Sunday, August 01, 2021

Qurrota A'yun (Penyejuk Mata)

Tiga tahun yang lalu, saat masih hamil Maira, aku selalu berdoa: 

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

 “Robbana hab lana min azwajina wa dzurriyatina qurrota a’yun, waj’alna lilmuttaqina imamaa”

Artinya: Wahai Robb kami, karuniakanlah pada kami dan keturunan kami serta istri-istri kami penyejuk mata kami. Jadikanlah pula kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertakwa (QS. Al Furqon : 74)



Sebenarnya saat hamil kakanya, juga do'a ini cuma lebih sering yang "Robbi hablii minasshsholihiin". Dan alhamdulillah, anak-anak ini tumbuh menjadi penyejuk mata kedua orang tuanya..aamiin Ya Robbal'alamiin. Terkadang sering mikir, begitu cepat waktu berlalu sampai si adik sekarang sudah bukan bayi lagi. Ya walaupun masih balita, tapi sudah jarang gendong, sesekali sih. Tiap hari pasti ada aja minta gendong manja, but ga sesering waktu bayi dulu karena berat badannya yang sudah hampir 14 kg. Apalagi si kakak, udah hampir ga pernah minta gendong, pernah agak manja minta gendong, itupun bertahan ga sampai sepuluh detik karena udah berat (ya udah 5 tahun ya).

Berpikir kek gini, gegara trend lagu "Happier" yang belakangan ini digunakan oleh content creator yang merepresentasikan seorang ibu yang takut ditinggal nikah anak cowoknya. Ternyata perasaan seorang ibu tuh ga bisa dipungkiri ya, tetep nganggap anaknya itu seperti waktu mereka masih bayi dan inget banget bagaimana proses melahirkan, menyusui, dll. I can't forget it, anymore. 😢Duh, siapa yang naruh bawang disini?

Betul memang, ketika awal menjadi seorang ibu semuanya seakan berat dilakukan apalagi waktu zaman-zaman sering begadang malam harus menyusui, menggantikan popok. Tetapi tatkala, melihat wajahnya yang polos menggemaskan, saya yakin kebanyakan ibu-ibu pasti merawat anak mereka dengan penuh rasa cinta. Memberikan makanan yang bergizi, memastikan milestone mereka, memberikan baju yang bagus, dan juga pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Of course suatu saat pasti merindukan moment-moment itu.......

Saya pun merasa sering dilema sebenarnya antara sisi tegas sama sisi cinta itu harus benar-benar disesuaikan porsinya. Saya tegas, ketika saya harus mengajari anak-anak saya untuk mandiri. Mandiri disini maksudnya, saya mengajarkan mereka untuk bisa mengerjakan perintah (dari mulai belajar toilet training, membuang sampah pada tempatnya, memakai baju sendiri, dll), mengajarkan mereka sholat, dan ketika sedang belajar pra sekolah. Alhamdulillah, kaka semenjak sudah lulus terapi, sudah nurut ketika diperintah sehingga dalam proses pembelajaran jadi lebih mudah, maksud perintah disini adalah dalam hal yang positif ya. Karena pastilah seorang ibu atau ayah menginginkan anak-anaknya menjadi anak-anak yang patuh dan nurut terutama dalam menjalankan perintah agama. Kita sebagai orang tua harus tegas, apalagi jika masanya anak-anak sudah bukan bayi lagi, proses itu menjadi sangat penting sebelum mereka beranjak baligh (yang artinya mereka harus bertanggung jawab atas perbuatan baik benar ataupun salah). Dan orang tualah madrasah pertama mereka, tanggung jawab besar itu ada di pundak kita....

Sedangkan sisi cinta, di saat mereka nurut apa yang kita katakan, kita harus memberikan reward kepada mereka seperti ucapan "Terima kasih", "pinter..", ataupun sekedar memeluk dan mencium pipi-pipinya. Saya termasuk tipe yang suka mencium anak-anak. Dulu waktu adik saya yang paling bungsu masih kecil, saya hampir setiap hari selalu menciumnya. Dan sekarang ke anak-anak saya, entah ya, mungkin karena saya memang suka gemes sama anak-anak..

Tantangan ke depan akan semakin berat, dan ilmu agama adalah satu-satunya penolong yang akan menghindarkan diri dari kemaksiatan yang kian merajalela. Pentingnya belajar dan berpegang teguh pada Al Qur'an dan Al Hadits harus kita tanamkan kepada anak-anak kita mulai sejak dini. Pe-er akan hal ini tentunya akan semakin besar dan masih banyak yang harus kita pelajari, terutama saat pandemi yang susah belajar secara offline. Semoga Allah memberikan kita kemudahan untuk membentuk karakter anak-anak kita menjadi anak-anak yang mushlih dan menjadi anak-anak yang berpegang teguh pada Islam, aamiin..............

Artikel Terkait

0 komentar:

Post a Comment

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Pengunjung Blog

Labels

A EKMET (1) A MACRO (1) A MATEK (1) A MENULIS (1) A MICRO (1) ENGLISH (13) ISLAMI (9) KISAH (24) KUE (2) KULINER (3) LEARNING (23) Menjahit (6) MONICLENS (8) MY CREATION (12) MY LOVELY FAMILY (17) NGAJI (1) NOSTALGIA (14) PUISI (7) RESENSI FILM (6) STORY (38) TAJWID (1) TESTIMONI (2) TIPS dan TRICK (16) TRAVELLING (40) TSAQOFAH (1) Umar (9)

Alih Bahasa

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Monica Oktavina. Powered by Blogger.

Blog Archive

Flag Counter

Flag Counter

About Blogger

Hello guys, I am a mother of two kids, hopefully this blog useful for you, do not forget to follow this blog to get more information ^_^ (Instagram: moniceoktavina12. Youtube: Monica Oktavina) Contact Us: moniceoktavina@gmail.com

PRIVACY POLICY

Copyright © Monice and Family | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com