tempo lalu selalu terngiang-ngiang di kepalanya. Akhirnya dia beristikhoroh dalam sebuah solat malam yang panjang diiringi alunan syahdu suaranya yang mengagungkan ayat-ayat suci Al-Quran.
" De' hati2 nanti kamu terpeleset sayang...", "iya mas bentar ni lagi benerin sepatu nih, tungguin, mas jalannya jangan cepet2 ntar kaki ade' lecet", "iya iya mas tungguin".....sayup-sayup suara itu manjadi alunan romantisme yang begitu indah. Ya sang akhwat telah menerima lamaran sang ikhwan. Lelaki biasa yang benar2 menjadi seorang imam bagi sang akhwat, seorang ikhwan yang selalu membuatnya tersenyum dan tertawa, seorang ikhwan yang selalu berada di sisinya dalam senang maupun susah, dan seorang ikhwan yang amanah dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang suami..............^_^
Ketika pengajuan ta'aruf itu sampai, hati sang akhwat pun bergetar, dia tidak menyangka bahwa akan secepat ini datang seorang laki-laki yang sholeh yang siap menjadi imamnya. Akhwat pun bimbang..dalam hatinya berkata "Apa yang q cari dari lelaki ini?Dia hanyalah seorang pemuda biasa dengan kondisi perekonomian yang biasa2". Dan pada saat itu sang akhwat memang memiliki standar yang sangat tinggi dalam penyeleksian calon pendamping hidupnya.
Tak ada yang terlalu menarik dari sang ikhwan. Dia hanyalah seorang lelaki biasa dengan kebiasaannya yang biasa2 saja. Akhirnya tibalah hari dimana sang akhwat bertemu dengan sang ikhwan lewat MR mereka masing-masing. Disitu sang akhwat mengajukan beberapa pertanyaan kepada sang ikhwan:
- Apa yang kau cari dari hidup ini?
- Kamu hidup untuk apa?
- Apa yang bisa kau berikan padaku kelak nanti jika kamu menikahi aku?
Yang aq cari dari hidup ini hanyalah keridhoan Allah SWT saja, aq hidup hanya agar aq bisa bermanfaat bagi orang lain. Dan untuk pertanyaan terakhir aq tidak bisa menjanjikan bahwa kamu akan bahagia denganku tapi aq akan memberikan yang terbaik dariku untukmu.
Sang akhwat pun tersenyum simpul. Ta'aruf pun selesai.
Sang ikhwan menunggu jawaban sang akhwat, dilihatnya HPnya namun tidak ada tanda2 munculnya pemberitahuan apakah ia diterima atau tidak oleh sang akhwat. Sang ikhwan hanya bisa pasrah dalam hatinya berkata "Ya Allah jika memang dia jodohku bukakanlah pintu hatinya supaya dia bisa memantapkan hatinya untuk mendampingiku".
Bulan Ramadhan pun datang, sang ikhwan semakin gencar2nya beribadah kepada Allah, dia tidak pernah absen untuk sholat di masjid karena itu sudah menjadi kebiasaannya. Bahkan dia mengkhatamkan Al Qur'an dalam 1 minggu.
Di sisi lain, sang akhwat sangat bimbang dia tidak tahu apakah dia mw terima atau tidak lamaran sang ikhwan ini. Tapi jawaban2 sang ikhwan atas pertanyaan2nya tempo lalu selalu terngiang-ngiang di kepalanya. Akhirnya dia beristikhoroh dalam sebuah solat malam yang panjang diiringi alunan syahdu suaranya yang mengagungkan ayat-ayat suci Al-Quran.
" De' hati2 nanti kamu terpeleset sayang...", "iya mas bentar ni lagi benerin sepatu nih, tungguin, mas jalannya jangan cepet2 ntar kaki ade' lecet", "iya iya mas tungguin".....sayup-sayup suara itu manjadi alunan romantisme yang begitu indah. Ya sang akhwat telah menerima lamaran sang ikhwan. Lelaki biasa yang benar2 menjadi seorang imam bagi sang akhwat, seorang ikhwan yang selalu membuatnya tersenyum dan tertawa, seorang ikhwan yang selalu berada di sisinya dalam senang maupun susah, dan seorang ikhwan yang amanah dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang suami..............^_^
By: Monica
0 komentar:
Post a Comment