Read More

Slide 2 Pulo Cinta

Wisata Pulo Cinta Boalemo
Read More

Slide 3 Pulo Cinta

Wisata Pulo Cinta Boalemo
Read More

Slide 4 Pulo Cinta

Wisata Pulo Cinta Boalemo
Read More

Slide 5 Pulo Cinta

Wisata Pulo Cinta Boalemo
Read More

Slide 6 Pulo Cinta

Wisata Pulo Cinta Boalemo

Wednesday, June 30, 2021

Cara Efektif Mengurangi Kecanduan Musik

 Assalamu'alaikum Wr Wb

Pernah ga sih kalian misalnya lagi galau, seneng, sedih, terus healing yourself dengan ngedengerin musik. Dari dulu sampai sekarang musik memang sangat digandrungi oleh berbagai kalangan. Semua genre musik dengan berbagai usia dan situasi ada. Lagu bergenre cerita cinta, lagu seorang kekasih yang merindukan pasangannya, lagu ketika ditinggal pasangan, lagu berharap sesuatu yang ga mungkin, dsb. Semuanya 

A-D-A

Terlebih beberapa aplikasi sosial media menyajikan musik sebagai fasilitas untuk menjaring generasi muda untuk semakin menikmatinya. Lagu-lagu pun tidak terbatas pada produk lokal. Pun yang berasal dari LN juga semakin digandrungi muda-mudi kita. Sebagai contoh K-pop, barat yang mungkin mereka sendiri tidak tahu artinya tetapi dengan musik, tidak dipungkiri banyak yang diam-diam tangannya ikut goyang sambil joget-joget, ya ga sih?

Jujur, berdasarkan pengalaman saya, ketika kita sedang berada pada suasana hati misalnya sedang sedih kemudian mendengarkan lagu-lagu melankolis. Maka kesedihan itu akan semakin menjadi-jadi, dan seperti ada hawa panas di punggung, awalnya memang makin sedih, tapi lama-lama ilang. Tapi nyadar ga sih kalo sedihnya itu membekas? Beda halnya ketika kita dengerin murottal, adeeemmm gitu..

Memang kalau misalnya sudah kecanduan sama musik, hampir tiada hari tanpa musik. Padahal dengan mendengarkannya mungkin merupakan sebuah hal yang sia-sia apalagi jika sampai menunda-nunda sholat. Sebagai contoh, ada seorang perempuan yang galau menyukai lawan jenisnya, dia pun memutar-mutar lagu yang berhubungan dengan perasaannya, sampai ketika diputar lagu tersebut yang dia ingat adalah kekasih hatinya itu. Sampai-sampai hati dan fikirannya selalu berkutat dengan hal itu saja. Purpose dia misalnya sebagai murid atau mahasiswa menjadi terbengkalai. Lagu dan musik tersebut membuatnya semakin mencintai kalau sekarang mungkin bisa dibilang Bucin ya..

Terkait hukumnya, para ulama berbeda pendapat tentang hal ini (mungkin bisa search atau lihat ceramah ustadz yang membahas ini karena sy takut salah dalam menyampaikan). Tetapi yang saya baca, jika musik bisa membuat seseorang semakin lalai, bermaksiat dan semakin lupa akan Rabb-Nya, maka harus ditinggalkan. Wallahu a'lam. Oh ya, saya punya beberapa tips untuk mengurangi kecanduan musik:

1. Perbanyak mendengarkan murottal

2. Perbanyak istighfar dan mengaji Al-Qur'an

3. Kita bisa mengganti mendengarkan radio yang berisikan syiar-syiar Islam. Kalau saya biasanya dengerin Tarbiyah Sunnah yang isinya kajian-kajian interaktif membahas kehidupan dari sudut pandang Islam.

4. Fokus kepada hal-hal yang menjadi prioritas kita. Kita bisa sharing hal-hal yang bermanfaat ke orang lain, di masa pandemi kayak gini mungkin bisa nge-blog, nge-vlog ataupun forward sesuatu yang membuat orang lain ingat kepada Allah. Kalau saya lebih ingin fokus ngurus anak-anak. Apalagi usia mereka sudah masuk usia sekolah, banyak Pe-er saya untuk menyelaraskan milestone mereka sesuai dengan usianya. Sudah menjadi tanggung jawab saya untuk mengajari mereka dan memberikan pendidikan yang terbaik.

Saya pernah berada di posisi termelankolis setelah mendengarkan musik. Dan membuat memikirkan hal-hal yang seharusnya tidak dipikirkan. Alhamdulillah, saya sekarang sudah mulai mengurangi mendengarkan musik.  Buat temen-temen yang masih "candu" akan musik saya doakan bisa segera terlepas dari hal itu ya. Kita bisa kok hidup tanpa ketergantungan musik, semangaaaaat...............



Read More

Tuesday, June 15, 2021

The Little Candies (Part 4-end)

"Jangan panggil saya pak, panggil saja mas Rey"..lagian muka saya ga tua-tua amat kan?

"Oh iya pak, eh maksud saya mas.."

"Jadi, sekarang mas Rey yang akan membimbing saya mengerjakan skripsi saya?"

"Sebenarnya sih itu bukan tugas saya..cuma berhubung topik skripsi kamu berhubungan dengan tesis saya, so why not?"

"Baik terima kasih pak, eh maksud saya terima kasih mas.."

*Potongan memori manis itu masih membekas di ingatan Mischa...*

*****

Dear Rey..

Tidak mungkin aku bisa menjelaskan tentang semuanya..

Semua terjadi begitu saja..

Dan kini aku merindukanmu..

Setelah semua yang kita lalui bersama..

Oke bukan kita tetapi aku..

Aku yang terlalu nyaman denganmu..

Mungkin kau tahu..

Tapi aku tidak ingin kau tahu..

Terlebih ketika aku tahu bahwa..

Ada hati yang harus kau jaga..

Mungkin kamu dikirim Tuhan untuk membantuku..

Dengan semua permasalahanku..

Dan mengajarkanku menjadi pribadi yang lebih dewasa..

Mengajarkanku hingga aku bisa meraih semua impian-impianku..

Sampai kurasakan ada benih yang aku tidak tahu asal muasalnya..

Yang semakin tumbuh sempurna dari hari ke hari..

Dan tugasku sekarang adalah menebangnya..

Aku tidak mungkin memelihara perasaan yang tidak mungkin aku dapatkan..

Aku juga tidak mau melukai orang lain..

Rey..

Kamu akan tetap berada di sisi lain hati ini..

Sisi lain hati yang mengagumimu tanpa pernah bisa memilikimu..

Sampai kapanpun..

*****

Lorraine,

de qui t'aime


[The End]

The Little Candies (Part 1)

The Little Candies (Part 2)

The Little Candies (Part 3)

--------------------------------------------------------------------------

[Ini adalah karya fiksi pertama saya, jika terdapat kesamaan nama atau kejadian adalah suatu hal yang tidak disengaja.]

Alhamdulillah selesai juga, ternyata bikin cerbung itu ga semudah yang saya kira. Ga kebayang kalo bikin novel berjilid-jilid ya guys..Tapi ga papalah, jadi memang di blog saya ada kategori Nightstories biar kalian ga bosen baca blog ini, hehe. Overall, mungkin rencana nanti ga dibikin part-part kali ya, biar saya juga mikirnya ga capek, wkwk. Jika kalian ada ide tentang tema nightstories bisa komen di kolom komentar ya. Terus biar kalian bisa dapat notifikasi blog ini di email kalian, jangan lupa di follow ya guys. Thank You, Arigatou, Syukron☺

Monice



Read More

Wednesday, June 09, 2021

The Little Candies (Part 3)

Pagi ini adalah jadwal pembagian IPK kumulatif di semester 6, rasanya aku sudah ga bersemangat karena masih terbayang-bayang nilai tugas kemarin..Masih terbayang wajah Pak Rey yang menolak revisi tugas akhirku..

But life must go on..

Notifikasi email masuk, ini adalah saat-saat mendebarkan. Walaupun aku tahu akan jadi apa akumulasi nilai IPK ku. Setelah 5 semester aku lewati dengan nilai IPK tanpa nilai C...

Aku belum berani membuka email itu, setelah beberapa kali aku lihat notifikasi itu. Sepertinya aku perlu menenangkan diri sejenak..Aku melihat ke luar jendela, di luar ada anak-anak sedang berlarian.."Betapa cerianya anak-anak itu, seakan tidak ada beban hidup di kepala mereka, yang mereka tahu makan, tidur dan main..". Aku mulai memutar otakku mengingat belasan tahun silam, saat masih kecil. Begitu bahagia, walaupun masih terngiang kata-kata yang sering terlepas dari mulutku "Seandainya aku udah gede nanti kayak gimana ya, pengen banget cepet-cepet gede biar bisa ngebahagiain ortu...". Glek, kalau inget kata-kata itu aku langsung berkaca pada diriku yang sekarang. Disini berdiri seorang perempuan yang terlalu berambisi mengejar cumlaude, bahkan belum menemukan esensi kuliah itu sendiri. Mau jadi apa nanti, apakah bisa ngebahagiain ortu apa engga..Hmm, aku ga boleh down cuma gara-gara Pak Rey. 

Setengah jam kemudian, aku memberanikan diri membuka email itu..dan jeng jeng..

"Wait, ini seriusan, Ya Allah ini beneran IPK-ku?"

Mata gadis itu berbinar, nilai IPK nya bahkan lebih besar dibandingkan nilai IPK semester kemarin. Dan yang paling penting, dia tidak melihat nilai C!!

Apa salah ya? Bukannya nilai tugasku kemarin dapet C bulet, ini kenapa nilai kumulatifnya malah B+?

Antara seneng bercampur penasaran Mischa langsung menyambar Handphonenya untuk menelepon Pak Rey, dia hanya mau memastikan apakah itu fatamorgana atau bukan..

"Assalamu'alaikum pak, maaf sebelumnya ini saya mau tanya apa betul nilai IPK kumulatif sy untuk matkul Ilmu Ekonomi B+? Bukannya nilai tugas akhir saya C ya pak?"

"Wa'alaikumsalam, ngomongnya agak pelan dikit bisa ga? Kamu habis marathon ya?"

"Pak, sy serius nanya pak? Takutnya nilai ini bakal berubah"

"Ya saya juga serius ga bercanda, ya kamu bisa lihat sendiri nilainya, untuk nilai tugas yang kemarin kata Pak Rahmad memang bobotnya besar, tapi lebih besar lagi bobot ketika bisa menjelaskan mata kuliahnya dengan baik dan jelas. Jadi nilai itu ya karena usahamu sendiri Mis, that's never lie.."

"Oh gitu, [senyum sumringah], makasih ya pak..kalau gitu sy pamit dulu, wassalamu'alaikun"

"Wa'alaikumsalam wr wb"

Yessssss!!! Ya Allah, aku seneng banget, ga sabar rasanya pengen ngabarin mama sama ayah. Seneng banget udah bikin mereka ga kecewa. Alhamdulillah Ya Allah...

***

*bersambung*

The Little Candies (Part 1)

The Little Candies (Part 2)

--------------------------------------------------------------------------

[Ini adalah karya fiksi pertama saya, jika terdapat kesamaan nama atau kejadian adalah suatu hal yang tidak disengaja.]

Monice

Read More

Sunday, June 06, 2021

The Little Candies (Part 2)

Gerimis..
Jam menunjukkan pukul 00.30, kulangkahkan kakiku untuk menunaikan sholat tahajud. Tak seorang pun tempatku bercerita selain Rabb-ku...
***
"Malam ini sepertinya aku harus begadang menyelesaikan semuanya". 
Ditemani secangkir kopi, Rey mulai memeriksa tugas-tugas dari mahasiswanya. Besok adalah jadwal Rey untuk memberikan kelas, dia harus memastikan semua nilai tugas yang dia periksa diserahkan kepada Pak Rahmad, Dosen jurusan Ilmu Ekonomi. 
"Wait, file Mischa masih yang lama? Bukannya saya sudah menyuruh dia untuk mengirim file revisi?"
***

"Eh girls, lu pada udah liat belum nilai tugas akhir kita? Pak Rey ngasih kita nilai tinggi-tinggi ya, gua seneng banget loh.."
"Iya, tapi Mis, kamu kok nilainya kecil sendiri sih"
"Serius? gua belum lihat nilainya.."
"Ada tuh di grup angkatan..mending lu klarifikasi gih, kali aja nilainya masih bisa berubah.."
     Mischa pun mendownload file nilai matkul Pak Rahmad. Benar saja, Pak Rey memberikan nilai B ke atas untuk banyak mahasiswa, dan hanya Mischa yang mendapat nilai C bulet. Karena bobot dari nilai tugas akhir mandiri ini lumayan besar, jadi sangat berpengaruh sama nilai matkul satu ini. Jika diakumulasi nilai Mischa sekitar C+, dan satu-satunya C+ yang akan dia dapatkan dari semua mata kuliah. Mischa terbengong-bengong ngelihat nilainya. "Ga bisa dibiarin nih, aku harus klarifikasi ke Pak Rey"

Mischa, mendatangi ruangan Pak Rey. 
"Maaf pak, saya mau tanya terkait nilai tugas akhir saya, nilai saya kok C ya pak?"
"Kamu sudah cek file terakhir yang kamu kirim ke saya? Itu alasan saya memberikan kamu nilai C"
Mischa mengecek kembali file terakhir yang dia kirim ke Pak Rey, dan ternyata file yang dia kirim adalah file lama yang masih belum direvisi. 
"Ya ampun, maaf pak, saya salah kirim file saya..apa ga bisa saya kirim ulang pak, please pak.."
"Saya sudah memberikan jangka waktu seminggu untuk revisi. Dan kamu menyia-nyiakan kesempatan itu" ujar Pak Rey.
"Tapi pak...."
"Sudah Mischa, kamu bisa memperbaiki kesalahan kamu di semester selanjutnya, keputusan ini sudah bulat dari Pak Rahmad dan tidak bisa diganggu gugat, silahkan kamu kembali ke kelas kamu". tegas Pak Rey.
Muka Mischa langsung berubah, "iiiiih asdos nyebelin, baru juga jadi asdos gimana kalo jadi dosen beneran, sok penting banget sih!!!!!!"  gumam Mischa dalam hati. Mischa langsung keluar dari ruangan Pak Rey sambil menahan tangisnya bercampur rasa kesal di dalam hatinya. Gimana aku bisa dapet cumlaude kalo kayak gini caranya. "Pak Rey nyebeliiin!!!!!!!!!!"
Mischa mencoba menahan amarahnya, kemudian dia menuju kosannya yang ga jauh dari kampusnya. Mischa langsung mencari bantalnya sambil menangis sesenggukan. "Lagian aku harusnya kirim file yang revisi, kenapa pake acara salah kirim segala sih, ya sebenernya ga salah Pak Rey juga sih..tapi kan harusnya dia mau dong nerima file revisi aku yang terakhir, sebel.."

Jam menunjukkan pukul 13.00, hari ini adalah hari terakhir Pak Rey mengajar menggantikan Pak Rahmad, berat rasanya melangkahkan kaki ke kelas itu, tapi pantang bagiku melewati matkul tanpa alasan yang syar'i..
Pak Rey memulai mengajar seperti biasa, dengan menunjuk salah satu di antara kita. "Ya, coba jelaskan pelajaran minggu kemarin...Mischa", 
"Mischa, kamu dengar saya kan?!, Mischaa.."
"Oh iya maaf pak,"
"Kamu melamun ya?" Bergeming tanpa jawaban.
"Sekarang coba jelaskan pelajaran minggu kemarin"
"BAIK PAK"
Mischa pun menjelaskan secara detail pelajaran minggu lalu. Ingatan Mischa lumayan tajam terlebih lagi, setelah Mischa memperoleh private call dengan Pak Rey, Mischa benar-benar menguasainya materi itu..
"Demikian penjelasan saya, lebih dan kurangnya saya minta maaf".
"Okey, sekarang kita lanjut ke materi selanjutnya dan ini merupakan materi terakhir..."Ujar Pak Rey tanpa menanggapi penjelasan Mischa.

*bersambung*

The Little Candies (Part 1)

The Little Candies (Part 3)

--------------------------------------------------------------------------

[Ini adalah karya fiksi pertama saya, jika terdapat kesamaan nama atau kejadian adalah suatu hal yang tidak disengaja.]

Monice







Read More

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Pengunjung Blog

Labels

A EKMET (1) A MACRO (1) A MATEK (1) A MENULIS (1) A MICRO (1) ENGLISH (13) ISLAMI (9) KISAH (24) KUE (2) KULINER (3) LEARNING (23) Menjahit (6) MONICLENS (8) MY CREATION (12) MY LOVELY FAMILY (17) NGAJI (1) NOSTALGIA (14) PUISI (7) RESENSI FILM (6) STORY (38) TAJWID (1) TESTIMONI (2) TIPS dan TRICK (16) TRAVELLING (40) TSAQOFAH (1) Umar (9)

Alih Bahasa

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Monica Oktavina. Powered by Blogger.

Blog Archive

Flag Counter

Flag Counter

About Blogger

Hello guys, I am a mother of two kids, hopefully this blog useful for you, do not forget to follow this blog to get more information ^_^ (Instagram: moniceoktavina12. Youtube: Monica Oktavina) Contact Us: moniceoktavina@gmail.com

PRIVACY POLICY

Copyright © Monice and Family | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com