Bismillah..
Keinginan untuk memiliki sebuah rumah idaman adalah impian setiap orang. Tapi saat ini harga rumah sangat mahal. Bayangkan saja rumah tipe 36/70 di Kota Bekasi harganya sudah mencapai 500 juta!. Harga itu tentunya sangat mahal bagi seorang pegawai. Kenapa pegawai, ya karena gaji pegawai kiranya hanya sedikit di atas UMR. Hal tersebut membuat kemungkinan untuk dapat membeli rumah secara cash peluangnya semakin sedikit. Belum lagi kebutuhan yang selalu datang membuat kesempatan untuk menabung semakin tidak memungkinkan. Kenaikan harga properti dari tahun ke tahun digadang-gadang karena faktor inflasi, ketersediaan tanah, dan kenaikan harga bahan baku konstruksi. Mungkin memang ada benarnya, tapi menurut saya faktor penting kenaikan harga properti adalah KPR (Kredit Pemilikan Rumah). Mengapa? karena KPR inilah orang akan menjual rumah dengan tidak ingin merugi. Contohnya, harga rumah awal adalah 100 juta, kemudian KPR selama 10 tahun dengan cicilan 1,5 juta per bulan. Coba kita hitung, 1,5 juta x 12 x10 = 180 juta. Maka kemungkinan orang tersebut akan menjual rumahnya seharga 200 juta (minimal). Dalam 10 tahun harga rumah sudah tidak ada lagi yang 100 juta, mungkin sekitar 250 juta-350 juta begitupula dengan harga rumah baru. Sistem KPR berlanjut lagi, misal dengan cicilan 4 juta x12x10 = 480 juta, ketika orang tersebut sudah lunas KPR maka akan menjual rumahnya seharga minimal 500 juta, demikian seterusnya. Bukan tidak mungkin jika 10 tahun ke depan harga rumah 36/70 sebesar 1 milyar!! Yah, mungkin jika tidak ada sistem KPR dan orang-orang masih menggunakan sistem cash mungkin masih ada rumah seharga 150 juta.
Tidak perlu jauh-jauh memikirkan 10 tahun ke depan, harga rumah yang sesuai impian kita saat ini sudah dibandrol seharga 2-3 Milyar di kawasan perumahan elite (biasanya yang ada garden-gardennya). Perumahan dengan lingkungan yang asri, tidak sempit dan juga penjagaan yang ketat menjadi impian bagi banyak orang namun dengan budget yang constrain. Ketersediaan tanah memang semakin lama semakin sedikit, dengan jumlah penduduk yang terus bertambah. Hal ini merupakan problematika, terutama generasi muda yang mungkin ke depannya hanya mampu menyewa atau mengontrak dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan membeli sebuah rumah. Solusi yang ditawarkan pemerintah salah satunya adalah perumahan subsidi, tetapi tidak semua rumah subsidi dapat dibeli secara cash karena keuntungan yang lebih banyak jika dibeli secara kredit.
Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut, mungkin ke depannya tidak semua orang bisa memiliki rumah impiannya. Hanya orang-orang yang notabene wiraswasta atau pengusaha berpenghasilan tinggi yang mungkin bisa memiliki rumah. Atau jika suatu saat terjadi deflasi atau minimal inflasi perumahan 0,..% mungkin masih ada peluang untuk memiliki rumah milik sendiri. Menabung sedari dini untuk bisa membeli rumah adalah langkah yang sangat baik untuk bisa mewujudkan impian itu. Ataukah tergiur dengan iming-iming developer/manajemen properti yang menggunakan motto "jika tidak KPR sekarang tahun depan harga rumah naik dan yang ada saat ini bisa diambil orang". So, what's your choice Cash or KPR?
0 komentar:
Post a Comment