Alhamdulillah tahun 2022 adalah tahun kedua di mana saya menjadi mamasiswa semester 2 dan 3 di UI. Yupz mamasiswa, mahasiswa sekaligus seorang mama bagi kedua anak saya yang masih usia toodler (balita) dan satu lagi menginjak usia 6 tahun. Walaupun mengalami up and down dalam menjalani kedua peran tersebut, tetapi terus terang saya bahagia sekali karena bisa menjalani keduanya tanpa harus banyak keluar rumah. Semester 2 masih saya jalani secara online (maasyaa Allah seneng banget), walaupun jadwal kuliah lumayan padat dan banyak tugas tetapi saya cukup mendengarkannya lewat zoom. Ujian pun masih dilaksanakan secara online, kecuali ujian makro ekonomi yang diwajibkan ke kampus. Sebenarnya sudah hampir 1,5 tahun saya tidak lagi mempekerjakan ART (asisten RT) dalam mengurus rumah dan anak-anak. Banyak pertimbangan sehingga akhirnya saya memutuskan untuk tidak memiliki pembantu karena saya ingin anak-anak lebih mandiri dan tidak manja, juga saya yang bisa mengatur rumah sebaik mungkin dibandingkan saat bekerja. Konsekuensinya ya hampir semua kerjaan rumah saya yang handle, kecuali cuci dan jemur baju dikerjakan sama suami sebelum berangkat ke kantor.
Akan tetapi, tentunya dengan tidak memiliki ART saya harus mencari jalan bagaimana supaya anak-anak saya ada yang menjaga khususnya ketika saya sedang kuliah strict (kalau dosen harus oncam) dan juga ketika saya ujian. Saya mencari daycare terdekat dari kontrakan (oh iya di tahun 2022 saya juga sudah mulai ngontrak, sebelumnya tinggal di rumah mertua). Alhamdulillah, ketemu dengan sebuah sekolah yang ada daycarenya. Awalnya saya merasa agak ragu memasukkan anak-anak disitu, karena tempatnya tidak sebesar daycare lain. Namun, saya memantapkan hati karena biaya yang dikeluarkan lebih murah apalagi harus dikali dua. Di sana juga anak-anak bisa dititipkan tidak full day (half day), dan di waktu-waktu tertentu saja bisa full day dengan biaya tambahan. Alhamdulillahnya lagi, di sekolah itu juga menyediakan jasa antar jemput anak yang sangat memudahkan saya yang belum memiliki motor dan jika ada kuliah pagi sesi 1. Alhamdulillah semester 2 berjalan dengan lancar, walaupun nilai IPK saya agak turun karena saya mengambil 3 SKS tambahan dan lumayan agak keteteran. Pertimbangan saya mengambil 3 SKS tambahan (total 16 SKS) adalah saya bisa kuliah di semester selanjutnya dengan lebih sedikit mata kuliah (mencegah jika semester 3 harus offline). Beratnya kuliah di semester 2 sangat terbantu dengan teman-teman seangkatan saya yang memberikan rekaman video saat zoom (sehingga bisa saya ulang kembali) dan juga latihan-latihan soal dari asisten dosen.
Akhir semester 2 midterm, saya libur sekitar 3 bulan. Seneng banget, jadi kerjaan saya cuma ngurusin anak-anak. Saya juga liburan ke Bali, ke rumah orang tua saya dan di sana sekitar 1 bulanan. Kami ke sana dengan menggunakan bus darat karena Ahmad masih belum vaksin covid jadi ga bisa naik pesawat. Ada beberapa kejadian di bus yang lumayan menegangkan, jadi bus kami sempat mogok di jawa timur karena bus mengeluarkan asap di dalam. Kejadian itu berlangsung lumayan lama, dan bus tidak bisa berjalan normal (sangat lambat) supaya mencegah asap keluar lagi. Sesampainya di Surabaya, bus baru bisa dibenerin walaupun terus terang saya agak trauma sama bau asap di dalam bus. Saat menyebrang Gilimanuk, itu bertepatan dengan kondisi di mana semua planet sejajar yang katanya bisa menyebabkan air laut pasang di jam 00.00. Alhamdulillahnya, adik dan ibu saya menjemput di Gilimanuk sehingga kami bisa keluar dari screaming bus itu.
Liburan sebulan di Bali benar-benar puas banget, karena dekat sama orang tua dan adik. Kerjanya cuma makan, tidur, jalan-jalan dan ngempu anak-anak. Lebaran Idul Adha juga kami bisa sholat Ied di Bali, dan anak-anak senang sekali. Kami juga pergi ke rumah datuk dan saudara-saudara di Bali. Setelah itu, suami menjemput untuk pulang ke Bekasi. Liburan usai, saya harus melanjutkan semester 3. Semester ini hanya 5 SKS, dua mata kuliah saja karena saya sudah mengambil 1 mata kuliah tambahan di semester sebelumnya. Seperti dugaan saya sebelumnya, perkuliahan di semester 3 dilaksanakan secara offline. Jadinya, beberapa kali saya harus ke kampus untuk kuliah. Akan tetapi, saya memilih untuk tidak ngekos karena saya rasa masih bisa commuter Bekasi-Depok. Alhamdulillahnya hanya 60% pertemuan saja yang offline, selebihnya masih bisa online dengan zoom (ke kampus hanya seminggu sekali atau kadang 2 minggu sekali). Pergi ke kampus dengan jarak lebih dari 60 km membuat saya harus memprediksi keberangkatan saya walaupun beberapa kali saya sering telat akibat terlambat dapat kereta ataupun keretanya yang berangkatnya telat.
Kalau ada jadwal kuliah atau ujian offline, saya harus berangkat dari Bekasi 2,5 jam sebelumnya. Yang membuat saya kurang bisa memprediksi waktu dengan tepat sebenarnya mempersiapkan anak-anak untuk berangkat ke sekolah dan daycarenya. Itu bener-bener perjuangan banget sih. Mempersiapkan dari mulai bangunnya yang agak susah, mandinya dan memastikan mereka cukup sarapan. Setelah itu saya ke kampus dengan menggunakan gojek ke stasiun dan naik KRL menuju stasiun UI (kereta tujuan Bogor peron 12-13 kalo berangkat dan peron 8 tujuan Bekasi/Cikarang kalo balik ke Bekasi). Pernah telat banget pas sesi 1 (suami berangkat duluan ke kantor), karena saya pakai gocar dan estimasi pasti sampai 1 jam ga tahunya macet di tol panjang dan lama banget, baru sampai di kampus jam 9.15 padahal ngampus mulai jam setengah 9. Untungnya dosennya agak telat, tetapi tetap saja saya lebih telat dari dosennya (hikz). Kuliah sesi 1 saya akui memang paling berat karena ga bisa diprediksi di jalanan apa yang terjadi. Akhirnya di pertemuan selanjutnya, saya memutuskan untuk ikut suami dan minta tolong diantarkan ke stasiun. Tapi..tetap terlambat karena kali ini keretanya yang ga berangkat-berangkat lebih dari 40 menit. Yowislah akhirnya telat...serius malu sih karena sering telat, tapi ya resiko saya karena memilih untuk commuter.
Jujurly, selama kuliah karena keseringan online, jadi saya kurang terlalu dekat dalam bergaul (dan memang saya agak introvert). Tapi ada satu orang temen deket saya, dan uda kayak mates gitu. Alhamdulillah banget selama kuliah saya jadi semangat apalagi kalau ada materi yg saya kesulitan mencerna, kami berdiskusi. Ya mungkin Allah memberikan pertolongan selama kuliah lewat dia, apalah daya saya cuma emak-emak anak dua yang mengalami capability deprivation karena usia. Banyak tugas yang saya sering nanya ke dia gimana maksudnya termasuk di saat memilih dosbing yang bener-bener galau banget. Walaupun pilihan dosbing kami berbeda, tapi tetap kami masih sering berdiskusi. Mudah-mudahan pilihan saya tepat, walaupun agak deg-degan juga karena deadline tesis dan publikasi otomatis semakin dekat...
Hari ini 1 Januari 2023, di tahun ini saya awali dengan berdoa mudah-mudahan lebih baik dari tahun sebelumnya. Mudah-mudahan dilancarkan seminar, sidang tesis dan accept publikasi sehingga saya bisa lulus dan wisuda tepat waktu (Juli-Agustus 2023). Jika sudah lulus nanti, artinya saya harus melanjutkan perjuangan saya bekerja di instansi yang telah memberikan saya beasiswa kuliah. Semoga urusan-urusan kami dimudahkan, kami semua diberikan kesehatan, keselamatan terutama anak-anak mendapatkan sekolah dan pendidikan terbaik. Semoga orang tua saya juga senantiasa diberikan kesehatan, keselamatan, dan kebahagiaan. Aamiin Ya Robbal'alamiin....
0 komentar:
Post a Comment