Read More

Slide 2 Pulo Cinta

Wisata Pulo Cinta Boalemo
Read More

Slide 3 Pulo Cinta

Wisata Pulo Cinta Boalemo
Read More

Slide 4 Pulo Cinta

Wisata Pulo Cinta Boalemo
Read More

Slide 5 Pulo Cinta

Wisata Pulo Cinta Boalemo
Read More

Slide 6 Pulo Cinta

Wisata Pulo Cinta Boalemo

Sunday, January 01, 2023

Flashback 2022 (Kuliah di UI), Welcome 2023

        Alhamdulillah tahun 2022 adalah tahun kedua di mana saya menjadi mamasiswa semester 2 dan 3 di UI. Yupz mamasiswa, mahasiswa sekaligus seorang mama bagi kedua anak saya yang masih usia toodler (balita) dan satu lagi menginjak usia 6 tahun. Walaupun mengalami up and down dalam menjalani kedua peran tersebut, tetapi terus terang saya bahagia sekali karena bisa menjalani keduanya tanpa harus banyak keluar rumah. Semester 2 masih saya jalani secara online (maasyaa Allah seneng banget), walaupun jadwal kuliah lumayan padat dan banyak tugas tetapi saya cukup mendengarkannya lewat zoom. Ujian pun masih dilaksanakan secara online, kecuali ujian makro ekonomi yang diwajibkan ke kampus. Sebenarnya sudah hampir 1,5 tahun saya tidak lagi mempekerjakan ART (asisten RT) dalam mengurus rumah dan anak-anak. Banyak pertimbangan sehingga akhirnya saya memutuskan untuk tidak memiliki pembantu karena saya ingin anak-anak lebih mandiri dan tidak manja, juga saya yang bisa mengatur rumah sebaik mungkin dibandingkan saat bekerja. Konsekuensinya ya hampir semua kerjaan rumah saya yang handle, kecuali cuci dan jemur baju dikerjakan sama suami sebelum berangkat ke kantor.

        Akan tetapi, tentunya dengan tidak memiliki ART saya harus mencari jalan bagaimana supaya anak-anak saya ada yang menjaga khususnya ketika saya sedang kuliah strict (kalau dosen harus oncam) dan juga ketika saya ujian. Saya mencari daycare terdekat dari kontrakan (oh iya di tahun 2022 saya juga sudah mulai ngontrak, sebelumnya tinggal di rumah mertua). Alhamdulillah, ketemu dengan sebuah sekolah yang ada daycarenya. Awalnya saya merasa agak ragu memasukkan anak-anak disitu, karena tempatnya tidak sebesar daycare lain. Namun, saya memantapkan hati karena biaya yang dikeluarkan lebih murah apalagi harus dikali dua. Di sana juga anak-anak bisa dititipkan tidak full day (half day), dan di waktu-waktu tertentu saja bisa full day dengan biaya tambahan. Alhamdulillahnya lagi, di sekolah itu juga menyediakan jasa antar jemput anak yang sangat memudahkan saya yang belum memiliki motor dan jika ada kuliah pagi sesi 1. Alhamdulillah semester 2 berjalan dengan lancar, walaupun nilai IPK saya agak turun karena saya mengambil 3 SKS tambahan dan lumayan agak keteteran. Pertimbangan saya mengambil 3 SKS tambahan (total 16 SKS) adalah saya bisa kuliah di semester selanjutnya dengan lebih sedikit mata kuliah (mencegah jika semester 3 harus offline). Beratnya kuliah di semester 2 sangat terbantu dengan teman-teman seangkatan saya yang memberikan rekaman video saat zoom (sehingga bisa saya ulang kembali) dan juga latihan-latihan soal dari asisten dosen.

        Akhir semester 2 midterm, saya libur sekitar 3 bulan. Seneng banget, jadi kerjaan saya cuma ngurusin anak-anak. Saya juga liburan ke Bali, ke rumah orang tua saya dan di sana sekitar 1 bulanan. Kami ke sana dengan menggunakan bus darat karena Ahmad masih belum vaksin covid jadi ga bisa naik pesawat. Ada beberapa kejadian di bus yang lumayan menegangkan, jadi bus kami sempat mogok di jawa timur karena bus mengeluarkan asap di dalam. Kejadian itu berlangsung lumayan lama, dan bus tidak bisa berjalan normal (sangat lambat) supaya mencegah asap keluar lagi. Sesampainya di Surabaya, bus baru bisa dibenerin walaupun terus terang saya agak trauma sama bau asap di dalam bus.  Saat menyebrang Gilimanuk, itu bertepatan dengan kondisi di mana semua planet sejajar yang katanya bisa menyebabkan air laut pasang di jam 00.00. Alhamdulillahnya, adik dan ibu saya menjemput di Gilimanuk sehingga kami bisa keluar dari screaming bus itu. 

        Liburan sebulan di Bali benar-benar puas banget, karena dekat sama orang tua dan adik. Kerjanya cuma makan, tidur, jalan-jalan dan ngempu anak-anak. Lebaran Idul Adha juga kami bisa sholat Ied di Bali, dan anak-anak senang sekali. Kami juga pergi ke rumah datuk dan saudara-saudara di Bali. Setelah itu, suami menjemput untuk pulang ke Bekasi. Liburan usai, saya harus melanjutkan semester 3. Semester ini hanya 5 SKS, dua mata kuliah saja karena saya sudah mengambil 1 mata kuliah tambahan di semester sebelumnya. Seperti dugaan saya sebelumnya, perkuliahan di semester 3 dilaksanakan secara offline. Jadinya, beberapa kali saya harus ke kampus untuk kuliah. Akan tetapi, saya memilih untuk tidak ngekos karena saya rasa masih bisa commuter Bekasi-Depok. Alhamdulillahnya hanya 60% pertemuan saja yang offline, selebihnya masih bisa online dengan zoom (ke kampus hanya seminggu sekali atau kadang 2 minggu sekali). Pergi ke kampus dengan jarak lebih dari 60 km membuat saya harus memprediksi keberangkatan saya walaupun beberapa kali saya sering telat akibat terlambat dapat kereta ataupun keretanya yang berangkatnya telat. 

        Kalau ada jadwal kuliah atau ujian offline, saya harus berangkat dari Bekasi 2,5 jam sebelumnya. Yang membuat saya kurang bisa memprediksi waktu dengan tepat sebenarnya mempersiapkan anak-anak untuk berangkat ke sekolah dan daycarenya. Itu bener-bener perjuangan banget sih. Mempersiapkan dari mulai bangunnya yang agak susah, mandinya dan memastikan mereka cukup sarapan. Setelah itu saya ke kampus dengan menggunakan gojek ke stasiun dan naik KRL menuju stasiun UI (kereta tujuan Bogor peron 12-13 kalo berangkat dan peron 8 tujuan Bekasi/Cikarang kalo balik ke Bekasi). Pernah telat banget pas sesi 1 (suami berangkat duluan ke kantor), karena saya pakai gocar dan estimasi pasti sampai 1 jam ga tahunya macet di tol panjang dan lama banget, baru sampai di kampus jam 9.15 padahal ngampus mulai jam setengah 9. Untungnya dosennya agak telat, tetapi tetap saja saya lebih telat dari dosennya (hikz). Kuliah sesi 1 saya akui memang paling berat karena ga bisa diprediksi di jalanan apa yang terjadi. Akhirnya di pertemuan selanjutnya, saya memutuskan untuk ikut suami dan minta tolong diantarkan ke stasiun. Tapi..tetap terlambat karena kali ini keretanya yang ga berangkat-berangkat lebih dari 40 menit. Yowislah akhirnya telat...serius malu sih karena sering telat, tapi ya resiko saya karena memilih untuk commuter. 


        Jujurly, selama kuliah karena keseringan online, jadi saya kurang terlalu dekat dalam bergaul (dan memang saya agak introvert). Tapi ada satu orang temen deket saya, dan uda kayak mates gitu. Alhamdulillah banget selama kuliah saya jadi semangat apalagi kalau ada materi yg saya kesulitan mencerna, kami berdiskusi. Ya mungkin Allah memberikan pertolongan selama kuliah lewat dia, apalah daya saya cuma emak-emak anak dua yang mengalami capability deprivation karena usia. Banyak tugas yang saya sering nanya ke dia gimana maksudnya termasuk di saat memilih dosbing yang bener-bener galau banget. Walaupun pilihan dosbing kami berbeda, tapi tetap kami masih sering berdiskusi. Mudah-mudahan pilihan saya tepat, walaupun agak deg-degan juga karena deadline tesis dan publikasi otomatis semakin dekat...

        Hari ini 1 Januari 2023, di tahun ini saya awali dengan berdoa mudah-mudahan lebih baik dari tahun sebelumnya. Mudah-mudahan dilancarkan seminar, sidang tesis dan accept publikasi sehingga saya bisa lulus dan wisuda tepat waktu (Juli-Agustus 2023). Jika sudah lulus nanti, artinya saya harus melanjutkan perjuangan saya bekerja di instansi yang telah memberikan saya beasiswa kuliah. Semoga urusan-urusan kami dimudahkan, kami semua diberikan kesehatan, keselamatan terutama anak-anak mendapatkan sekolah dan pendidikan terbaik. Semoga orang tua saya juga senantiasa diberikan kesehatan, keselamatan, dan kebahagiaan. Aamiin Ya Robbal'alamiin....

Read More

Friday, April 09, 2021

Kisah Gadis Pejuang Skripsi (Menghargai Orang Lain)

Waktu menunjukkan pukul 14.00, cuaca di luar sangat panas..suhu ibukota yang begitu tinggi membuat seragam birunya penuh dengan peluh. Tapi ketika memasuki ruangan yang bersuhu 16 derajat celcius itu, semuanya terbayarkan. Dinginnya merasuk hingga ke tulang, bahkan dahaga itu sudah tidak berasa lagi..Gadis itu menunggu untuk bertemu dengan dosen pembimbingnya. Semua naskah dan draft Bab I sudah di dalam tas berwarna coklatnya. Dia datang bersama teman satu bimbingannya, dengan waktu yang sudah disepakati dengan dosen itu. Sang dosen begitu sibuk, sehingga mereka yang harus mengikuti jadwalnya...

Detik demi detik berlalu, gadis itu melihat ke arah dosen yang sedang mengecek draft temannya, dan memberikan pemahaman yang begitu mendetail. Sambil mengangguk-ngangguk dan sesekali membaca ulang draft yang ada di tangannya. Apa yang harus dia utarakan, latar belakang, rumusan masalah dan tujuan dari penelitian yang akan dia lakukan. Sebenarnya dia masih ragu untuk mendapatkan datanya, tapi dia terus berpikir bagaimana untuk menyelesaikan skripsinya. Yang bisa dia lakukan adalah mengikuti proses, yah walaupun begitu rumit dan penuh dengan perjuangan...Berjuang karena dosen itu tidak standby di kampus, gadis itu menempuh kilometer yang cukup jauh, dengan kocek tidak sedikit yang harus dia keluarkan untuk membayar tiket bus transjakarta. Mungkin terlihat murah, tapi kala itu tiket PP bisa untuk makan 1 hari, maklumlah anak kosan..

Gadis itu melihat ke arah dosen itu lagi, dia teringat dulu dia pernah bercita-cita punya dosbing seperti bapak itu. Karena beliau begitu pintar menjelaskan tabel-tabel yang sulit untuk dimengerti dengan bahasa yang begitu membumi. And you know, it becomes real! here we are..ga nyangka aja sih bakalan beneran jadi dosbing, yah apalah saya cuma remah-remah rengginang dalam toples Kongguan "ujar gadis itu dalam hati. 

Setelah 1 jam kemudian, "Alhamdulillah sekarang giliranku"..

Terlihat sang dosen berdiri ke arah tempat duduknya.

Sambil tersenyum simpul, Gadis itu dengan semangat akan menyerahkan draft skripsinya, namun tiba-tiba...

"Kita lanjut minggu depan saja ya, saya lagi sibuk.."

Jeng jeng jeng. Rasanya nyess dalem banget, sakiiiiit........

Mata gadis itu sudah berkaca-kaca, dia tidak bisa berkata ya atau tidak. Mungkin bisa saja dia berkata "Pak, jangan gitu dong saya udah nunggu sejam lebih, panas-panasan naik bus, masa minta waktunya barang beberapa menit ga bisa!!!". Tapi...lidahnya kelu, dia ga bisa berkata apa-apa, sambil meratapi draftnya yang dia print menggunakan catridge yang baru saja dia isi ulang di venetta. Gadis itu menghela nafas panjang...dia berdiri dan melangkah ke luar ruangan. Rasanya nyesek sampai di tenggorokan, dia berkata "pak, ini draft bab I saya, permisi, Assalamu'alaikum". Tanpa melihat wajah sang dosen ia berlalu meninggalkan ruangan itu karena air matanya sudah hampir tumpah. Terdengar sayup-sayup dari ruangannya sang dosen berkata "hai, kamu marah ya?". Tanpa jawaban, gadis itupun berderap meninggalkan ruangan itu, dan air matanya sudah tidak terbendung lagi....

************************

Apa yang dirasakan gadis tadi, mirip sekali rasanya ketika kamu butuh jawaban akan hal yang menurut kamu penting tetapi menurut orang lain ga penting. Terus pesan/WA kamu hanya didiamkan berjam-jam, kemudian di read saja tanpa dibalas. Nyesek ga? Dan lebih nyesek lagi ketika dia membalas chat di WA grup. 😓 Jadi hikmahnya adalah jangan pernah meremehkan orang lain walaupun menurut kamu dia orang yang tidak penting sekalipun, bahkan mungkin pembantumu atau nenek kumuh di jalanan sekalipun. Karena mereka adalah manusia, setiap manusia butuh dihargai. Setidaknya jikapun kamu tidak bisa membalas saat itu kamu bilang "maaf sebentar ya". Jangan sampai orang lain menganggap kamu adalah orang yang tinggi hati, angkuh dan semena-mena terhadap orang lain yang mungkin saat itu adalah hal yang penting menurut dia..Kamu bisa menggunakan kata "MAAF" untuk mengatakan kamu tidak bisa...

Ketika kamu belajar menghargai, maka di saat itulah kamu akan dihargai, tetapi jika kamu sudah mulai tidak menghargai maka di saat itulah ada orang yang tersakiti dan suatu saat kamu akan diperlakukan yang sama. Berikan alasan jika kamu merasa memang kamu tidak mau membalas, atau apalah,. Jangan hanya berdiam saja. Ingat bahwasanya, kamu tidak selamanya di atas, ada saat dimana kamu di bawah dan ketika kamu butuh orang lain. Semoga ini menjadi pelajaran kita semua untuk menghargai sesama......



_Monice

Read More

Friday, March 20, 2015

Let Me Realize it!

Malam adalah waktu yang tepat untuk ngeblog buatku. Karena malam semua ide dan bayangan-bayangan selalu memenuhi otakku. Entah itu ide untuk membuat sesuatu ataupun bayangan-bayangan akan masa lalu yang susah untuk aku lupakan. Terutama kenangan bersama keluargaku di Bali. Malam juga aku merasa semua inspirasi dan ide gilaku muncul. Hehehe. Saat ini di tengah kepenatan akan kerjaanku, aku ingin sekali membuat sesuatu yang berbeda. Aku merasa jenuh dan ingin refreshing. Aku mengingat masa-masa ketika aku magang dahulu. Di sela-sela waktuku, aku membuat kerajinan tangan berupa flannel-flanel yang aku bentuk menjadi berbagai macam kreasi mulai dari bros, gantungan kunci,  sampai hadiah berbentuk love. Lucu-lucu dan jika kamu ingin melihat kreasiku, kamu dapat mengklik bagian ini.
***
Benar kata orang, pengalaman kerja itu penting. Ketika kamu sudah berpengalaman di suatu bidang kerja maka secara ga sadar di tahun berikutnya kamu akan dapat mengerjakannya ga terlalu beban. Mungkin di masa-masa awal aku bekerja di seksiku, aku merasa semua kerjaanku terasa berat. Habis ini lanjut ini, habis itu lanjut itu seakan kerjaan ga ada habisnya. Itu pula yang menyebabkan aku kehilangan orientasi atau disorientasi berkreativitas. Namun,setelah satu tahun aku memegang pekerjaan itu, aku merasa mulai bisa memanagement waktuku. Dan sekarang aku mulai bisa mengerjakan 2 kegiatan dalam suatu waktu atau multitasking. Itulah mengapa beban kerja yang berat tetapi jika sudah terbiasa maka akan biasa saja. Seperti kata pepatah,  Alah bisa karena biasa. Mungkin inilah saatnya aku berkreasi lagi.

Walaupun berdasarkan hasil test otak kiri dan kanan aku berkecenderungan diberi label si ‘otak kiri’. Tapi itu ga menyurutkan tekadku untuk berkreasi lagi. Serius, uang bukanlah orientasiku…aku hanya ingin menyalurkan bakat dan minatku untuk belajar lagi mengenai design dan juga seni. Dari kecil aku memang suka sekali membuat kerajinan tangan, ibuku yang selalu telaten mengajariku. Kecilku aku suka menggambar, menyulam, mengkristik, membuat bungkus ketupat dari janur, membuat bunga-bunga dari pipet dan aku selalu senang jika mata pelajaran muatan lokal atau KTI ku mendapat nilai di atas 80. Oke, aku ga mau nunggu lagi untuk berkreasi lagi. Alhamdulillah suamiku mendukung sekali, terutama jika aku belajar menjahit. Katanya biar bisa bikinin beliau baju sama celana yang bagus. Bisa ga ya??? I’am newbie dan baru beberapa bulan yang lalu bisa mengoperasikan mesin jahit itupun masih yang mini portable. Itu tantangan buatku, apakah aku bisa menjawab tantangan itu??


Let me realize it…..^_^

Read More

Saturday, January 31, 2015

Ceritaku dengan Si Gadget :)

Android adalah smartphone yang sangat digandrungi di tahun-tahun belakangan ini. Saya menggunakan android belum lama, baru beberapa bulan kemarin. Sebelumnya saya adalah pengguna aktif Blackberry Curve 8520. Namun, dengan kecepatan yang kurang memenuhi kebutuhan saya sebagai pengguna berbagai macam aplikasi sosial media (untuk kepentingan kantor), saya merasa perlu menggantinya dengan android. Saya memang agak kudet dengan yang namanya elektronik. Saya mau bercerita sedikit tentang pengalaman saya dengan handphone :D. 

Dulu waktu jaman-jaman kuliah (2007 silam) teman-teman saya sudah memiliki handphone dengan kamera standar 2 MP, bisa video, internet, dll (tapi dulu socmed belum terlalu digandrungi). Ada  juga sih yang punya hp walaupun hpnya hanya bisa buat sms dan telepon. Namun, waktu itu saya belum punya yang namanya hp. Apalagi waktu masa-masa Jarkom (Jaringan Komunikasi) di kelas. Saya sendiri yang tidak memberikan nomor handphone...wkwkwk. Agak malu sih, tapi ya mau gimana saat itu orang tua saya tidak membekali saya handphone sewaktu awal kuliah. Orang tua saya hanya mengirimkan uang bulanan untuk ngekos dan makan. Mereka menghubungi saya lewat nomor telepon teman saya sesama Bali. Tapi saya ga mengeluh, saya pun berusaha untuk menyisihkan uang yang diberikan ortu serta uang ikatan dinas dari kampus.

Jarkom kelas pun dimulai, waduh waktu itu saya mulai gelisah apalagi mengenai jadwal kelas dan dosen. Apalagi jika ada dosen yang membatalkan kelas, semua informasi itu lewat yang namanya handphone. Dengan kondisi tersebut, pagi-pagi banget saya always bersiap-siap untuk pergi ke rumah teman saya yang ngekos dekat kosan saya, yang sekelas dengan saya. Saya pun selama kurang lebih 3 bulan (sampai UTS semester 1) melakukan hal tersebut, dengan semangat 45 demi menghindari yang namanya D.O (baca: Drop Out). Dan alhamdulillah saya lulus....

Saya masih ingat sekali, tepatnya bulan Desember saya membeli sebuah HP dengan harga sekitar 650rb rupiah, yaitu HP Sony Erricson K220i. Saya memakainya selama 1 tahun lebih sampai tingkat II akhir. Saya senang sekali dengan handphone ini karena saya bisa mendengarkan MP3, bisa foto-foto selfie (eh udah kenal selfie ya tahun jebot hehe), bisa facebookan walaupun agak lemot, bisa ganti-ganti wallpaper, sms unik. Kalau diingat-ingat ni handphone lucu bingit, unik dan cukup berkesan buat saya. Karena saya melewati masa ABG saya dengan handphone ini (lebay). Saya tidak sempat memfotonya soalnya hape ini keburu saya jual coz entah kenapa si hape tidak bisa dicharge (ga mau masuk ke charger padahal tuh charger ga kenapa-kenapa). Untungnya saya masih dapat cashback 250rb (lumayanlah). Terus terang spesifikasi handphone ini saya agak lupa tapi setelah searching di Om google ketemulah handphone kenangan itu bersama spesifikasinya, ini diaaa:



Setelah menjual hp Sony, saya membeli hape lagi. Saya cukup terkesan dengan hape milik teman saya yang namanya Rizka. Hapenya memiliki spesifikasi lumayan lengkap, dan ada beberapa orang di kelas yang memiliki hape  dengan merek dan spesifikasi itu. Saya bertanya ke dia berapa harganya, dan amazingnya harganya 2 juta rupiah (tahun itu). Saya ga punya cukup uang buat beli hape itu, saya cuma mengatongi waktu itu 1,35 jt saja. Berkeliling-keliling PGC, Alhamdulillahnya saya bisa beli namun second tapi masih bergaransi. Handphone itu adalah Nokia 3210 C:


Ini adalah handphone kesayangan saya. Dia melewati masa-masa gadis saya sampai saya menikah. Dia menyimpan semua kenangan saya, kenangan-kenangan indah yang tidak bisa saya lupakan hingga sekarang. Foto dan video sangat  kompatibel dengan hp ini. Kamera 2 MP, ada radio, video, bisa WA, opera mini, browser, dan masih banya aplikasi lainnya. Saya juga menyimpan video-video saya bersama adik-adik saya, Rahmat dan Zulmi. Mereka lucu-lucu sekali :'). Handphone ini saya pakai selama hampir 5 tahun! Amazing.....dia masih ada tapi dia sudah tua sehingga kasusnya mirip dengan hape Sonyku dulu....tidak bisa dicharge...Dan sepertinya handphone ini sudah tidak ada di pasaran sekarang....sedih.......:'(

Karena HP ini rusak, saya membeli Blackberry. Alasan saya simpel, saya pengen punya PIN BB...wkwk. Padahal waktu saya membeli BB, orang-orang sudah beralih ke android (waktu itu BBM belum masuk android). Saya kekeuh pengen beli BB karena alasan yang saya sebutkan di atas..hehhe...Blackberry 8520 adalah smartphone dengan fitur yang lengkap. BB ini sangat nyaman digunakan bila berada di daerah yang memiliki sinyal kuat. Mungkin waktu awal saya tidak tahu bedanya sinyal Edge dan HSDPA. Saya asal membeli BB karena waktu itu BB ini dijual dengan harga sedang tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah. Hanya saja keteledoran saya, BB ini hanya dapat menjangkau sampai sinyal EDGE belum HSDPA. Kecepatan sinyal EDGE jelas masih di bawah HSDPA. Sinyal EDGE bagus jika lokasi berada dekat dengan tower, tetapi jika jauh dari tower maka saya sering kehilangan sinyal dan juga timbul lag ketika saya menerima BBM ataupun Whatsapp. Walaupun demikian, saya meraup keuntungan yang lumayan dari hasil berjualan online dengan BB ini. :) Ini dia penampakannya:



Blackberry ini masih saya pakai hingga sekarang, walaupun saya tidak mengaktifkan buat BBM lagi karena paket BBM itu membuat kantong saya bolong :))...

Semenjak saya mendapat 'mandat' untuk menjadi seorang Koordinator Seksi Nerwilis, kebutuhan akan internet yang cepat dan pemasukan data maupun kirim email cepat membuat saya ingin membeli android. Apalagi sekarang BBM sudah masuk android, jadi ketika beli paket internet saya juga sudah sekalian bisa BBM, Whatsapp, Instagram, Facebook, dan berbagai macam social media. Android yang saya pilih adalah Samsung Galaxy Ace 3. Dengan harga yang cukup terjangkau (1,75 juta), fiturnya lengkap dan sangat kompatibel dengan berbagai macam aplikasi android. Selain itu, bisa digunakan buat hotspot. Saya ngeblog sekarang pun pake hotspot dari si Samsung ini. Jadi saya sekarang cukup beli paket internetan 2 GB bisa ngenet lewat android dan saya bisa ngenet juga di laptop dengan hotspot si Samsung. Alhamdulillah ya.....ini dia si Samsung Galaxy Ace 3....


Nah, itu tadi ceritaku dengan Si Gadget, ceritamu gimana?? ^_^



Read More

Tuesday, January 20, 2015

Just Allah Oriented

Alhamdulillahirobbil'alamiin

Akhir-akhir ini aku sering mendapatkan semacam 'hidayah' (aamiinnnn), yang membuatku tersadar akan hal-hal kecil yang ternyata amazing jika aku renungkan. Contohnya saja mengenai amalan. Sebagai anak pertama dan sempat menjadi anak tunggal selama 7 tahun, aku senantiasa mengerjakan sesuatu dan menuai pujian oleh orang tuaku. Terutama my mommy yang selalu berterima kasih dan memuji aku setelah aku berhasil menyelesaikan sesuatu.



Dalam kurun waktu yang cukup lama juga, aku sering melakukan sesuatu dengan mengharapkan pujian dan rasa terima kasih oleh orang lain. Dulu waktu aku duduk di bangku SD aku selalu mendapat juara kelas. Dan guru-guruku suka memujiku jika melakukan sesuatu. Puncaknya ketika aku SMA, aku merasa dekat sekali dengan sejumlah guru. Hehehe......(masa-masa terso-sweet). Guru-guruku itu baeeeek banget, dan selalu memberikanku nilai yang gede-gede untuk banyak mata pelajaran. Ga heran dengan backgroundku itu aku suka sekali yang namanya pujian dari orang lain. Sampai kuliahpun aku sempat sedikit "crash" dengan dosbingku dan hasilnya dosbingku jadi kebapakan banget dan mendukung sepenuhnya dengan skripsiku yang awalnya cuek banget jadi perhatian banget, hehehe. Hingga berumah tangga, suamiku sering memujiku setelah aku berhasil memasakkan masakan yang enak untuknya, hehehe.

Namun, aku sadar itu adalah sifat yang kekanak-kanakan sekali. Mungkin masa-masa ababil itu masih bersisa hingga sekarang. Dan sebenarnya itu adalah sifat yang kurang baik, coz dari ceramah-ceramah dan buku-buku agama serta hadits arba'in yang pernah aku baca ternyata semua amalan itu tergantung dengan niat. Jika niat kita salah maka hasilnya bisa jadi hanya fokus pada tujuan itu tetapi belum tentu menjadi pahala dan ladang amal buat kita. Apalagi jika niat hanya untuk mendapatkan pujian dan terima kasih dari orang lain, masa' ketika tidak menuai itu ujung-ujungnya kita ngedumel dan menggerutu bahkan bisa jadi mandek untuk berbuat baik. Dan jika pujian manusia harapan kita, apakah kita ingin terjerat oleh tipu muslihat setan dengan salah satu penyakit hati yaitu ujub? Tentunya tidak kan?

Mengenai just Allah oriented ini, mungkin aku baru menemukannya setelah aku beranjak dewasa. Oke sebenarnya sifat ini bisa banget ditanamkan sedari kecil, bahwa jika kita melakukan sesuatu alangkah baiknya jika Allah saja yang tahu alias Just Allah Oriented. Karena jika niat kita sudah karena Allah SWT, maka mau kita dapat pujian kek atau tidak dapat pujian ataupun malah dapat kritikan itu tidak membuat kita patah arang dan malah menjadikan motivasi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Buat para orang tua dan insya Allah kami juga akan menanamkan just Allah oriented ini ke anak-anak kami sehingga anak-anak kita menjadi muslim yang baik, sholeh dan sholehah. Okee??Siip??Centang, contreng, pas.

^_^
Read More

Tuesday, January 13, 2015

Fokus itu harus!

Fokus terhadap sesuatu itu penting. Ketika kita ga fokus maka pikiran kita akan terpecah menjadi dua bahkan menjadi berkeping-keping (ups). Dan ketika kita tidak bisa memanaje-nya dengan baik maka bukanlah suatu hal yang tidak mungkin sesuatu yang harusnya bisa terselesaikan waktu itu juga, malah terbengkalai dan tidak terkejar dua-duanya. Yang ada kita hanya akan mengerjakan sesuatu hal yang kurang berguna karena tidak optimal di suatu hal. Saya sendiri mengakui sering berkecimpung dengan si istilah 'ga fokus' itu sehingga banyak kegiatan yang seharusnya bisa saya kerjakan secara optimal menjadi sangat tidak optimal. Hikz....



3 hari yang lalu tepatnya hari jumat sore, saya sakit. Saya demam menggigil selama 48 jam, dan disitu saya merasa was-was. Saya takut terserang DB karena cuaca pancaroba. Saya belum sempat ke dokter karena dokter di kota ini tidak ada yang buka di hari libur. Saya hanya berbekal sari kurma dan meminumnya 3 sendok makan 3xsehari. Alhamdulillah keesokkan harinya, dokter hanya mendiagnosa bahwa saya terserang ISPA. Saya tanya apa itu ISPA kata dokternya kayak masuk angin gitu. Setidaknya saya bersyukur ga kena DB. (na'udzubillah)

Selama saya sakit itu saya tersadar bahwa selama ini saya sering melakukan kesia-siaan hingga akhirnya saya lupa tujuan saya yang sebenarnya. Saya cenderung hanya ingin bermain-main dengan games yang ada di smartphone saya. Padahal masih banyak hal yang harusnya bisa saya lakukan dan bermanfaat untuk orang lain. Saya lupa bahwa saya harusnya juga fokus berikhtiar untuk program kehamilan saya. Karena sampai saat ini saya masih sangat mendambakan kehadiran sang buah hati dalam pernikahan kami.

Tapi bukan hanya tujuan yang terlintas dalam benak saya di kala sakit itu terutama ketika suhu badan saya tinggi dan hanya bisa turun setelah minum obat paracetamol. Saya memikirkan tentang dosa, yah dosa saya begitu banyak sepertinya di masa lampau dan tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Hanya Allah yang Maha Mengetahui dosa-dosa yang saya ingat maupun yang tidak sengaja saya lakukan. Dan kala itu saya hanya bisa beristighfar sebanyak-banyaknya. Semoga Allah membukakan pintu taubat-Nya untuk saya. Dan semoga sakit yang saya alami menjadi penggugur dosa yang telah saya lakukan dahulu. Aamiin Ya Robbal'alamiin.

Saya pun masih ingat ketika itu saya sempat berucap dalam hati akan menguninstall games yang sudah membuang-buang waktu berharga saya. Waktu 24 jam sehari yang mungkin seperenamnya saya habiskan buat ngegames. Saya ingin menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Dan yang penting SAYA HARUS FOKUS!

Saya harus fokus pada ibadah saya. Saya harus fokus untuk program kehamilan saya. Saya harus fokus menjadi ibu rumah tangga. Saya harus fokus pada hafalan saya. Saya harus fokus menulis di blog saya tentang hal-hal yang bermanfaat.

Dan saya simpulkan menjadi:
I'm Focus In Praying, Be Pregnant, Cooking, and Writing

Semoga Allah mengijabah do'a saya dan do'a orang-orang yang mendo'akan saya....karena cita-cita saya yang terutama dan utama insya Allah ingin menjadi seorang IBU. Cita-cita yang mengalahkan cita-cita saya sebelumnya bahkan untuk pergi ke Paris.

Monice
Read More

Saturday, January 10, 2015

Hujan dan Kenangan

Hujan kau ingatkan aku tentang satu rindu...................

Bulan-bulan ini adalah musim penghujan, Hujan yang merupakan berkah itu, hari ini bahkan bertahan dari pagi sampai malam. Tiba-tiba saja aku ingin mendendangkan lagu Opick yang dulu sering banget kuputar di music playlistku ketika aku merenung di bawah jendela kamar kosan berukuran 3x4 meter ketika hujan tengah mengguyur kota Jakarta. Namun, sekarang aku jauh-jauh dari hiruk pikuk keramaian kota karena aku berada di sebuah 'kota' yang sering ditinggal mudik setiap sabtu dan minggu oleh penghuninya. Yups, namun hujan tetaplah hujan, dia menyimpan sejuta kenangan tentangku dan masa laluku. Semua kenanganku semenjak aku masih dalam pangkuan ibuku hingga saat ini seakan terlintas kembali dalam pikiranku. Semuanya....................

Aku ingat dulu ketika aku duduk di bangku SMP, saat musim hujan aku sering kehujanan, Setiap pulang ke rumah aku selalu pulang dalam keadaan basah walaupun ga basah kuyup karena aku memakai payung. Sayangnya jalanan yang begitu banyak genangan air alias becek membuatku harus merelakan sepatuku basah terkena genangan air ataupun hujan yang begitu deras yang membuat sepatuku tidak terpayungi dengan benar. Sesampainya di rumah, sepatuku yang basah itu aku taruh di sebuah  bangku di luar rumah. Sedangkan kaus kakiku yang cuma sepasang segera aku cuci dan aku jemur. Lucunya, aku menjemur kaus kakiku di dapur dalam rumah, terus ketika malam tiba aku mengangin-anginkan kaus kakiku di atas kipas angin segi empat, hihihi. Dan keesokan harinya kaus kakiku itu sudah kering lo...:D Walaupun sepatuku masih agak basah alias 'demek' aku tetap bersekolah di SMP yang berada sekitar 3 km dari rumahku. Kalo dipikir-pikir perjuanganku buat sekolah dulu lumayan berat juga.

Aku senyum-senyum sendiri mengenang masa laluku itu. Anyway, masih banyak cerita yang ingin aku ceritakan, next time aku akan menuliskannya di dalam blog ini. Tetep stay tune yah...........


Monice
Read More

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Pengunjung Blog

Labels

A EKMET (1) A MACRO (1) A MATEK (1) A MENULIS (1) A MICRO (1) ENGLISH (13) ISLAMI (9) KISAH (24) KUE (2) KULINER (3) LEARNING (23) MONICLENS (8) MY CREATION (12) MY LOVELY FAMILY (17) Menjahit (6) NGAJI (1) NOSTALGIA (14) PUISI (7) RESENSI FILM (6) STORY (39) TAJWID (1) TESTIMONI (2) TIPS dan TRICK (16) TRAVELLING (40) TSAQOFAH (1) Umar (17)

Alih Bahasa

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Monica Oktavina. Powered by Blogger.

Blog Archive

Flag Counter

Flag Counter

About Blogger

Hello guys, I am a mother of two kids, hopefully this blog useful for you, do not forget to follow this blog to get more information ^_^ (Instagram: moniceoktavina12. Youtube: Monica Oktavina) Contact Us: moniceoktavina@gmail.com

PRIVACY POLICY

Copyright © Monice and Family | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com