Role model, mungkin kita sudah terbiasa mendengar kata-kata tersebut. Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan model? Model itu ibaratnya contoh atau sesuatu yang dibuat untuk menjelaskan sesuatu yang dimaksud. Nah sekarang jika kita mengaitkannya dengan ekonomi, kita harus memaknai ekonomi itu sendiri. Dalam ilmu ekonomi kita belajar tentang memaksimalkan tujuan (baik utility maupun profit) dengan resources terbatas. Model ekonomi adalah abstraksi dari realitas untuk memahami pelaku ekonomi di dunia nyata. Permodelan ini tentunya harus memenuhi asumsi-asumsi sehingga dapat dibentuk suatu permodelan yang baik.
Asumsi-asumsi tersebut diantaranya adalah:
1. Asumsi Ceteris Paribus, mengasumsikan variabel lain adalah konstan dengan tujuan untuk mempermudah analisis (partial derivatif)
2. Optimization Assumption, secara rasional untuk mencapai tujuan tertentu, hal ini terkait dengan behaviour yang dilakukan, konsep matematik sehingga melahirkan model yang kuat.
3. Positive-Normative Distinction. normative yang seharusnya dilakukan, positive adalah mencari teori ekonomi untuk menjelaskan fenomena yang diobservasi.
Supply-Demand Equilibrium
Pasti kita tidak asing mendengar istilah equilibrium ya..equilibrium adalah suatu kondisi dimana terjadi perpotongan antara kurva demand dan kurva supply. Perpotongan ini terjadi ketika titik mencapai keseimbangan antara quantity dan harga. Qd = Qs. Apakah equilibrium bisa berubah? bisa, ketika ada perubahan-perubahan seperti harga barang meningkat, dll. Nilainya dapat diperoleh dengan menggunakan general equilibrium models, dan marshallian models.
Welfare economics
Belajar bagaimana individu itu bisa terpengaruh. Welfare economic berbanding lurus dengan utility, ketika individu memiliki income yang cukup untuk membeli barang dan mendapatkan utility yang maksimum maka welfarenya akan meningkat. Sebaliknya jika terjadi penurunan utility maka welfarenya juga akan mengalami penurunan.
Nah tadi kita sudah tahu bahwa semua pelaku ekonomi pasti menginginkan segala sesuatunya mencapai titik maksimal, baik itu utility dari sisi konsumen maupun profit dari sisi produsen. Tapi bagaimana cara memperoleh titik maksimal tersebut?
1. Dengan FOC (First order condition/uji turunan pertama. Caranya dengan menurunkan fungsi sehingga diperoleh apakah dia fungsi naik dan fungsi turun. Jika f' >0 (+) maka merupakan fungsi naik, f'<0 (-) maka merupakan fungsi turun. Titik optimal terjadi ketika f'=0.
2. FOC tidak cukup untuk menentukan apakah sudah mencapai kondisi maksimum atau minimum. Untuk membuktikan apakah fungsi tersebut fungsi maksimum atau minimum adalah dengan Second Order condition/uji turunan kedua. Uji turunan kedua untuk menentukan kecekungan fungsi. Jika f''<0 (-) maka mencapai kondisi maksimum (terbuka ke bawah), jika f''>0 (+) maka mencapai kondisi minimum (terbuka ke atas)
Fungsi dari beberapa variabel:
1. Partial derivatives: mengasumsikan variabel lainnya ceteris paribus
2. Elastisitas: perubahan diukur dalam persentase
3. Turunan parsial kedua
4. Teorema Young: nilainya akan sama ketika diturunkan secara bergantian
5. Total differential: perubahan total dari Y terhadap semua X yang berubah
6. Envelope theorem: optimal value (equilibrium) bisa berubah kalau parameter dari value itu berubah
7. Constrained maximization (Lagrangian multiplier method): mengkonversi suatu masalah ke fungsi lagrange (ada kendala)
8. Duality: akan menghadapi permasalahan sama dengan 2 perspektif yang berbeda
9. Inequality constraints: menghadapi pertidaksamaan. Jika dalam persamaan dapat menghabiskan anggaran, maka dalam pertidaksamaan anggaran tidak sepenuhnya digunakan untuk memaksimalkan utility.
10. Homogenous functions
11. Euler's Theorem
12. Homothetic funtions
Ke semua cara yang diterapkan pada multi variabel tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mencari kondisi maksimum dan nilai dari variabel-variabelnya dengan berbagai macam permasalahan atau constrain yang muncul dari fenomena-fenomena yang ada...
0 komentar:
Post a Comment