Salah satu sungai di Ayuhulalo yang dipakai untuk kebutuhan sehari-hari penduduknya seperti MCK |
Dokumen SPPLH |
Pencacahan yang dilakukan oleh KSK |
Survey Perilaku Peduli Lingkungan Hidup merupakan salah satu survey di bidang sosial yang baru diterapkan di tahun 2013 bulan Juli ini. Survey ini seperti judulnya yakni survey mengenai perilaku/kebiasaan penduduk sejauh mana kepeduliannya terhadap lingkungan. Karena lingkungan yang penduduknya memiliki sikap peduli akan nyaman untuk ditinggali, indah dari segi estetika dan juga untuk masa depan lingkungan generasi selanjutnya.
Dokumen SPPLH terdiri dari 12 blok, yaitu:
- Keterangan Tempat
- Ringkasan
- Petugas Pencacah
- Keterangan rumah tangga: ART, pernah tidaknya mengikuti penyuluhan terkait lingkungan hidup, sarana penunjang kegiatan utama serta bahan bakar yang digunakan, kebiasaan merokok, kebiasaan membuang sampah apakah di tempat sampah atau sembarangan.
- Keterangan perumahan: luas dan status kepemilikan rumah, tempat pembuangan akhir tinja, pencahayaan rumah, terdapat atau tidaknya sumur resapan, lubang resapan berpori, taman, serta pohon.
- Pemanfaatan energi: bahan bakar memasak, ditutup atau tidaknya panci saat memasak, sumber penerangan utama, daya listrik terpasang, pemakaian lampu hemat energi, pemakaian alat elektronik dan penggunaannya, apakah setahun terakhir mengurangi pemakaian listrik serta alasannya.
- Pengelolaan sampah
- Pemanfaatan air
- Penggunaan transportasi
- Peduli lingkungan sekitar: kerja bakti, mengurangi pencemaran air, udara, tanah
- Pengetahuan perilaku peduli lingkungan hidup
- Gambaran kondisi ekonomi
Beberapa responden (10 sampel rumah tangga) yang disurvey di Desa Ayuhulalo (hanya sebagian kecil dari sampel keseluruhan di Boalemo karena data belum dientry dan diolah lebih lanjut), dengan kondisi perekonomian 1 juta ke bawah per bulan yang bertempat tinggal di kawasan yang dekat dengan sungai, ternyata membuang sampah ke sungai. Menggunakan air sungai untuk mandi, cuci, kakus, serta mencuci motor. Namun, air yang digunakan untuk minum, memasak adalah air ledeng ataupun air sumur yang dipakai bersama dengan tetangga. Pemakaian bahan bakar utama untuk memasak masih menggunakan kayu bakar, alternatifnya adalah minyak tanah, sedangkan bahan bakar untuk kendaraan bermotor kebanyakan menggunakan premium.
Pembuangan sampah juga tidak dipilah (antara sampah plastik dan sampah daun) serta alternatif pembuangan sampah lainnya adalah dibakar. Kantong plastik (kresek) juga tidak ada usaha untuk menguranginya, tas belanja hanya digunakan untuk memudahkan dalam membawa saja tanpa mengurangi kresek yang diberikan pedagang. Usaha untuk menghemat listrik diantaranya menggunakan lampu hemat energi, tidak menyalakan lampu di siang hari, dan hanya menyalakan beberapa lampu (1 atau 2) di malam hari ketika tidur.
Responden juga mengaku tidak mengetahui adanya penyuluhan terkait lingkungan hidup. Namun, responden cukup memiliki kepedulian dalam kerja bakti di lingkungan sekitar. Pengetahuan perilaku peduli lingkungan juga sedang-sedang saja bahkan dapat dikatakan kurang ketika responden harus menjawab self enumeration survey. Sedangkan informasi terkait lingkungan kebanyakan didapat dari menonton televisi.
Melihat dari beberapa jawaban responden, memang seharusnya penyuluhan tentang lingkungan hidup harus lebih digiatkan terutama pada pemasangan iklan di televisi maupun penyuluhan di desa berupa pengelolaan sampah, penghematan/konservasi air, penghematan listrik/penggunaan energi listrik alternatif, penghijauan, dan konservasi satwa. Hal ini bertujuan agar dalam kehidupan sehari-hari apapun kegiatannya, masyarakat harus memperhatikan bagaimana dampaknya ke lingkungan. Misalnya saja, dalam pembuangan sampah yang sembarangan (ke sungai, laut) tentu saja akan mengakibatkan terjadinya banjir, berkurangnya biota air, maupun turunnya kualitas air itu sendiri.
0 komentar:
Post a Comment