Semua pasti sudah pada tahu kan Negeri 5 Menara?? Yupz novelnya sangat mem-booming hingga menjadi novel Best Seller dan tentunya sudah difilmkan pada awal tahun 2012. Cerita ini mengingatkanku saat-saat masih di pondok Ma'had Al Hidayah MAN Negara Bali. Setting ceritanya memang sebagian besar di pondok, yaitu pondok Madani (Gontor). Masa-masa di pondok yang tidak akan pernah kulupakan. Kebersamaan bersama teman-teman satu kamar->Kamar Khadijah dengan personel: Siti Aisyah, Tantri Febriani, Nur Juliani, Susi Ariyani, Fitriyah, Dwi Rini, Nina Bobo, Nengah Ida. Begitu juga halnya dengan Alif Fikri dan kelima kawannya yaitu:
Setelah melewati test, Alif pun berhasil masuk Pondok Madani. Dia pun bertemu 5 kawan yang akan menjadi sahabatnya yaitu Raja, Dulmajid, Baso, Atang, dan Said. Keenam sahabat tersebut sangat kompak baik dalam menjalankan tugas maupun dalam menerima hukuman jika melanggar aturan pondok misalnya ketika dihukum oleh Tyson karena telat datang Sholat berjama'ah. di pondok Alif sangat terkesima dengan mantera sakti yang diberikan oleh ustadz Salman yaitu "Man Jadda Wa Jadaa" artinya siapa yang bersungguh-sungguh dia kan berhasil. Ustadz Salman mencontohkan dengan memotong kayu dengan parang tajam tapi setengah hati dan percobaan kedua dengan parang tumpul tapi dengan sungguh-sungguh. Kayu yang terbelah adalah kayu yang dipotong dengan parang tumpul karena dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Hikmahnya walaupun kita dengan segala keterbatasan (misalnya tidak sepintar kawan kita yang lain) tapi jika kita bersungguh-sungguh dalam belajar maka kita juga bisa menyabet/menyelesaikan soal-soal ujian dengan baik:). Keenam sekawan itu sangat senag berkumpul di bawah menara sehingga mereka disebut Shohibul Menara. Dan di bawah menara itu mereka mengimajinasikan awan-awan dengan bermacam-macam benua yang mereka sukai. Alif melihat benua Amerika, Baso melihat benua Asia, Raja melihat benua Eropa, Atang melihat benua Afrika, Said dan Dulmajid melihat Indonesia. Merekapun bermimpi suatu saat nanti mereka bisa ke benua yang mereka imajinasikan lewat awan-awan itu. Man Jadda Wa Jadaa!!
Alif pandai bahasa Inggris. Diantara kelima kawannya yang paling pandai adalah Baso kemudian disusul Raja. Baso sangat pandai bahasa Arab. Di sela-sela kesibukannya dia sangat meyempatkan diri untuk menghapal Al-Qur'anulkariim. Sayangnya hanya hingga kelas lima saja Baso bertahan di pondok madani dikarenakan neneknya sakit dan Baso memang sudah yatim piatu sejak lahir. Kepergian Baso membuat kelima sekawan itu sempat bersitegang karena Alif juga ingin ikut ujian penyetaraan SMA untuk masuk ITB dan tidak meneruskan kelas 6. Namun, Alif mengurungkan niatnya dan menamatkan Pondok hingga selesai.
Setiap nafasku
di dalam detak jantung
tak pernah aku meragu
hanya engkau yang di hatiku
berlelah-lelah dahulu
bersenang-senang kemudian
tiada suatu yang besar
tanpa perjuangan yang hebat
man jadda wajada, man jadda wajada
man jadda wajada, man jadda wajada
air yang mengalir jernih
tak akan keruh menggenang
jangan surutkan langkah
yakin dan penuh ketulusan
man jadda wajada, man jadda wajada
man jadda wajada, man jadda wajada
siapa yang sungguh-sungguh dia kan berhasil
siapa yang sungguh-sungguh dia kan berhasil
malam berteman bintang
siang sang matahari
takkan ku patah arang
hadapi semua rintangan
man jadda wajada, man jadda wajada
man jadda wajada, man jadda wajada
Di scene ini saya sangat terharu akan keistiqomahan (keteguhan) Baso untuk menghapalkan Al-Qur'an. Baso yang yatim sejak lahir tidak pernah melihat wajah kedua orang tuanya. Dia hanya diberi secarik foto tua yakni foto pernikahan kedua orang tuanya. Hanya itu yang bisa Baso simpan untuk mengenang kedua orang tuanya terutama ibunya yang melahirkannya. Baso sangat bingung bagaimana bisa agar ia dapat membahagiakan kedua orang tuanya walaupun orang tuanya sudah tiada. Dan akhirnya Baso menghapalkan Al-Qur'an sebab orang yang mampu menghapalkan Al-Qur'an dapat memberikan jubah kemuliaan kepada kedua orang tuanya dimana tidak ada satu perhiasan pun di dunia yang menandingi kemegahan jubah itu.
Berikut keutamaan menghapalkan Al-Qur'an:
Mungkin kita bisa membahagiakan kedua orang tua kita di dunia. Tapi membahagiakan orang tua dengan jubah kemuliaan di kala orang lain kepanasan, kehausan di tengah terik matahari yang hanya sejengkal dari kepala, mengapa tidak? Man Jadda Wa Jadaa dalam menghapal Al-Qur'an!!^^
Trailer Negeri 5 Menara:
- Raja : Teman Alif dari Medan. Ia adalah anggota English Club dan seorang orator yang hebat.
- Said : Dari Surabaya. Ia sangat terobsesi dengan bodybuilding dan mengidolakan Arnold Schwarznegger.
- Dulmajid : Dari Sumenep, Madura. Seorang pemain bulutangkis, rekan latih tanding Ustad Torik.
- Atang : Dari Bandung. Seorang yang mencintai seni dan teater.
- Baso : Dari Gowa, Sulawesi. Terkenal karena memori fotografis dan Bahasa Arab yang fasih.
Setelah melewati test, Alif pun berhasil masuk Pondok Madani. Dia pun bertemu 5 kawan yang akan menjadi sahabatnya yaitu Raja, Dulmajid, Baso, Atang, dan Said. Keenam sahabat tersebut sangat kompak baik dalam menjalankan tugas maupun dalam menerima hukuman jika melanggar aturan pondok misalnya ketika dihukum oleh Tyson karena telat datang Sholat berjama'ah. di pondok Alif sangat terkesima dengan mantera sakti yang diberikan oleh ustadz Salman yaitu "Man Jadda Wa Jadaa" artinya siapa yang bersungguh-sungguh dia kan berhasil. Ustadz Salman mencontohkan dengan memotong kayu dengan parang tajam tapi setengah hati dan percobaan kedua dengan parang tumpul tapi dengan sungguh-sungguh. Kayu yang terbelah adalah kayu yang dipotong dengan parang tumpul karena dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Hikmahnya walaupun kita dengan segala keterbatasan (misalnya tidak sepintar kawan kita yang lain) tapi jika kita bersungguh-sungguh dalam belajar maka kita juga bisa menyabet/menyelesaikan soal-soal ujian dengan baik:). Keenam sekawan itu sangat senag berkumpul di bawah menara sehingga mereka disebut Shohibul Menara. Dan di bawah menara itu mereka mengimajinasikan awan-awan dengan bermacam-macam benua yang mereka sukai. Alif melihat benua Amerika, Baso melihat benua Asia, Raja melihat benua Eropa, Atang melihat benua Afrika, Said dan Dulmajid melihat Indonesia. Merekapun bermimpi suatu saat nanti mereka bisa ke benua yang mereka imajinasikan lewat awan-awan itu. Man Jadda Wa Jadaa!!
Alif pandai bahasa Inggris. Diantara kelima kawannya yang paling pandai adalah Baso kemudian disusul Raja. Baso sangat pandai bahasa Arab. Di sela-sela kesibukannya dia sangat meyempatkan diri untuk menghapal Al-Qur'anulkariim. Sayangnya hanya hingga kelas lima saja Baso bertahan di pondok madani dikarenakan neneknya sakit dan Baso memang sudah yatim piatu sejak lahir. Kepergian Baso membuat kelima sekawan itu sempat bersitegang karena Alif juga ingin ikut ujian penyetaraan SMA untuk masuk ITB dan tidak meneruskan kelas 6. Namun, Alif mengurungkan niatnya dan menamatkan Pondok hingga selesai.
Setiap nafasku
di dalam detak jantung
tak pernah aku meragu
hanya engkau yang di hatiku
berlelah-lelah dahulu
bersenang-senang kemudian
tiada suatu yang besar
tanpa perjuangan yang hebat
man jadda wajada, man jadda wajada
man jadda wajada, man jadda wajada
air yang mengalir jernih
tak akan keruh menggenang
jangan surutkan langkah
yakin dan penuh ketulusan
man jadda wajada, man jadda wajada
man jadda wajada, man jadda wajada
siapa yang sungguh-sungguh dia kan berhasil
siapa yang sungguh-sungguh dia kan berhasil
malam berteman bintang
siang sang matahari
takkan ku patah arang
hadapi semua rintangan
man jadda wajada, man jadda wajada
man jadda wajada, man jadda wajada
Di scene ini saya sangat terharu akan keistiqomahan (keteguhan) Baso untuk menghapalkan Al-Qur'an. Baso yang yatim sejak lahir tidak pernah melihat wajah kedua orang tuanya. Dia hanya diberi secarik foto tua yakni foto pernikahan kedua orang tuanya. Hanya itu yang bisa Baso simpan untuk mengenang kedua orang tuanya terutama ibunya yang melahirkannya. Baso sangat bingung bagaimana bisa agar ia dapat membahagiakan kedua orang tuanya walaupun orang tuanya sudah tiada. Dan akhirnya Baso menghapalkan Al-Qur'an sebab orang yang mampu menghapalkan Al-Qur'an dapat memberikan jubah kemuliaan kepada kedua orang tuanya dimana tidak ada satu perhiasan pun di dunia yang menandingi kemegahan jubah itu.
Berikut keutamaan menghapalkan Al-Qur'an:
- Ridho Allah
- Akan menjadi penolong (syafaat) bagi penghafalnya
- Benteng dan perisai hidup
- Pedoman dalam menjalankan kehidupan
- Nikmat mampu menghafal AlQuran sama dengan nikmat kenabian
- Kebaikan dan berkah bagi penghafalnya
- Rasulullah sering mengutamakan yang hafalannya lebih banyak (Mendapat tasyrif nabawi)
- Para ahli Quran adalah keluarga Allah yang berjalan di atas bumi
- Dipakaikan mahkota dari cahaya di hari kiamat yang cahayanya seperti cahaya matahari
- Kedua orang tuanya dipakaikan jubah kemuliaan yang tak dapat ditukarkan dengan dunia dan seisinya
- Kedudukannya di akhir ayat yang dia baca
- Tiap satu huruf adalah satu hasanah hingga 10 hasanah
- Allah membolehkan rasa iri terhadap ahlul Quran
- Menjadi sebaik-baik manusia
- Kenikmatan yang tiada bandingannya
- Ditempatkan di syurga yang tertinggi
- Akan menjadi orang yang arif di syurga kelak
- Menjadi pengingat akan kebesaran Allah
- Menghormati penghafal Quran berarti mengagungkan Allah
- Hati penghafal Quran tidak akan disiksa
- Lebih berhak menjadi imam sholat
- Dapat memberikan syafaat pada keluarganya
- Bekalan yang paling baik
- Menjadikan baginya kedudukan di hati manusia dan kemuliaan
- Ucapan pemiliknya selamat dan lancar berbicara
- Ciri orang yang diberi ilmu
- Membantu daya ingat
- Penghafal Quran tidak pernah terkena penyakit pikun
- Mencerdaskan dan meningkatkan IQ
- Menambah keimanan
- Mengetahui ilmu agama dan ilmu dunia
- Menjadi hujjah dalam ghazwul fikri saat ini
- Menjadi kemudahan dalam setiap urusan
- Menjadi motivator tersendiri
- Pikiran yang jernih
- Ketenangan dan stabilitas psikologis
- Lebih diterima bicara di depan publik
- Menerima kepercayaan orang lain
- Penghafal Quran akan selalu mendapat keuntungan dagangan dan tidak pernah rugi
- Menyehatkan jasmani (seperti yang diteliti oleh Dr. Shalih bin Ibrahim Ash-Shani’, guru besar psikologi di Universitas Al-Imam bin Saud Al-Islamiyyah, Riyadh,
Kumpulan Dalil tentang Keutamaan Menghafal AlQuran
- “Penghafal Quran akan datang pada hari kiamat dan AlQuran berkata: “Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia. Kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan). AlQuran kembali meminta: Wahai Tuhanku, ridhailaih dia, maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga). Dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan.” (HR Tirmidzi)
- "Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, "Siapakah mereka ya Rasulullah?" Rasul menjawab, "Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya." (HR. Ahmad)
- "Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah menghormati orang tua yang muslim, penghafal Al Qur’an yang tidak melampaui batas (di dalam mengamalkan dan memahaminya) dan tidak menjauhinya (enggan membaca dan mengamalkannya) dan Penguasa yang adil." (HR. Abu Daud)
- Siapa yang membaca Al Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaiakan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, "Mengapa kami dipakaikan jubah ini?" Dijawab,"Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur’an." (HR. Al-Hakim)
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran (QS. al-Qamar:17)Mungkin kita bisa membahagiakan kedua orang tua kita di dunia. Tapi membahagiakan orang tua dengan jubah kemuliaan di kala orang lain kepanasan, kehausan di tengah terik matahari yang hanya sejengkal dari kepala, mengapa tidak? Man Jadda Wa Jadaa dalam menghapal Al-Qur'an!!^^
Trailer Negeri 5 Menara:
0 komentar:
Post a Comment