Read More

Slide 2 Pulo Cinta

Wisata Pulo Cinta Boalemo
Read More

Slide 3 Pulo Cinta

Wisata Pulo Cinta Boalemo
Read More

Slide 4 Pulo Cinta

Wisata Pulo Cinta Boalemo
Read More

Slide 5 Pulo Cinta

Wisata Pulo Cinta Boalemo
Read More

Slide 6 Pulo Cinta

Wisata Pulo Cinta Boalemo

Saturday, December 30, 2023

Jodoh Pasti Bertemu (2)

Saat bulan menerangi gelapnya malam dan membuat suasana malam yang tentram, tetapi tidak dengan perasaan gadis itu. Hatinya bergejolak dan terus memikirkan sosok itu semalaman. Padahal menurutnya rasa itu sudah lama hilang, dan dia sebenarnya berharap rasa itu tidak akan pernah kembali. Tetapi, kemunculannya kembali membuatnya tak bisa tenang..

Keesokan harinya, dia berusaha untuk mempersiapkan bahan yang akan dipaparkannya saat meeting. Keluh kesah client harus terbayarkan dengan strategi dan proposal yang sudah dia siapkan dijauh-jauh hari. Alhamdulillah hari itu berjalan dengan lancar, dan tentunya dia sudah cukup tenang karena sosok itu sudah tidak ada lagi di ruangan itu. Sepertinya dia sudah pergi, atau hanya datang untuk checking situation saja. 

Gadis itu pun membereskan perlengkapannya dan bersiap-siap untuk pulang. Jam sudah menunjukkan pukul setengah 12 siang, masih ada waktu untuk bersiap sholat sebelum melakukan perjalanan kembali. Gadis itu menuju ke arah mushola, dan....

*Deg

Dia berpapasan dengan sosok itu..

Karena sudah tertangkap basah, gadis itu spontan tersenyum.

"Hey" "Lama ya ga keliatan, gimana kabarnya?"

"Ba..baik" "Oh iya mengenai soal waktu itu, saya minta maaf.."

Sosok itu hanya membalas dengan senyumannya. 

Gadis itu berkata lagi

"Saya duluan yah.."

Akhirnya mereka pun berpisah..Gadis itu berusaha untuk mengendalikan kegugupannya. Matanya berkaca-kaca. Rasanya seperti mimpi bisa berpapasan dan berkomunikasi lagi dengan sosok itu, meskipun hanya beberapa detik..

(bersambung)



Read More

Jodoh Pasti Bertemu

Gadis itu menoleh ke sekeliling meja bulat yang sudah diatur sedemikian rupa untuk acara itu. Berharap akan datangnya sesosok yang dia rindukan selama empat musim. Tetapi dia tahu sepertinya mustahil, karena seseorang yang telah mengikuti acara sebelumnya tidak akan hadir dalam acara yang sama meskipun di tempat yang berbeda.

Sepertinya juga she's lost her feeling. That's why she must be focused on that occasion. Sebenarnya dia hanya ingin mengutarakan sesuatu yang dalam beberapa bulan ini mengganjal batinnya. Hari ini adalah meeting yang seharusnya bukan dihadiri olehnya. Hanya saja atasannya mengubah schedulenya sehingga dia yang ditugaskan untuk menghadirinya. Suasana sepi dan hening..karena client-client kantornya bukan client lama tetapi baru. 

Setelah duduk selama setengah jam, kemudian dia meminum seteguk air putih hangat yang ada di depannya. Untuk menenangkan pikirannya tentang tantangan yang akan dia hadapi. Sesaat kemudian, dia teringat catatan yang lupa dia bawa, dia pun mengangkat mukanya dan berusaha mengingat-ngingat dimana dia menaruh. Mungkin saja tertinggal di kamarnya...

Tak lama gadis itu mencari, melihat ke sekitar, setelah beberapa saat, lalu ia menundukkan pandangannya...hatinya berdegup kencang.
Sosok itu tepat berada di depannya! lurus searah jarum jam. Perasaannya semakin bergejolak. Dia menghela nafas panjang..
"Kenapa dia ada di sini?"
Pikirannya semakin tak menentu, akhirnya dia memutuskan untuk izin sebentar dari ruangan itu.

"It's impossible !!"
Dia berusaha untuk melawan semua emosi dalam hatinya. Kemudian, dia kembali ke kursinya dan berusaha menenangkan pikirannya. Tenang..it will be fine, nothing be happened. Matanya berkaca-kaca, antara gugup dan kerinduan yang membuncah..

Gadis itu berusaha untuk berkonsentrasi, tapi dia tak kuasa untuk sesekali melihat sosok itu dari kejauhan. Masih begitu menawan hatinya. Sampai akhirnya dia cukup terbiasa dengan keadaan itu dan menyimak acara meeting tersebut dengan baik. 

Usai kegiatan itu bukan kelegaan yang dia dapatkan, tetapi rasa penasaran yang tak dapat dia bendung. Ada yang ingin dia sampaikan....hanya saja dia berharap bertemu bukan krn sebuah komunikasi, karena jelas itu tidak mungkin. Tetapi karena Allah yang mempertemukan mereka..

***lagu Afghan bersenandung**

Jika aku bukan jalanmu, ku berhenti mengharapkanmu..
Jika aku memang tercipta untukmu, ku kan memilikimu...
Jodoh pasti bertemu..

(bersambung)

Read More

Sunday, September 17, 2023

Yudisium 2023



Maasyaa Allah tabarokallah, alhamdulillah hari yang dinanti yaitu pengumuman kelulusan melalui yudisium tiba. Hari yang bersejarah bagi kami, setelah kami menempuh pendidikan selama 2 tahun di PPIE UI. Perjalanan yang menguras otak dan emosional bahkan air mata akhirnya terbayarkan semua lelah itu ketika kami dinyatakan LULUS...

Terima kasih bapak ibu dosen, dan juga saling support teman-teman semua sehingga kita bisa melewatinya. Semoga ilmu yang kita dapatkan bermanfaat. Amiin Ya Robbal'alamiin..


Kelas B



Angkatan 2021

Pelepasan Kelulusan




(1:48)

Read More

Monday, July 17, 2023

Hidayah

 Bismillah..

Alhamdulillah, kita masih diberikan nikmat iman dan islam oleh Allah SWT. Semoga Allah senantiasa menjaga iman dan islam kita. Aamiin ya robbal'alamiin. Beberapa waktu lalu saya mendengarkan kisah seorang muallaf yang menerima hidayah untuk dapat memeluk islam. Kemudian saya langsung berpikir bahwa hidayah itu datangnya dari Allah SWT, dan orang yang mendapatkannya adalah orang-orang pilihan Allah SWT. Yah, semua orang muslim pasti akan tertuju untuk berpikir demikian, and case close. Of course kan. Namun, kemudian saya berpikir lagi...bagaimana seorang muallaf itu bisa mendapatkan hidayah itu jika dari lahir dia bukan beragama islam? dan di lingkungan sekelilingnya serta garis keturunannya semua non muslim? Wallahu a'lam...

Coba kita lihat dari sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang di luar kehomogenitasan agama yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Misalnya saja, saya..dulu saya dibesarkan di daerah yang minoritas penduduknya beragama Islam. Saya dibesarkan di lingkungan yang heterogen. Mayoritas penduduknya beragama Hindu. Teman-teman saya yang lain ada yang beragama Kristen, Budha, dan Katolik. Itu dari SD sampai dengan SMP. Karena saya lahir sebagai Muslim, dan keyakinan itu terus tumbuh mengakar dengan pengalaman-pengalaman spiritual saya. Saya tidak pernah berpikir bahwa mengapa saya atau mereka berbeda. Yang saya tahu hanya mereka baik maka saya baik. Lakum diinukum waliyadiin. Untukmu agamamu dan untukku agamaku. Begitulah indahnya toleransi umat beragama, yang di dalam Al Qur'an sendiri telah dijelaskan. 

Kemudian, mulai SMA saya sudah terisolir dari keheterogenitasan khususnya dalam umat beragama. Teman-teman SMA saya semuanya muslim karena saya sekolah di Madrasah aliyah. Kuliah, ada beberapa teman saya yang beragama lain tapi mayoritas muslim semua. Hingga berumah tangga tinggal di daerah yang mayoritas beragama islam. Lalu, entah kenapa pertanyaan itu terbesit dalam pikiran yang membuat saya sangat penasaran. Mungkin karena saya belum pernah menemui seseorang yang muallaf bukan karena suatu ikatan, bukan karena keharusan ataupun keamanan yang terjamin ketika dia beragama islam. Akan tetapi, muallaf karena menemukan keyakinan bahwa Tuhan itu adalah Allah. 

Flash back ke belakang, saya pernah memiliki teman yang beragama lain dan sangat taat dalam beragama bahkan sampai vegetarian. Jadi, setiap pertemuan makanan yang disediakan untuknya adalah nasi dengan tahu, tempe dan sayur-sayuran. Ada beberapa, ga cuma satu. Dan mereka usianya lebih tua dari saya. Kemudian, ketika mereka beribadah sangat khusyuk dengan pembawaan yang begitu tenang. Kalau di islam mungkin seperti orang-orang alim. Tetapi, jelas yang mereka sembah saat itu bukanlah Allah..Dan sampai sekarang saya belum pernah berdebat tentang agama dengan teman-teman saya yang non muslim karena menurut saya itu ranah yang sensitif dan saya sangat menghargai toleransi beragama. Biasanya hanya menonton dari video youtube, misalnya ceramah Dr. Zakir Naik. Tentang rasa penasaran orang-orang non muslim terhadap Islam. 

Salah satu contoh proses pencarian Tuhan, sebenarnya telah dilakukan oleh Nabi Ibrahim As. Nabi Ibrahim terus mencari-cari siapakah Tuhan mulai dari bulan, matahari, berhala, dsb tetapi kesemuanya memiliki kelemahan sehingga tidak dapat dikatakan Tuhan. Sampai di satu titik di mana Nabi Ibrahim mendapatkan wahyu dari Allah dan meyakini bahwa Tuhan yang harus disembah adalah Allah SWT. Sebuah proses di mana kemudian Nabi Ibrahim As dibakar hidup-hidup oleh Raja Namrud karena keyakinannya, tetapi Allah selamatkan dan memberikan mukjizat sehingga api tersebut menjadi dingin..

Refleksinya, kita tidak tahu bagaimana proses datangnya hidayah. Hidayah itu memang rahasia Allah. Tetapi manusia diberikan akal dan hati nurani sebagai bekal dalam proses pencarian Tuhan. Apalagi di era yang serba digital, seharusnya segala macam informasi lebih mudah didapatkan dibandingkan zaman dahulu. Sinkronisasi akal dalam bentuk logika, dan hati yang lunak mungkin dapat lebih mempermudah datangnya hidayah tersebut... Wallahu a'lam bisshowab.

Read More

Friday, July 07, 2023

Alhamdulillah Lulus

 Bismillah..

Ga terasa 2 tahun sudah sy melewati proses perkuliahan dengan berbagai macam tantangan dan ujian. Waktu yang sebenarnya terbilang lumayan singkat untuk menempuh sebuah studi, karena pengalaman sebelumnya untuk memperoleh sarjana itu 4 tahun, sedangkan magister secara normal hanya 2 tahun. Sungguh sebuah pengalaman yang luar biasa. Dan saya ga akan pernah bisa melewatinya dengan baik tanpa pertolongan Allah. Pertolongan Allah melalui teman-teman yang baik, dosen-dosen yang berkualitas, dan dalam banyak hal. Utamanya, dengan sistem perkuliahan yang waktu semester 1 dan 2 masih dilakukan secara online. Masa-masa di mana saya lebih sering begadang di malam hari karena lebih tenang untuk menyelesaikan tugas ketika anak-anak sudah terlelap dalam tidurnya. 

Perjalanan menempuh kampus juga penuh dengan effort karena harus ditempuh dalam waktu 2,5 jam jika menggunakan mode transportasi kereta, ataupun dengan menggunakan grab/gocar yang bisa menghemat waktu 1 jam. Akan tetapi, tentunya mengeluarkan cost yang lebih besar 3 kali lipat dibandingkan dengan naik kereta. Waktu tempuh dari rumah ke stasiun bekasi sekitar 30 menit, kemudian ke stasiun manggarai sekitar setengah jam, dari manggarai ke stasiun UI setengah jam, ditambah dengan waktu menunggu kereta sekitar kurang lebih 30 menit, waktu berjalan dari stasiun ke kampus sekitar 15 menit naik bus kuning. Jika PP dengan menggunakan kereta dan ojek mungkin biayanya sekitar 80rb rupiah, sedangkan dengan mobil PP sekitar 300rb rupiah. 

Pengalaman di semester ke 4 memang sudah fokus ke tesis. Pemilihan topik tesis merupakan masa-masa kegalauan di akhir semester 3 dan menjelang semester 4. Karena di awal semester 4 kita sudah harus mengajukan nama dosen pembimbing, dan persiapan data-data yang dibutuhkan. Itu berlangsung sangat singkat, jadi antara topik, data, metode itu benar-benar sudah harus dimatangkan saat liburan semester dari 3 ke 4. Jika sedikit saja kita meleset dari jadwal maka agenda yang sudah kita susun di awal akan sangat keteteran. Kemudian, untuk data yang digunakan kita juga harus bisa memastikan bahwa data tersebut memang benar-benar ada dan kalaupun harus meminta ke instansi atau lembaga terkait sebaiknya sudah dilakukan di jauh-jauh hari. Alhamdulillah, di labkom kampus data-data yang saya butuhkan tersedia dan dapat memintanya dengan prosedur yang sudah ditetapkan oleh kampus. 

Jujur tantangan terbesar saya di luar penulisan tesis adalah belajar syntax-syntax dasar stata yang jujurly saya masih awam. Karena saya menggunakan raw data, jadi saya belajar dari awal bagaimana cara penggabungan data individu dan RT (combine data, append data set), pembentukan variabel penelitian, penggunaan syntax-syntax regresi, uji-uji, dsb. Alhamdulillah dengan waktu yang mungkin bersihnya sekitar 1-2 bulan saya berhasil menyusunnya. Tapi, ga semudah itu saya langsung bisa ya, terkadang beberapa hari kepala saya terasa pusing dan panasnya sampai ke ubun-ubun rasanya kalau ada yang belum bisa/buntu. Wallahu a'lam biasanya kalau sudah sepaneng seperti itu saya berhenti sejenak untuk beres-beres rumah, bermain bersama anak-anak, dsb sampai mood saya mengerjakan datang lagi dan.....entah dari berbagai sumber google/yutub, ada saja petunjuk Allah yang datang. Sungguh itu bener-bener ga bisa dijelasin pakai kata-kata ya, seperti ada jalannya gitu misalnya saya mengetik di google/yutub terus muncul penjelasan dari artikel/jurnal/website yang saat itu cara itu atau langkah itu yang bisa membantu saya menyelesaikan kebuntuan saya..Dan itu berlangsung berkali-kali. Maasyaa Allah...

Kemudian, saya juga harus cermat dalam mengikuti jadwal-jadwal yang ditetapkan kampus jika ingin lulus semester ini. Mulai dari jadwal seminar proposal, seminar hasil, dan ujian tesis. Jadwal-jadwal itu hanya sekitar 3-4 minggu dari jadwal sebelumnya. Jadi butuh effort yang sangat tinggi supaya bisa lulus. Namun, ada beberapa holiday yang saya spend tanpa ngerjain tesis misalnya hari raya Idul Fitri dan Idul Adha yang memang fokus untuk beribadah dan bersilaturrahmi. Berdasarkan pengalaman saya, yang lumayan agak berat itu waktu sempro yang pas lagi menjalankan ibadah puasa. Bener-bener tidak akan terlupakan, maasyaa Allah..

Setelah sempro, berlanjut ke semhas. Saat itu, saya mendapat jadwal di awal sehingga saya tidak bisa menyaksikan teman-teman saya semhas terlebih dahulu. Alhasil semhas yang saya paparkan cukup sederhana dan alhamdulillahnya masih lulus meskipun dengan banyak sekali revisi. Tiga minggu kemudian, sampailah di hari ujian sidang di mana saya berbekalkan penyelesaian revisi dari sejak seminar hasil. Selama kurang lebih 1,5 jam proses ujian sidang berlangsung, saya disuruh menunggu di luar untuk keputusan apakah lulus atau tidak. Dan........begitu saya dipanggil masuk ke dalam, "Selamat, kamu lulus................"

Tapi revisinya jangan lupa ya..

Read More

Sunday, June 04, 2023

Tawakkal

Bismillah,

Mendekati kelulusan (aamiin) semester genap nanti, itu artinya sudah akan aktif lagi di dunia official. Alhamdulillah sudah hampir 2 tahun, mengurus rumah tanpa bantuan asisten rumah tangga. Berbagi tugas sama suami, dan terkadang anak-anak dititip di daycare jika kuliah. Meskipun capek, tapi rasa happy tidak terkirakan dibandingkan saat bekerja. Jujur, memiliki anak itu adalah tanggung jawab yang sangat luar biasa besarnya, karena tanggung jawab itu bukan hanya beberapa bulan setelah melahirkan (dengan adanya cuti melahirkan pegawai yang hanya 3 bulan), tetapi bertahun-tahun setelahnya sampai si anak bisa mandiri mungkin SMP atau SMA. Itupun kita sebagai orang tua sering cemas bagaimana keadaan anak di rumah selama di kantor. Seringkali terbesit pikiran seandainya dekat dengan orang tua....

Sungguh terkadang pikiran-pikiran itu sering sekali muncul. Dalam benak selalu teringat ketika anak-anak pulang kampung dan bersenda gurau dengan nenek datuknya. Ah, seandainya jarak begitu dekat dan tidak memisahkan kami..tapi, pikiran itu segera aku tangkas lagi ketika mulai tersadar bahwa takdir ini yang harus dijalani. Bahwa kita tidak bisa bergantung pada manusia, tetapi bergantung pada Pemilik Alam Semesta. Bahwa ternyata masalah itu akan selalu ada di manapun kita berada. Bagaimana kita bisa menghandle semuanya jika tanpa Allah? Ujung-ujungnya adalah tawakkal, apa yang kita usahakan, apa yang kita lakukan semuanya kembali lagi berserah diri. Bahkan kita berada di titik kita saat ini itu hanyalah karena Allah yang memberikan bantuan dan rezeki kepada kita.

Mengubah mindset seperti itu memang tidak mudah, tetapi itulah hidup. Tidak semua yang kita jalani akan indah terasa, akan ada batu-batu kerikil yang terkadang membuat kita tersandung. Kenapa tawakkal? karena hanya kita sebagai muslim yang tahu makna tawakkal itu. Bahkan di negara paling beradab sekalipun seperti Jepang atau Korea Selatan. Kenapa angka kelahiran di sana semakin rendah dengan tingkat suicide yang tinggi? ya karena mereka tidak mengenal tawakkal. Prinsip-prinsip ekonomi kapitalis menguasai pikiran anak-anak muda sehingga tidak ingin memiliki anak yang akan memakan biaya hidup sangat tinggi. 

Biaya hidup memang semakin tinggi, tapi rahmat Allah begitu luas...apapun bisa Allah kabulkan jika kita percaya bahwa Allah Sang Maha Pemberi Rezeki. Maka dari itu, penting sekali menanamkan ilmu agama kepada anak-anak kita di tengah kondisi dunia yang tidak lagi seperti zaman dahulu. Di era yang semuanya serba digital, dan anak-anak lebih terbiasa dengan gadgetnya dibandingkan bukunya. Wallahu a'lam, sekelumit cerita di malam hari yang membuat pikiran sedikit lega setelah dituliskan. Semoga Allah senantiasa memberikan kita jalan keluar atas permasalahan-permasalahan yang kita hadapi, aamiin..

Read More

Saturday, May 06, 2023

Belajar tentang Kehidupan

Bismillah..

Kuliah lagi benar-benar mengajariku banyak hal. Bukan hanya sekedar belajar materi-materi yang diajarkan saat kuliah. Tetapi juga mengajariku tentang kehidupan. Kehidupan itu ternyata sangat luas..tidak hanya berkutat pada kegiatan kantor dan rumah saja. Di luar sana banyak orang yang sedang berjuang untuk kehidupannya. Kesempatanku untuk mengantarkan anak-anak ke sekolah selama hampir 2 tahun juga merupakan kesempatan emas berlian buatku yang setiap hari bekerja selama 9-10 jam dan notabene masih memegang amanah untuk bekerja lagi setelah lulus kuliah. 

Pagi-pagi aku melihat banyak tukang dagang sudah berjualan berkeliling perumahan. Tak jarang mereka tidak mendapatkan pelanggan di depan gangku dan wallahu a'lam di gang lain. Mulai beranjak agak siang tukang angkut sampah dengan truk berwarna orange mengunjungi satu per satu rumah untuk mengangkut sampah di dalam tong sampah yang baunya menyengat. Setelah mengantar anak-anak sekolah, aku melihat banyak tukang berjualan makanan seperti nasi uduk, nasi kuning dan nasi kebuli berjejer menawarkan barang dagangannya. Ya aku terkadang suka sesekali berpikir betapa semangat mereka mencari rezeki, sedangkan aku yang terbiasa menerima pendapatan dari suami hanya berpikir bagaimana untuk menghabiskannya dan mengatur keuangan agar bisa menabung. Terbesit mengkalkulasi keuntungan-keuntungan yang mereka peroleh dan pastinya under estimate karena rezeki tidak bisa dihitung dengan akal dan logika.  Akan tetapi, mungkin saat ini mereka berjualan untuk dapat bertahan hidup di tengah kota yang memiliki tingkat UMR tertinggi se Provinsi Jawa Barat.

Belum lagi ketika aku melihat banyak ibu-ibu wali murid yang menawarkan jualan dan barang dagangannya baik di grup maupun di status WA. Aku paham sekali bagaimana susahnya mendapatkan customer karena aku juga pernah berjualan di salah satu market place dan jarang sekali ada yang membeli. Ya mungkin karena sy tidak fokus dan belum terpikirkan untuk mengiklankan jualan saya. Berjualan itu tidak semudah yang kita kira, apalagi untuk orang yang memiliki sifat introvert. Ada satu hal yang seringkali saya pertanyakan dalam hati, terkadang orang-orang yang membeli dagangan kita itu adalah orang-orang yang sama sekali tidak kita kenal. Lalu siapakah yang menggerakkan hati-hati mereka untuk membeli barang dagangan kita? Tentunya Allah..ada suatu kecenderungan yang mengantarkan kita untuk membeli dan menjadi sumber rezeki bagi orang lain. Dan kecenderungan itu ada karena Allah yang menggerakkan hati-hati kita..

Jujur, semuanya terkadang mengalahkan logika. Bahkan, di tengah perekonomian yang semakin susah dengan inflasi dan biaya hidup yang tinggi. Allah lah yang memberikan rezeki-rezeki kepada makhluk-Nya. Sehingga, tidak akan mampu kita bertahan tanpa kasih sayang Allah. Logika, usaha dan segala ikhtiar hanyalah tools untuk mendapatkan dan membuka pintu-pintu rezeki. Apapun bentuk sumber mata pencaharian itu selagi baik dan halal. Lebih dari semua itu berserah diri kepada Allah adalah puncak dari segalanya. Memperbanyak bersyukur, misalnya ketika melihat ada pedangang yang sepi pembeli mungkin kita bisa membantu mereka dengan membeli barang dagangannya dengan tidak menawar secara berlebihan. 

Jangan terlalu silau dengan perhiasan dunia yang belum kita gapai. Ketika kita melihat ke bawah, banyak sekali hikmah-hikmah yang dapat kita petik...begitulah hidup, tidak selamanya kita berada di atas dan tidak selamanya kita berada di bawah. Inti dari semua itu hanyalah ketaatan dan ketaqwaan kepada Sang Pencipta...

Read More

Sunday, April 09, 2023

Cara Menggunakan Aplikasi Mendeley untuk Sitasi dan Daftar Pustaka

Bismillah..

Buat temen-temen yang lagi nyusun skripsi dan tesis, saya mau sharing terkait aplikasi mendeley yang mungkin sebagian orang agak kesulitan menggunakan aplikasi ini. Saya juga baru tahu dari teman saya kalo mendeley itu ga cuma 1 aplikasi aja, tapi ada beberapa aplikasi yang harus diinstall juga di laptop. Ga asal masukin sitasi dari publikasi di jurnal terus tahu2 muncul di word gitu ya guys... Jujurly, karena awalnya saya ga ngerti saya manual aja masukin ke tugas-tugas. Terus pas mau bikin tesis, saya baru ngeh cara manual itu sangat ga efektif banget.. 

Jadi, ada 4 aplikasi mendeley yang harus kalian install di laptop:

1. Aplikasi mendeley reference manager. Kalian bisa download disini:

https://www.mendeley.com/reference-management/reference-manager/

Nah, setelah itu kalian sign up dan sign in menggunakan email dari universitas kalian masing-masing ya..nanti tampilannya akan kayak gini:


2. Di bagian tools, itu kalian harus install Mendeley Web Importer 


3. Yang ketiga, kalian juga install Mendeley Cite for Microsoft Word

4. Nah, yang terakhir kalian harus install Mendeley for Desktop ya..


Setelah kalian install empat Mendeley tadi, kalian bisa cari-cari artikel buat dimasukkan ke mendeley reference manager, misalnya dari elsavier, add to Mendeley


Kalian juga bisa buat collection di mendeley reference manager sesuai kebutuhan kalian..


5. Kemudian, kalian masuk ke word. Jika tampilan word kalian sudah kayak gini, selamat anda sudah bisa menggunakan mendeley buat DAFTAR PUSTAKA..



Kalian harus insert citation (untuk sitasi) dulu ya guys, baru insert bibliography buat daftar pustakanya..yeayyy selamat mencobaa..


Read More

Wednesday, February 22, 2023

Gagal masuk Sekolah Alam reguler

Dalam hidup kita akan selalu dihadapkan dengan pilihan-pilihan. Ketika mimpi kita dengan probabilitas lebih besar ke satu pilihan dan ternyata gagal karena faktor X, untuk menumbuhkan semangat ke pilihan yang lain akan membutuhkan effort yang jauh lebih besar dari sebelumnya..

Beberapa waktu lalu saya sangat berkeinginan untuk menyekolahkan anak saya di sekolah alam yang dekat dengan kontrakan. Ya pilihan mengontrak memang kala itu salah satunya karena keinginan tersebut. Uang SPP yang dipatok 1jt/bulan untuk reguler membuat saya bertekad anak saya masuk reguler. Terapi selama 3,5 tahun dan kemampuan membaca yg sudah bertahap bisa walaupun masih terbata-bata membuat saya pede anak saya bisa. Tetapi, sekolah tersebut memiliki SOP yaitu tes kemampuan akademis dan IQ sebelum masuk sekolah. Sehingga orang tua tidak bisa memilih secara langsung anak masuk reguler atau Special needs (berkebutuhan khusus). Fyi sekolah alam adalah sekolah inklusi di mana anak berkebutuhan khusus (SN) spp nya jauh lebih besar yaitu 3-4jt per bulan.

Berdasarkan penjelasan dari gurunya, kuota SN tahun ini sudah penuh di sekolah tersebut. Yaitu hanya 1, dibatasi 1 anak per kelas. Penjelasan tersebut membuat saya semakin yakin kalau anak saya bisa masuk yang reguler. Kami pun menjalani serangkaian tes tersebut yang harganya lumayan juga yaitu 750rb hanya untuk tes. Hasil tesnya diberikan oleh dokter Sp.A (K) di sebuah klinik. Tetapi Allah berkehendak lain, ternyata hasil tes anak saya tergolong kategori anak berkebutuhan khusus. Dengan tingkat konsentrasi yang rendah, kemampuan bicara yang kurang dan IQ yang rendah. 

Dokter bertanya anak ini diagnosanya apa, sudah berapa lama anak anda terapi, terapi di mana, dan lainnya. Saya pun menjawab sesuai dengan keadaan anak saya. Yang saya agak heran, saya belum pernah memberikan suatu statement kepada pengajarnya bahwa anak saya adalah anak special. Tetapi dokter tersebut sudah langsung bisa mengetahuinya tanpa saya sebutkan di awal. Kemudian dokter berkata kalau anak saya ga bisa masuk reguler karena perlu pendampingan khusus. Saya pun mulai berargumen dari kuota SN yang kata pengajarnya sudah full dan juga perkembangan anak saya yang sudah lumayan banyak. Tetapi dokter tetap tidak bisa dan menggelengkan kepalanya. Dokter memberikan alternatif anak saya sekolah di SD biasa dengan tetap terapi.

Akhirnya kami keluar dari ruangan itu dengan harapan yang sudah pupus. Mimpi saya supaya anak saya mendapatkan pendidikan yang terbaik seakan musnah. Saya harus menerima kenyataan bahwa anak saya memang berbeda. Saya tahu anak saya ga akan mungkin mengejar di bidang akademis seperti anak-anak lainnya. Maka dari itu saya sangat bersemangat di sekolah alam yang notabene memberikan fasilitas lain seperti soft skill bercocok tanam, berjualan, dsb. Tetapi saya harus menerima kenyataan bahwa apa yang saya anggap baik belum tentu terbaik buat anak saya, dan tidak ada yang bisa dilakukan setelah ikhtiar selain tawakkal dan berserah diri kepada Allah..

Sekarang saya harus move on dan mulai mencari alternatif sekolah lain. Walaupun tidak sesemangat pertama, tapi anak saya juga harus tetap bersekolah. Semoga Allah memberikan petunjuk sekolah yag terbaik, aamiin..


Read More

Sunday, January 01, 2023

Flashback 2022 (Kuliah di UI), Welcome 2023

        Alhamdulillah tahun 2022 adalah tahun kedua di mana saya menjadi mamasiswa semester 2 dan 3 di UI. Yupz mamasiswa, mahasiswa sekaligus seorang mama bagi kedua anak saya yang masih usia toodler (balita) dan satu lagi menginjak usia 6 tahun. Walaupun mengalami up and down dalam menjalani kedua peran tersebut, tetapi terus terang saya bahagia sekali karena bisa menjalani keduanya tanpa harus banyak keluar rumah. Semester 2 masih saya jalani secara online (maasyaa Allah seneng banget), walaupun jadwal kuliah lumayan padat dan banyak tugas tetapi saya cukup mendengarkannya lewat zoom. Ujian pun masih dilaksanakan secara online, kecuali ujian makro ekonomi yang diwajibkan ke kampus. Sebenarnya sudah hampir 1,5 tahun saya tidak lagi mempekerjakan ART (asisten RT) dalam mengurus rumah dan anak-anak. Banyak pertimbangan sehingga akhirnya saya memutuskan untuk tidak memiliki pembantu karena saya ingin anak-anak lebih mandiri dan tidak manja, juga saya yang bisa mengatur rumah sebaik mungkin dibandingkan saat bekerja. Konsekuensinya ya hampir semua kerjaan rumah saya yang handle, kecuali cuci dan jemur baju dikerjakan sama suami sebelum berangkat ke kantor.

        Akan tetapi, tentunya dengan tidak memiliki ART saya harus mencari jalan bagaimana supaya anak-anak saya ada yang menjaga khususnya ketika saya sedang kuliah strict (kalau dosen harus oncam) dan juga ketika saya ujian. Saya mencari daycare terdekat dari kontrakan (oh iya di tahun 2022 saya juga sudah mulai ngontrak, sebelumnya tinggal di rumah mertua). Alhamdulillah, ketemu dengan sebuah sekolah yang ada daycarenya. Awalnya saya merasa agak ragu memasukkan anak-anak disitu, karena tempatnya tidak sebesar daycare lain. Namun, saya memantapkan hati karena biaya yang dikeluarkan lebih murah apalagi harus dikali dua. Di sana juga anak-anak bisa dititipkan tidak full day (half day), dan di waktu-waktu tertentu saja bisa full day dengan biaya tambahan. Alhamdulillahnya lagi, di sekolah itu juga menyediakan jasa antar jemput anak yang sangat memudahkan saya yang belum memiliki motor dan jika ada kuliah pagi sesi 1. Alhamdulillah semester 2 berjalan dengan lancar, walaupun nilai IPK saya agak turun karena saya mengambil 3 SKS tambahan dan lumayan agak keteteran. Pertimbangan saya mengambil 3 SKS tambahan (total 16 SKS) adalah saya bisa kuliah di semester selanjutnya dengan lebih sedikit mata kuliah (mencegah jika semester 3 harus offline). Beratnya kuliah di semester 2 sangat terbantu dengan teman-teman seangkatan saya yang memberikan rekaman video saat zoom (sehingga bisa saya ulang kembali) dan juga latihan-latihan soal dari asisten dosen.

        Akhir semester 2 midterm, saya libur sekitar 3 bulan. Seneng banget, jadi kerjaan saya cuma ngurusin anak-anak. Saya juga liburan ke Bali, ke rumah orang tua saya dan di sana sekitar 1 bulanan. Kami ke sana dengan menggunakan bus darat karena Ahmad masih belum vaksin covid jadi ga bisa naik pesawat. Ada beberapa kejadian di bus yang lumayan menegangkan, jadi bus kami sempat mogok di jawa timur karena bus mengeluarkan asap di dalam. Kejadian itu berlangsung lumayan lama, dan bus tidak bisa berjalan normal (sangat lambat) supaya mencegah asap keluar lagi. Sesampainya di Surabaya, bus baru bisa dibenerin walaupun terus terang saya agak trauma sama bau asap di dalam bus.  Saat menyebrang Gilimanuk, itu bertepatan dengan kondisi di mana semua planet sejajar yang katanya bisa menyebabkan air laut pasang di jam 00.00. Alhamdulillahnya, adik dan ibu saya menjemput di Gilimanuk sehingga kami bisa keluar dari screaming bus itu. 

        Liburan sebulan di Bali benar-benar puas banget, karena dekat sama orang tua dan adik. Kerjanya cuma makan, tidur, jalan-jalan dan ngempu anak-anak. Lebaran Idul Adha juga kami bisa sholat Ied di Bali, dan anak-anak senang sekali. Kami juga pergi ke rumah datuk dan saudara-saudara di Bali. Setelah itu, suami menjemput untuk pulang ke Bekasi. Liburan usai, saya harus melanjutkan semester 3. Semester ini hanya 5 SKS, dua mata kuliah saja karena saya sudah mengambil 1 mata kuliah tambahan di semester sebelumnya. Seperti dugaan saya sebelumnya, perkuliahan di semester 3 dilaksanakan secara offline. Jadinya, beberapa kali saya harus ke kampus untuk kuliah. Akan tetapi, saya memilih untuk tidak ngekos karena saya rasa masih bisa commuter Bekasi-Depok. Alhamdulillahnya hanya 60% pertemuan saja yang offline, selebihnya masih bisa online dengan zoom (ke kampus hanya seminggu sekali atau kadang 2 minggu sekali). Pergi ke kampus dengan jarak lebih dari 60 km membuat saya harus memprediksi keberangkatan saya walaupun beberapa kali saya sering telat akibat terlambat dapat kereta ataupun keretanya yang berangkatnya telat. 

        Kalau ada jadwal kuliah atau ujian offline, saya harus berangkat dari Bekasi 2,5 jam sebelumnya. Yang membuat saya kurang bisa memprediksi waktu dengan tepat sebenarnya mempersiapkan anak-anak untuk berangkat ke sekolah dan daycarenya. Itu bener-bener perjuangan banget sih. Mempersiapkan dari mulai bangunnya yang agak susah, mandinya dan memastikan mereka cukup sarapan. Setelah itu saya ke kampus dengan menggunakan gojek ke stasiun dan naik KRL menuju stasiun UI (kereta tujuan Bogor peron 12-13 kalo berangkat dan peron 8 tujuan Bekasi/Cikarang kalo balik ke Bekasi). Pernah telat banget pas sesi 1 (suami berangkat duluan ke kantor), karena saya pakai gocar dan estimasi pasti sampai 1 jam ga tahunya macet di tol panjang dan lama banget, baru sampai di kampus jam 9.15 padahal ngampus mulai jam setengah 9. Untungnya dosennya agak telat, tetapi tetap saja saya lebih telat dari dosennya (hikz). Kuliah sesi 1 saya akui memang paling berat karena ga bisa diprediksi di jalanan apa yang terjadi. Akhirnya di pertemuan selanjutnya, saya memutuskan untuk ikut suami dan minta tolong diantarkan ke stasiun. Tapi..tetap terlambat karena kali ini keretanya yang ga berangkat-berangkat lebih dari 40 menit. Yowislah akhirnya telat...serius malu sih karena sering telat, tapi ya resiko saya karena memilih untuk commuter. 


        Jujurly, selama kuliah karena keseringan online, jadi saya kurang terlalu dekat dalam bergaul (dan memang saya agak introvert). Tapi ada satu orang temen deket saya, dan uda kayak mates gitu. Alhamdulillah banget selama kuliah saya jadi semangat apalagi kalau ada materi yg saya kesulitan mencerna, kami berdiskusi. Ya mungkin Allah memberikan pertolongan selama kuliah lewat dia, apalah daya saya cuma emak-emak anak dua yang mengalami capability deprivation karena usia. Banyak tugas yang saya sering nanya ke dia gimana maksudnya termasuk di saat memilih dosbing yang bener-bener galau banget. Walaupun pilihan dosbing kami berbeda, tapi tetap kami masih sering berdiskusi. Mudah-mudahan pilihan saya tepat, walaupun agak deg-degan juga karena deadline tesis dan publikasi otomatis semakin dekat...

        Hari ini 1 Januari 2023, di tahun ini saya awali dengan berdoa mudah-mudahan lebih baik dari tahun sebelumnya. Mudah-mudahan dilancarkan seminar, sidang tesis dan accept publikasi sehingga saya bisa lulus dan wisuda tepat waktu (Juli-Agustus 2023). Jika sudah lulus nanti, artinya saya harus melanjutkan perjuangan saya bekerja di instansi yang telah memberikan saya beasiswa kuliah. Semoga urusan-urusan kami dimudahkan, kami semua diberikan kesehatan, keselamatan terutama anak-anak mendapatkan sekolah dan pendidikan terbaik. Semoga orang tua saya juga senantiasa diberikan kesehatan, keselamatan, dan kebahagiaan. Aamiin Ya Robbal'alamiin....

Read More

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Pengunjung Blog

Labels

A EKMET (1) A MACRO (1) A MATEK (1) A MENULIS (1) A MICRO (1) ENGLISH (13) ISLAMI (9) KISAH (24) KUE (2) KULINER (3) LEARNING (23) Menjahit (6) MONICLENS (8) MY CREATION (12) MY LOVELY FAMILY (17) NGAJI (1) NOSTALGIA (14) PUISI (7) RESENSI FILM (6) STORY (38) TAJWID (1) TESTIMONI (2) TIPS dan TRICK (16) TRAVELLING (40) TSAQOFAH (1) Umar (9)

Alih Bahasa

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Monica Oktavina. Powered by Blogger.

Blog Archive

Flag Counter

Flag Counter

About Blogger

Hello guys, I am a mother of two kids, hopefully this blog useful for you, do not forget to follow this blog to get more information ^_^ (Instagram: moniceoktavina12. Youtube: Monica Oktavina) Contact Us: moniceoktavina@gmail.com

PRIVACY POLICY

Copyright © Monice and Family | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com