Ada pepatah mengatakan bahwa "Kita boleh saja punya teman yang banyak, tetapi yang jadi sahabat amatlah sedikit". Pepatah tersebut bisa jadi benar. Tau ga sih sebenernya bedanya teman sama sahabat itu apa?
Teman adalah seseorang yang ingin menjadi partner misalnya dalam hal pelajaran, dalam berbisnis, dalam berbagi pengetahuan, maupun hal-hal yang sifatnya berhubungan dengan kamu tetapi tidak ingin mengambil resiko atas dirimu, maksudnya belum tentu seorang teman ada dikala dirimu sedang dalam kondisi not good. Sedangkan sahabat adalah seseorang yang mau menerima kamu apa adanya, orang yang selalu ada buat kamu di saat kamu bahagia, maupun kamu sedih. Sahabat ikut bahagia ketika kamu senang dan tidak meninggalkanmu ketika kamu jatuh dan ketika orang lain mulai meninggalkanmu.
"A best friend is someone who you can talk to, who won't judge you, love you for you, and, most of all, makes you feel like you are worth something". Artinya: "Sahabat terbaik adalah seseorang yang kamu dapat berbicara dengannya, yang tidak ingin menghakimimu, mencintaimu lebih banyak dan membuatmu merasa kamu memiliki sesuatu yang berharga".
Ada sedikit cerita, dulu waktu pertama kali masuk SMA hanya aku yang berasal dari SMP-ku. Istilahnya aku belum memiliki seorang teman disana, dan do'a yang senantiasa kupanjatkan adalah Ya Allah mudah-mudahan aku bertemu sahabat. Do'a itu terus yang senantiasa aku ulang-ulang. Dan kurasa setelah beberapa lama aku memiliki banyak sekali teman, ada teman sekolah, teman pondok, bahkan teman dari sekolah lain.
Namun, diantara semua teman-temanku itu ada seorang sahabat yang persahabatan kami tidak hanya berlanjut di SMA saja. Namanya Lospi, dia adalah sahabatku yang bukan mendekatiku karena aku 'pintar', dia mendekatiku 'kapanpun' aku membutuhkannya. Waktu itu biasalah jaman-jaman ababil, semua cerita ABG-ku selalu kuceritakan padanya termasuk cerita di pondok, keluarga, bahkan aku ngefans sama siapa hehe. Aku mengenalnya dari kelas 1 SMA dan alhamdulillahnya kami sekelas terus sampai kelas 3 SMA. Semua cerita, semua masalah, bahkan pas lagi borring pun kami selalu bersama, menghabiskan waktu dengan bergeje (baca: ga jelas) ria sambil menikmati hijaunya dedaunan di bawah pohon atau deket tanaman-tanaman di depan ruang lab Biologi. Waktu itu yang kutahu dialah yang bisa menerima aku apa adanya bukan karena kelebihanku tetapi karena diriku.
Setelah tamat, aku merasakan teman-teman yang sudah mengembara kemana-mana tidak ada lagi kabar beritanya. Si Lospi masih terus menghubungiku dan aku juga masih menyempatkan diri menghubunginya di sela-sela waktu kuliahku. Walaupun jauh kami berasa dekat karena kami terus telpon, sms. Dia selalu mendengarkan aku di saat aku galau, sedih, dsb. Bahkan cerita cinta yang sedang masing-masing kami alami. Terutama dia yang sering mengalami putus nyambung cinta. Dan persahabatan kami masih terjalin hingga sekarang walaupun ga terlalu intens karena aku sudah menikah. Tetapi di facebook lospi sering upload foto dan kami masih sering komen di status. Tanggal lahir lospi sama seperti tanggal lahir ibuku, mungkin aku nyaman sama dia karena dia mirip seperti ibuku yang baik hati.
Ada 1 lagi sahabatku yang mungkin aku anggep sebagai best friend ever. Namanya Tantri Febriani. Dia lahir tanggal 8 sesuai bulan yang mengiringi namanya. Dan 2 hari setelahnya suamiku milad. Coba tebak aku mulai mengenalnya dari kapan?? Yup, aku mengenalnya mulai dari SD (Sekolah Dasar). Aku masih menyimpan fotonya saat kami kelas 1 SD. Di foto itu aku dulu kuncir 2 rambut dijalin dan kemudian digulung sedangkan tantri rambutnya pendek banget seperti potongan laki-laki. Tantri adalah sahabatku dari SD dan ga kebayang hingga sekarang dan akan datang. Tantri benar-benar sahabatku yang bisa menerima aku apa adanya. Aku bukanlah orang yang stabil, aku cenderung fluktuatif. Dan dia bisa diajak 'flukuatif' juga, hehe.
Kisah waktu SD yang kuingat dari Tantri adalah waktu itu aku berjualan di kantin. Ibuku membuat kue dan bakwan yang nantinya akan dititipkan ke aku pas jam istirahat untuk dijual ke murid-murid. Bapakku seorang guru agama di SD itu juga dan rumah kami di mess. Jadi pas bunyi bel tanda istirahat, aku membawa dagangan ibuku ke kantin. Di saat aku memulai daganganku, Tantri adalah sosok terdepan yang sigap membantuku untuk berjualan, dia juga customer yang membeli barang daganganku setiap hari. Tantri membantuku TANPA mengharapkan imbalan. So sweet banget kan...:D. Aku sering ke rumahnya kalau lagi liburan, kami sering main mainan khas anak SD. Dan persahabatan kami berlanjut terus sampai kami kelas 6 SD dan kami dinyatakan lulus.
Sayangnya, setelah SMP kami lose contact karena aku ga tahu dimana dia melanjutkan sekolah. Dan Allah mempertemukan kami kembali setelah aku kelas 2 SMA. Tantri ternyata begitu lulus SMP tidak melanjutkan sekolahnya setahun karena sakit. Jadi dia menjadi adik kelasku. Walaupun begitu Tantri tetaplah Tantri, dia tetap menjadi sahabatku yang bahkan kita sekamar waktu di pondok. Persahabatan kami pun tidak hanya berlangsung saat di SMA saja, setelah kami sama-sama sudah menikah pun kami masih saling berhubungan lewat BBM. Dia sering aq curhatin walaupun hanya sekedar bertanya sedang apa ataupun sudah makan atau belum. Bahkan setahun yang lalu saat adikku sakit DB di ruang ICU, Tantri adalah sahabat yang pertama aku hubungi. Dia jadi sangat khawatir dengan kondisi adikku. Dengan tangis terisak-isak aku minta tolong padanya untuk memberikan adikku air zam-zam. Tantri pun menghubungi kedua orang tuanya untuk menjenguk keluargaku. Saat keluarga Tantri datang menjenguk adikku, aku pun sedikit lega. Terima kasih Tantri, terima kasih sahabatku. Karena kamu bukan hanya sahabatku tetapi juga keluargaku....
By: Monica
0 komentar:
Post a Comment