Assalamu'alaikum Wr Wb
Pernah ga sih kalian misalnya lagi galau, seneng, sedih, terus healing yourself dengan ngedengerin musik. Dari dulu sampai sekarang musik memang sangat digandrungi oleh berbagai kalangan. Semua genre musik dengan berbagai usia dan situasi ada. Lagu bergenre cerita cinta, lagu seorang kekasih yang merindukan pasangannya, lagu ketika ditinggal pasangan, lagu berharap sesuatu yang ga mungkin, dsb. Semuanya
A-D-A
Terlebih beberapa aplikasi sosial media menyajikan musik sebagai fasilitas untuk menjaring generasi muda untuk semakin menikmatinya. Lagu-lagu pun tidak terbatas pada produk lokal. Pun yang berasal dari LN juga semakin digandrungi muda-mudi kita. Sebagai contoh K-pop, barat yang mungkin mereka sendiri tidak tahu artinya tetapi dengan musik, tidak dipungkiri banyak yang diam-diam tangannya ikut goyang sambil joget-joget, ya ga sih?
Jujur, berdasarkan pengalaman saya, ketika kita sedang berada pada suasana hati misalnya sedang sedih kemudian mendengarkan lagu-lagu melankolis. Maka kesedihan itu akan semakin menjadi-jadi, dan seperti ada hawa panas di punggung, awalnya memang makin sedih, tapi lama-lama ilang. Tapi nyadar ga sih kalo sedihnya itu membekas? Beda halnya ketika kita dengerin murottal, adeeemmm gitu..
Memang kalau misalnya sudah kecanduan sama musik, hampir tiada hari tanpa musik. Padahal dengan mendengarkannya mungkin merupakan sebuah hal yang sia-sia apalagi jika sampai menunda-nunda sholat. Sebagai contoh, ada seorang perempuan yang galau menyukai lawan jenisnya, dia pun memutar-mutar lagu yang berhubungan dengan perasaannya, sampai ketika diputar lagu tersebut yang dia ingat adalah kekasih hatinya itu. Sampai-sampai hati dan fikirannya selalu berkutat dengan hal itu saja. Purpose dia misalnya sebagai murid atau mahasiswa menjadi terbengkalai. Lagu dan musik tersebut membuatnya semakin mencintai kalau sekarang mungkin bisa dibilang Bucin ya..
Terkait hukumnya, para ulama berbeda pendapat tentang hal ini (mungkin bisa search atau lihat ceramah ustadz yang membahas ini karena sy takut salah dalam menyampaikan). Tetapi yang saya baca, jika musik bisa membuat seseorang semakin lalai, bermaksiat dan semakin lupa akan Rabb-Nya, maka harus ditinggalkan. Wallahu a'lam. Oh ya, saya punya beberapa tips untuk mengurangi kecanduan musik:
1. Perbanyak mendengarkan murottal
2. Perbanyak istighfar dan mengaji Al-Qur'an
3. Kita bisa mengganti mendengarkan radio yang berisikan syiar-syiar Islam. Kalau saya biasanya dengerin Tarbiyah Sunnah yang isinya kajian-kajian interaktif membahas kehidupan dari sudut pandang Islam.
4. Fokus kepada hal-hal yang menjadi prioritas kita. Kita bisa sharing hal-hal yang bermanfaat ke orang lain, di masa pandemi kayak gini mungkin bisa nge-blog, nge-vlog ataupun forward sesuatu yang membuat orang lain ingat kepada Allah. Kalau saya lebih ingin fokus ngurus anak-anak. Apalagi usia mereka sudah masuk usia sekolah, banyak Pe-er saya untuk menyelaraskan milestone mereka sesuai dengan usianya. Sudah menjadi tanggung jawab saya untuk mengajari mereka dan memberikan pendidikan yang terbaik.
Saya pernah berada di posisi termelankolis setelah mendengarkan musik. Dan membuat memikirkan hal-hal yang seharusnya tidak dipikirkan. Alhamdulillah, saya sekarang sudah mulai mengurangi mendengarkan musik. Buat temen-temen yang masih "candu" akan musik saya doakan bisa segera terlepas dari hal itu ya. Kita bisa kok hidup tanpa ketergantungan musik, semangaaaaat...............
0 komentar:
Post a Comment