Friday, February 09, 2024
Inflasi, Properti, Daya Beli Masyarakat
Saturday, December 30, 2023
Jodoh Pasti Bertemu (2)
Saat bulan menerangi gelapnya malam dan membuat suasana malam yang tentram, tetapi tidak dengan perasaan gadis itu. Hatinya bergejolak dan terus memikirkan sosok itu semalaman. Padahal menurutnya rasa itu sudah lama hilang, dan dia sebenarnya berharap rasa itu tidak akan pernah kembali. Tetapi, kemunculannya kembali membuatnya tak bisa tenang..
Keesokan harinya, dia berusaha untuk mempersiapkan bahan yang akan dipaparkannya saat meeting. Keluh kesah client harus terbayarkan dengan strategi dan proposal yang sudah dia siapkan dijauh-jauh hari. Alhamdulillah hari itu berjalan dengan lancar, dan tentunya dia sudah cukup tenang karena sosok itu sudah tidak ada lagi di ruangan itu. Sepertinya dia sudah pergi, atau hanya datang untuk checking situation saja.
Gadis itu pun membereskan perlengkapannya dan bersiap-siap untuk pulang. Jam sudah menunjukkan pukul setengah 12 siang, masih ada waktu untuk bersiap sholat sebelum melakukan perjalanan kembali. Gadis itu menuju ke arah mushola, dan....
*Deg
Dia berpapasan dengan sosok itu..
Karena sudah tertangkap basah, gadis itu spontan tersenyum.
"Hey" "Lama ya ga keliatan, gimana kabarnya?"
"Ba..baik" "Oh iya mengenai soal waktu itu, saya minta maaf.."
Sosok itu hanya membalas dengan senyumannya.
Gadis itu berkata lagi
"Saya duluan yah.."
Akhirnya mereka pun berpisah..Gadis itu berusaha untuk mengendalikan kegugupannya. Matanya berkaca-kaca. Rasanya seperti mimpi bisa berpapasan dan berkomunikasi lagi dengan sosok itu, meskipun hanya beberapa detik..
(bersambung)
Jodoh Pasti Bertemu
Sunday, September 17, 2023
Yudisium 2023
Kelas B |
Angkatan 2021 |
Pelepasan Kelulusan |
Monday, July 17, 2023
Hidayah
Bismillah..
Alhamdulillah, kita masih diberikan nikmat iman dan islam oleh Allah SWT. Semoga Allah senantiasa menjaga iman dan islam kita. Aamiin ya robbal'alamiin. Beberapa waktu lalu saya mendengarkan kisah seorang muallaf yang menerima hidayah untuk dapat memeluk islam. Kemudian saya langsung berpikir bahwa hidayah itu datangnya dari Allah SWT, dan orang yang mendapatkannya adalah orang-orang pilihan Allah SWT. Yah, semua orang muslim pasti akan tertuju untuk berpikir demikian, and case close. Of course kan. Namun, kemudian saya berpikir lagi...bagaimana seorang muallaf itu bisa mendapatkan hidayah itu jika dari lahir dia bukan beragama islam? dan di lingkungan sekelilingnya serta garis keturunannya semua non muslim? Wallahu a'lam...
Coba kita lihat dari sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang di luar kehomogenitasan agama yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Misalnya saja, saya..dulu saya dibesarkan di daerah yang minoritas penduduknya beragama Islam. Saya dibesarkan di lingkungan yang heterogen. Mayoritas penduduknya beragama Hindu. Teman-teman saya yang lain ada yang beragama Kristen, Budha, dan Katolik. Itu dari SD sampai dengan SMP. Karena saya lahir sebagai Muslim, dan keyakinan itu terus tumbuh mengakar dengan pengalaman-pengalaman spiritual saya. Saya tidak pernah berpikir bahwa mengapa saya atau mereka berbeda. Yang saya tahu hanya mereka baik maka saya baik. Lakum diinukum waliyadiin. Untukmu agamamu dan untukku agamaku. Begitulah indahnya toleransi umat beragama, yang di dalam Al Qur'an sendiri telah dijelaskan.
Kemudian, mulai SMA saya sudah terisolir dari keheterogenitasan khususnya dalam umat beragama. Teman-teman SMA saya semuanya muslim karena saya sekolah di Madrasah aliyah. Kuliah, ada beberapa teman saya yang beragama lain tapi mayoritas muslim semua. Hingga berumah tangga tinggal di daerah yang mayoritas beragama islam. Lalu, entah kenapa pertanyaan itu terbesit dalam pikiran yang membuat saya sangat penasaran. Mungkin karena saya belum pernah menemui seseorang yang muallaf bukan karena suatu ikatan, bukan karena keharusan ataupun keamanan yang terjamin ketika dia beragama islam. Akan tetapi, muallaf karena menemukan keyakinan bahwa Tuhan itu adalah Allah.
Flash back ke belakang, saya pernah memiliki teman yang beragama lain dan sangat taat dalam beragama bahkan sampai vegetarian. Jadi, setiap pertemuan makanan yang disediakan untuknya adalah nasi dengan tahu, tempe dan sayur-sayuran. Ada beberapa, ga cuma satu. Dan mereka usianya lebih tua dari saya. Kemudian, ketika mereka beribadah sangat khusyuk dengan pembawaan yang begitu tenang. Kalau di islam mungkin seperti orang-orang alim. Tetapi, jelas yang mereka sembah saat itu bukanlah Allah..Dan sampai sekarang saya belum pernah berdebat tentang agama dengan teman-teman saya yang non muslim karena menurut saya itu ranah yang sensitif dan saya sangat menghargai toleransi beragama. Biasanya hanya menonton dari video youtube, misalnya ceramah Dr. Zakir Naik. Tentang rasa penasaran orang-orang non muslim terhadap Islam.
Salah satu contoh proses pencarian Tuhan, sebenarnya telah dilakukan oleh Nabi Ibrahim As. Nabi Ibrahim terus mencari-cari siapakah Tuhan mulai dari bulan, matahari, berhala, dsb tetapi kesemuanya memiliki kelemahan sehingga tidak dapat dikatakan Tuhan. Sampai di satu titik di mana Nabi Ibrahim mendapatkan wahyu dari Allah dan meyakini bahwa Tuhan yang harus disembah adalah Allah SWT. Sebuah proses di mana kemudian Nabi Ibrahim As dibakar hidup-hidup oleh Raja Namrud karena keyakinannya, tetapi Allah selamatkan dan memberikan mukjizat sehingga api tersebut menjadi dingin..
Refleksinya, kita tidak tahu bagaimana proses datangnya hidayah. Hidayah itu memang rahasia Allah. Tetapi manusia diberikan akal dan hati nurani sebagai bekal dalam proses pencarian Tuhan. Apalagi di era yang serba digital, seharusnya segala macam informasi lebih mudah didapatkan dibandingkan zaman dahulu. Sinkronisasi akal dalam bentuk logika, dan hati yang lunak mungkin dapat lebih mempermudah datangnya hidayah tersebut... Wallahu a'lam bisshowab.
Friday, July 07, 2023
Alhamdulillah Lulus
Bismillah..
Ga terasa 2 tahun sudah sy melewati proses perkuliahan dengan berbagai macam tantangan dan ujian. Waktu yang sebenarnya terbilang lumayan singkat untuk menempuh sebuah studi, karena pengalaman sebelumnya untuk memperoleh sarjana itu 4 tahun, sedangkan magister secara normal hanya 2 tahun. Sungguh sebuah pengalaman yang luar biasa. Dan saya ga akan pernah bisa melewatinya dengan baik tanpa pertolongan Allah. Pertolongan Allah melalui teman-teman yang baik, dosen-dosen yang berkualitas, dan dalam banyak hal. Utamanya, dengan sistem perkuliahan yang waktu semester 1 dan 2 masih dilakukan secara online. Masa-masa di mana saya lebih sering begadang di malam hari karena lebih tenang untuk menyelesaikan tugas ketika anak-anak sudah terlelap dalam tidurnya.
Perjalanan menempuh kampus juga penuh dengan effort karena harus ditempuh dalam waktu 2,5 jam jika menggunakan mode transportasi kereta, ataupun dengan menggunakan grab/gocar yang bisa menghemat waktu 1 jam. Akan tetapi, tentunya mengeluarkan cost yang lebih besar 3 kali lipat dibandingkan dengan naik kereta. Waktu tempuh dari rumah ke stasiun bekasi sekitar 30 menit, kemudian ke stasiun manggarai sekitar setengah jam, dari manggarai ke stasiun UI setengah jam, ditambah dengan waktu menunggu kereta sekitar kurang lebih 30 menit, waktu berjalan dari stasiun ke kampus sekitar 15 menit naik bus kuning. Jika PP dengan menggunakan kereta dan ojek mungkin biayanya sekitar 80rb rupiah, sedangkan dengan mobil PP sekitar 300rb rupiah.
Pengalaman di semester ke 4 memang sudah fokus ke tesis. Pemilihan topik tesis merupakan masa-masa kegalauan di akhir semester 3 dan menjelang semester 4. Karena di awal semester 4 kita sudah harus mengajukan nama dosen pembimbing, dan persiapan data-data yang dibutuhkan. Itu berlangsung sangat singkat, jadi antara topik, data, metode itu benar-benar sudah harus dimatangkan saat liburan semester dari 3 ke 4. Jika sedikit saja kita meleset dari jadwal maka agenda yang sudah kita susun di awal akan sangat keteteran. Kemudian, untuk data yang digunakan kita juga harus bisa memastikan bahwa data tersebut memang benar-benar ada dan kalaupun harus meminta ke instansi atau lembaga terkait sebaiknya sudah dilakukan di jauh-jauh hari. Alhamdulillah, di labkom kampus data-data yang saya butuhkan tersedia dan dapat memintanya dengan prosedur yang sudah ditetapkan oleh kampus.
Jujur tantangan terbesar saya di luar penulisan tesis adalah belajar syntax-syntax dasar stata yang jujurly saya masih awam. Karena saya menggunakan raw data, jadi saya belajar dari awal bagaimana cara penggabungan data individu dan RT (combine data, append data set), pembentukan variabel penelitian, penggunaan syntax-syntax regresi, uji-uji, dsb. Alhamdulillah dengan waktu yang mungkin bersihnya sekitar 1-2 bulan saya berhasil menyusunnya. Tapi, ga semudah itu saya langsung bisa ya, terkadang beberapa hari kepala saya terasa pusing dan panasnya sampai ke ubun-ubun rasanya kalau ada yang belum bisa/buntu. Wallahu a'lam biasanya kalau sudah sepaneng seperti itu saya berhenti sejenak untuk beres-beres rumah, bermain bersama anak-anak, dsb sampai mood saya mengerjakan datang lagi dan.....entah dari berbagai sumber google/yutub, ada saja petunjuk Allah yang datang. Sungguh itu bener-bener ga bisa dijelasin pakai kata-kata ya, seperti ada jalannya gitu misalnya saya mengetik di google/yutub terus muncul penjelasan dari artikel/jurnal/website yang saat itu cara itu atau langkah itu yang bisa membantu saya menyelesaikan kebuntuan saya..Dan itu berlangsung berkali-kali. Maasyaa Allah...
Kemudian, saya juga harus cermat dalam mengikuti jadwal-jadwal yang ditetapkan kampus jika ingin lulus semester ini. Mulai dari jadwal seminar proposal, seminar hasil, dan ujian tesis. Jadwal-jadwal itu hanya sekitar 3-4 minggu dari jadwal sebelumnya. Jadi butuh effort yang sangat tinggi supaya bisa lulus. Namun, ada beberapa holiday yang saya spend tanpa ngerjain tesis misalnya hari raya Idul Fitri dan Idul Adha yang memang fokus untuk beribadah dan bersilaturrahmi. Berdasarkan pengalaman saya, yang lumayan agak berat itu waktu sempro yang pas lagi menjalankan ibadah puasa. Bener-bener tidak akan terlupakan, maasyaa Allah..
Setelah sempro, berlanjut ke semhas. Saat itu, saya mendapat jadwal di awal sehingga saya tidak bisa menyaksikan teman-teman saya semhas terlebih dahulu. Alhasil semhas yang saya paparkan cukup sederhana dan alhamdulillahnya masih lulus meskipun dengan banyak sekali revisi. Tiga minggu kemudian, sampailah di hari ujian sidang di mana saya berbekalkan penyelesaian revisi dari sejak seminar hasil. Selama kurang lebih 1,5 jam proses ujian sidang berlangsung, saya disuruh menunggu di luar untuk keputusan apakah lulus atau tidak. Dan........begitu saya dipanggil masuk ke dalam, "Selamat, kamu lulus................"
Tapi revisinya jangan lupa ya..
Pengunjung Blog
Labels
Popular Posts
Blog Archive
-
►
2023
(10)
- ► December 2023 (2)
- ► September 2023 (1)
- ► April 2023 (1)
- ► February 2023 (1)
- ► January 2023 (1)
-
►
2022
(4)
- ► February 2022 (3)
- ► January 2022 (1)
-
►
2021
(40)
- ► November 2021 (2)
- ► October 2021 (1)
- ► September 2021 (3)
- ► August 2021 (8)
- ► April 2021 (5)
- ► March 2021 (6)
- ► February 2021 (2)
- ► January 2021 (3)
-
►
2020
(18)
- ► December 2020 (4)
- ► October 2020 (3)
- ► September 2020 (3)
- ► August 2020 (5)
- ► January 2020 (1)
-
►
2019
(8)
- ► December 2019 (1)
- ► October 2019 (2)
- ► September 2019 (2)
-
►
2018
(6)
- ► November 2018 (2)
- ► October 2018 (1)
- ► August 2018 (1)
- ► February 2018 (1)
- ► January 2018 (1)
-
►
2017
(9)
- ► September 2017 (2)
- ► January 2017 (5)
-
►
2016
(7)
- ► November 2016 (7)
-
►
2015
(25)
- ► September 2015 (2)
- ► August 2015 (1)
- ► April 2015 (3)
- ► March 2015 (5)
- ► February 2015 (2)
- ► January 2015 (5)
-
►
2014
(31)
- ► November 2014 (1)
- ► October 2014 (4)
- ► August 2014 (2)
- ► April 2014 (1)
- ► March 2014 (6)
- ► February 2014 (8)
- ► January 2014 (2)
-
►
2013
(108)
- ► December 2013 (5)
- ► November 2013 (4)
- ► October 2013 (4)
- ► September 2013 (3)
- ► August 2013 (12)
- ► April 2013 (17)
- ► March 2013 (25)
- ► February 2013 (9)