Friday, February 09, 2024

Inflasi, Properti, Daya Beli Masyarakat

Pernah ga denger kata inflasi? Yups inflasi adalah perubahan indeks harga konsumen yang dihitung biasanya secara tiga rentang waktu. Yaitu inflasi bulan ke bulan (month to month), inflasi tahun ke tahun (year on year), dan inflasi tahun kalender (year to date). Penjelasan barusan merupakan penjelasan yang sering kita dapatkan melalui google atau karya ilmiah. Nah, gimana bahasa mudahnya? Kira-kira begini, setahun yang lalu kita membeli beras seharga 10 ribu per kg, sekarang ternyata harga beras 15 ribu per kg. Artinya terjadi kenaikan harga pada komoditas beras 5 ribu dalam setahun. Ternyata, harga harga barang komoditas lainnya juga kita temukan naik dengan kenaikan yang fluktuatif. Nah, inflasi itu adalah persentase dari kenaikan harga keseluruhan komoditas barang-barang yang kita sebagai konsumen konsumsi setiap bulannya. Kenaikan harga tersebut menyebabkan uang yang kita tukarkan nilainya menyusut, artinya misal 100ribu setahun yang lalu bisa ditukarkan dengan 5 kg beras, 2 liter minyak goreng, 1 kotak susu dan beberapa cemilan lainnya, saat ini hanya bisa ditukarkan dengan 5 kg beras dan 2 liter minyak goreng. 

Inflasi merupakan salah satu faktor yang menentukan kesejahteraan penduduk. Karena ketika inflasi tidak terkendali maka penduduk akan semakin tidak sejahtera. Inflasi juga menjadi faktor penentu kenaikan gaji buruh/karyawan atau yang sering kita dengar dengan istilah upah minimum regional. Secara logika memang ada keterkaitan dua hal tersebut di mana jika terjadi inflasi maka uang yang kita keluarkan juga akan semakin besar dan untuk pertukaran tersebut dibutuhkan nilai mata uang yang lebih besar. 

Selain inflasi tantangan selanjutnya adalah daya beli masyarakat. Pada umumnya, masyarakat itu dibagi menjadi beberapa kelompok kelas ekonomi yaitu ekonomi kelas bawah, ekonomi kelas menengah bawah, ekonomi kelas menengah atas, dan ekonomi kelas atas. Dari beberapa kelompok tersebut, kelompok yang paling merasakan kenaikan harga-harga adalah kelompok ekonomi kelas bawah dan kelas menengah bawah. Kelompok ekonomi tersebut sebagian besar mengeluarkan pendapatannya untuk membeli komoditas makanan dibandingkan dengan komoditas non makanan atau lebih memprioritaskan barang-barang kebutuhan dasar/primer. Sedangkan, kelompok kelas ekonomi menengah atas dan atas pengeluarannya bergeser ke barang-barang kebutuhan sekunder dan tersier sehingga pengeluaran makanan lebih kecil dibandingkan dengan pengeluaran non makanan. Balik lagi ke daya beli masyarakat, daya beli masyarakat adalah kemampuan masyarakat untuk membeli barang-barang kebutuhannya di dalam pasar. Daya beli masyarakat juga bisa meningkat atau menurun sesuai dengan fenomena perekonomian yang sedang terjadi.

Namun, menurut saya ada inflasi lain di luar harga-harga barang komoditas konsumen pada umumnya yang sangat membebani kelompok kelas menengah bawah dan kelas menengah atas yaitu inflasi properti. Kenapa? Karena inflasi properti itu juga akan menurunkan daya beli kedua kelompok ekonomi tersebut. Keinginan untuk memiliki aset tidak diimbangi dengan gaji yang didapatkan setiap bulannya. Namun, terkadang keinginan kuat menjadikan mereka tetap memilih untuk lebih baik menahan pengeluaran di masa sekarang untuk dapat menikmati aset di masa mendatang. Kenaikan harga properti saat ini memang sudah terlampau tinggi di mana di perkotaan rumah sederhana saja sudah dibanderol dengan harga 500 juta. Harga yang tinggi tersebut tentunya bisa didapatkan dengan menabung atau membayar cicilan di mana hal tersebut akan menurunkan daya beli dan juga akan berpengaruh terhadap perputaran roda perekonomian. 

Lalu bagaimana menyikapi fenomena-fenomena tersebut? Disinilah peran penting pemerintah untuk mengendalikan inflasi yang terjadi. Untuk menjaga terus berputarnya roda perekonomian maka dibutuhkan kestabilan baik harga-harga maupun upah/gaji. Inflasi terdengar seperti hal yang sepele, tetapi inflasi yang tidak terkendali akan menjadi beban yang berat bagi generasi saat ini maupun generasi yang akan datang. 





Artikel Terkait

0 komentar:

Post a Comment

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Pengunjung Blog

Labels

A EKMET (1) A MACRO (1) A MATEK (1) A MENULIS (1) A MICRO (1) ENGLISH (13) ISLAMI (9) KISAH (24) KUE (2) KULINER (3) LEARNING (23) Menjahit (6) MONICLENS (8) MY CREATION (12) MY LOVELY FAMILY (17) NGAJI (1) NOSTALGIA (14) PUISI (7) RESENSI FILM (6) STORY (38) TAJWID (1) TESTIMONI (2) TIPS dan TRICK (16) TRAVELLING (40) TSAQOFAH (1) Umar (9)

Alih Bahasa

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Monica Oktavina. Powered by Blogger.

Blog Archive

Flag Counter

Flag Counter

About Blogger

Hello guys, I am a mother of two kids, hopefully this blog useful for you, do not forget to follow this blog to get more information ^_^ (Instagram: moniceoktavina12. Youtube: Monica Oktavina) Contact Us: moniceoktavina@gmail.com

PRIVACY POLICY

Copyright © Monice and Family | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com