Jalan-jalan desa menanjak berliku-liku dihiasi deretan pohon oak, berselang-seling di antara jerejak anggur yang ditelantarkan. Lebah madu berdengung mengerubuti petunia. Daffodil dan asturia tumbuh sepanjang pagar peternakan, berdesakan di celah-celah bangku batu. Di belakang rumah penduduk tumpah ruah dedaunan warna oranye, mendayu-dayu karena belain angin. Lalu terbentang luas padang rumput, permukaannya ditebari awan-awan kapas…---Edensor
Film Laskar Pelangi Sekuel 2 Edensor merupakan film lanjutan dari Sang Pemimpi yang diadopsi dari Novel Tetralogi Andrea Hirata. Andrea Hirata adalah penulis muda yang tidak memiliki latar belakang jusnalistik tetapi memiliki kemampuan untuk menguak berbagai realita kehidupan dan menyarikannya menjadi sebuah tulisan yang apik dan mampu menggugah ketersadaran nurani setiap pembacanya. Buku ini diterbitkan pertama kali pada Mei 2007 oleh PT. Bentang Pustaka, telah menjadi best seller Indonesia dan terdapat hampir diseluruh toko-toko buku di Indonesia. Film ini akan ditayangkan di bioskop-bioskop kesayangan anda di penghujung tahun 2013 tepatnya mulai tanggal 24 Desember 2013.
Kampung nun jauh
Hatiku rindu
Dengarlah dengar
Tentang kampungku.....
Ikal dan Arai...Dua orang anak Belitong ini memiliki mimpi-mimpi besar yang terinspirasi dari perkataan Pak Balia. "Jelajahilah Eropa sampai ke Afrika, dan hentikan langkah kalian di Sorbonne, Perancis". Untuk mewujudkan impian tersebut, mereka tidak bisa hanya berdiam diri saja tetapi dengan kerja keras dan terus bekerja keras karena mereka berdua bukanlah terlahir dari orang tua dari kalangan berada. Perjalanan mereka sampai di tanah eropa dijelaskan di film sebelumnya yakni Sang Pemimpi. Semangat, Kerja Keras, Ambisi, serta Do'a kedua orang tualah yang menghantarkan mereka kepada Mimpi yang tadinya sulit untuk digapai sekarang hanyalah sedekat pandangan mata saja dengan kampung mereka. Menara Eiffel tegak berdiri di hadapan mereka sekarang.
Edensor mengulas tentang perjalanan hidup Ikal dan sahabatnya Arai, saudara sekaligus teman seperjalanannya yang telah melalui banyak episode kehidupan, suka maupun duka.
Tawaran beasiswa dari Uni Eropa telah menjadi sebuah jembatan keberuntungan (magical bridge) yang menghantar mereka pada penjelajahan panjang di tanah-tanah mimpi, menjadi sebuah kunci yang telah membuka kotak pandora yang berisi mimpi-mimpi masa kecil mereka. Sebuah kerinduan untuk berbuat sesuatu bagi tanah kelahiran, memberikan kebanggaan bagi orangtua dan menyelesaikan mimpi-mimpi para sahabat (Laskar Pelangi) yang telah terenggut oleh keterbatasan dan jerat kemelaratan. Amanat itu juga disampaikan oleh Lintang, sahabat Ikal yang sangat pandai namun tidak bisa meneruskan pendidikan karena harus membiayai adik-adiknya.
Universitas Sorbonne Perancis, telah menghantar mereka pada pertemuan dan persahabatan dengan mahasiwa dari berbagai belahan dunia dengan beragam latar belakang. Kehidupan bangsa eropa yang terkenal intelektual, dinamis dan efisien telah menunjukkan pada berbagai realita betapa rendahnya kualitas serta sistem pendidikan bangsa Indonesia. Hanya semangat dan tekad yang kuat yang mampu menghantar mereka pada sebuah keberanian untuk menjadi bagian dari sistem pendidikan yang modern. Kesenjangan tingkat pemahaman dan pengetahuan mengharuskan dua sobat karib ini berjuang untuk menyelesaikan pendidikan mereka.
Keindahan benua eropa dan gemerlapnya dunia malam kota Paris memberikan daya tarik bagi siapapun yang melihatnya. Namun, tradisi dan etika back packer Kanada sangat menarik perhatian Ikal bahkan lebih menarik dibadingkan Katya. Mahasiswi jerman yang telah menolak cinta banyak pemuda dan memilih Ikal menjadi kekasihnya. Meskipun pada akhirnya perbedaan makna tentang mencintai telah membawa mereka kembali pada jalinan pertemanan. Kerinduan Ikal pada A Ling, perempuan masa kecil yang sangat dicintainya telah menguakkan kembali ingatannya tentang Edensor. Sebuah desa khayalan pada sebuah novel pemberian A Ling, karya Herriot yang berjudul "Seandainya Mereka Bisa Bicara".
Hamparan dataran hijau, bunga daffodil dan semerbak aroma rerumputan telah membawa Ikal bekelana ke setiap sudut desa. Desa khayalan yang telah membuka jalan rahasia dalam kepala Ikal, jalan menuju penaklukan-penaklukan terbesar untuk menemukan A Ling, untuk menemukan cinta dan diri sejatinya. Ikal dan Arai berencana untuk melakukan perjalanan keliling benua Eropa mengikuti tradisi para pengelanan back packer Kanada. Rencana perjalanan panjang ini mendapat respon yang serius dari para sahabat, yang akhirnya dijadikan sebagai ajang pertaruhan untuk mengukur keberanian untuk menahklukkan tantangan. Penjelajahan panjang menjelajahi benua eropa dengan bermodal semangat dan keberanian.
Perjalanan dimulai dari kota Paris Perancis melintasi benua Eropa dan berakhir di Spanyol. Pencarian Ikal akan cinta masa kecil telah membawa mereka melintasi rute perjalanan yang panjang melintasi benua Eropa hingga Tunisia, Zaire dan Casablanca di benua Afrika. Rasa lapar, kelelahan serta ancaman kematian karena kedinginan tidak menyurutkan semangat dan keberanian Ikal untuk menjelajahi enigma tentang A Ling yang kini menjadi semakin terang.
Kota demi kota menghadirkan beragam realita yang semakin memperjelas makna pencarian Ikal. Sekuat apapun upaya untuk menemukan sesuatu, dan pada titik akhir upaya tersebut masih belum berhasil sesungguhnya kita sedang dihadapkan pada berbagai realita tentang diri kita. Pencarian cinta pada sosok perempuan bernama A Ling telah memberikan pembelajaran tentang makna cinta sejatinya, yaitu diri sendiri. Keberanian untuk bermimpi telah menghantar kita pada satu realita yang mengajarkan kita arti kebahagiaan yang sesungguhnya.
Edensor, membawa kita pada perjalanan yang tidak hanya membawa kita pada tempat-tempat yang spektakuler, tidak hanya memberi kita tantangan ganas yang menghadapkan pada cinta putih, tetapi mampu membawa kita pada satu kesadaran kesejatian diri manusia. Toleransi, daya tahan dan integritas bukanlah hal yang dapat ditawar-tawar dalam keadaan apapun. Dibutuhkan semangat, kemauan dan daya juang tinggi untuk menghidupi setiap mimpi hingga mewujud dalam sebuah realita kehidupan.
Hidup dan nasib, bisa tampak berantakan, misterius, fantastis dan sporadic, namun setiap elemennya adalah sub system keteraturan dari sebuah desain holistic yang sempurna. Menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tak ada hal kecil apapun terjadi karena kebetulan. Ini fakta penciptaan yang tidak terbantahkan.
Memanggil kilas-kilas memori
yang sulit hilang meski tak kunjung kutemukan
jawabannya… oh
sosokmu yang dulu pernah hadir
memaksaku mengungkit misteri yang tak terjawab
bagai tersihir kulangkahkan kaki ini
menapak setiap jejak yang tertinggal tentangmu
Melayang imajiku sejenak…
Terbawa semua kenangan tentangmu
Membawaku terbang jauh tinggi…
jelajahi separuh bumi…
Dan kutemukan edensorku diteduh wajahmu…
Kuatkan aku dalam petualangan ini…
Dan kutemukan edensorku, dihangat senyummu..
Yang menghiasi warna mimpi citaku kini…
Semakin jauh kuayunkan langkah ini
Semakin banyak tanya kutemui
Seakan hanya aku dan angin berhembus
Yang membawa pergi pesan sunyiku
Dan kembali kutanya pada diriku
Kemana ‘kan kucari kau kini
Karena hingga batas cakrawala ini
Tak kunjung kutemukan hadirmu… oh…
Sumber:
http://www.21cineplex.com
http://ardee.web.id
http://bukuku-resensi.blogspot.com/
www.panoramio.com
0 komentar:
Post a Comment