Friday, August 06, 2021

Perjalanan Terapi Kakak di Yamet Smart Galaxy Center sebelum Bersekolah di RA (Raudhatul Athfal)

Sebuah perjalanan panjang sampai berada di posisi ini. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan pemahaman dan kemampuan kepada kaka untuk bisa mengejar ketertinggalannya. Sebelumnya saya sudah menceritakan bagaimana dan seperti apa kondisi kaka 2 tahun yang lalu. Jujur setelah diagnosa dokter, saya merasa takut dan semenjak itu saya memutuskan untuk memberikan yang terbaik semampu yang saya bisa buat anak saya. Tidak berharap banyak, hanya agar supaya dia bisa hidup mandiri. Banyak hal saat itu di depan mata saya, tapi saya tidak pernah berhenti untuk berusaha semaksimal mungkin yang saya bisa. Dua tahun, saya mengantarkan kaka terapi, supaya dia bisa bicara dan terarah dalam bertingkah laku. Mengeluarkan dia dari dunianya yang sangat suka menyediri...

Terapi, mungkin sebagian orang tua menganggap hal tersebut masih tabu..anak saya bisa kok, "ga perlu diterapi-terapi nanti juga dia bisa sendiri". Kalau saya pribadi sih, jika itu memang jalan terbaik buat si anak mengejar ketertinggalannya, why not? Jujur, kita diamanahkan sebagai orang tua tidak punya cukup bekal ilmu untuk tahu dunia tumbuh kembang anak. Pencapaian milestone anak itu penting banget untuk diketahui para orang tua, sudah sejauh mana anaknya berada. Tiap anak itu beda-beda, ada yang cepat ada juga yang lambat dalam pencapaian milestone itu. Nah, ketika anak kita terlambat apakah anak itu sudah mendapatkan yang terbaik? Atau kita hanya bisa berdiam diri dalam statement positif toxic itu?. Kalau saya ngeri bun..langsung berputar dalam otak saya, bagaimana jika nanti sang anak sampai besar mau menyampaikan sesuatu dengan tangisan, padahal mungkin dia memiliki kemampuan hanya dia dan kita tidak tahu bagaimana cara mengeluarkan kemampuan itu. Saya pun beberapa kali mendapati anak-anak yang telat mendapatkan terapi sehingga di umurnya yang seharusnya sudah masuk usia sekolah hanya bisa sepatah dua patah kata..kasian kan ya..

Bagi saya ketika kita dianugerahkan anak dengan special needs oleh Allah, itu berarti kita dianggap mampu untuk membesarkan anak tersebut. Dan pastinya dengan usaha terbaik. Saya tidak bilang usaha saya sudah yang terbaik, tapi itu sesuai kemampuan saya. Dulu terapis bilang, anak ibu minimal 8 jam per minggu untuk mendapatkan terapi BT, TW,OT, sama SI. Saya sih oke-oke saja, tapi budget saya yang kurang. Tarif 1 jam terapi sekitar 150 ribu, artinya jika 8 jam seminggu berarti 1,2 juta kemudian dikali 4 maka per bulan sekitar 4,8 juta. Sungguh angka yang fantastis untuk yang berpenghasilan sedikit di atas UMR. Dan kemampuan saya hanya bisa menterapi 4 jam seminggu atau hanya 16 jam sebulan...

Kala itu saya berpikir, mungkin saya bisa menghematnya dengan menterapinya di rumah sakit sehingga bisa mendapatkan subsidi dari BPJS. Saya pernah melakukannya, jadi kaka itu sampai sekarang ada 3 kali penggantian tempat terapi, yang pertama di Satria Kids, yang kedua di RS Permata Bekasi, yang terakhir di Yamet Smart Galaxy Center. Jadi terapi ke rumah sakit, telah kami lalui hanya sekitar 2-3 bulan, dengan rujukan jadi gratis. Akan tetapi, saat itu pekerjaan saya membuat saya tidak bisa mengantarkan kaka secara optimal karena kita tidak bisa memilih jam serta harinya, dan kesemuanya berada di jam kerja. Yah, rasanya sebuah pilihan yang sulit untuk mengatur semua waktu dengan baik tanpa ada yang ditelantarkan kala itu. Saya pun memutuskan untuk berhenti terapi di rumah sakit..dilalah juga waktu itu sudah santer terdengar berita Covid..



Sebelum kaka berhenti terapi di rumah sakit, saya segera searching tempat terapi anak lagi. Alhamdulillah, akhirnya saya mencoba ke Yamet smart galaxy center. Dari segi jarak, ini lebih dekat dari rumah saya. Oh ya, sebelum saya berpindah ke Yamet, saya mengcombine terapi di Satria Kids dan rumah sakit. Jadi, Satria Kids tetap saya lakukan di weekend (sabtu) dan 1-2 kali weekday di rumah sakit. Setelah berpindah ke yamet, saya pun memilih untuk fokus menterapi anak saya di Yamet karena jaraknya jauh lebih dekat, kalau SKC lumayan jauh ( 1 jam lebih). Selain karena jarak, sy beruntung karena kaka bisa mendapatkan terapi di hari sabtu dan minggu masing-masing 2 jam (weekend). Sistem terapi di yamet juga yang membuat saya sreg karena tahapan-tahapan yang kaka lalui jelas dan punya kurikulum gitu. Jadi orang tua diberikan cara untuk menterapi anaknya di rumah sesuai yang mereka tulis di buku. Anak akan diberikan tanda lulus jika milestone yang ditulis sudah tercapai. Jika belum maka akan diberi tanda (-) yang artinya belum konsisten. Saya suka programnya, saya pun mengulang-ulangnya di rumah. 

Itu ga semudah membalik telapak tangan ya bun, yang setelah dikasih materi tiba-tiba langsung bisa, butuh waktu dan berulang-ulang. Alhamdulillah, kesabaran dan ketelatenan itu adalah kuncinya. Kaka pun, ada yang beberapa kali bisa, ada juga yang belum konsisten selama berbulan-bulan. Terutama di Sensori Integritas (SI) yang agak susah pencapaiannya..Tapi yang saya mulai rasakan perubahan anak saya lebih ke arah yang lebih baik, adalah ketika Behaviour Therapy (BT) nya berhasil. Jadi, BT itu adalah terapi untuk mengubah perilaku ya bun..nanti perilaku anak akan dibentuk khususnya dalam melakukan perintah dari terapi. Inilah yang membentuk anak saya yang awalnya ga bisa disuruh dan ga mau noleh saat dipanggil namanya menjadi bisa disuruh atau diberi perintah. Kenapa pemberian perintah ini sangat penting? Karena anak akan mudah menyerap ilmu atau perkataan jika dia sudah bisa terkoneksi dengan kalimat perintah. Cara ini juga ga sembarangan ya bun, ada teknik yang diajarkan oleh terapis. Kalau ga salah namanya terapi ABA-VB..

Di setiap kedatangan pasti dijelaskan secara mendetail oleh terapisnya ini memudahkan saya untuk mempraktikannya di rumah. Terlebih saya sangat bersyukur sekali karena kakak  diberikan adik lebih dini (hanya terpaut 22 bulan dari adiknya) sehingga menurut saya ini sangat mempercepat perkembangan verbal kakak (adiknya lebih cepat ngomongnya)..

Sempat juga terhambat oleh PSBB tahun kemarin, sehingga kaka pernah vakum 3 bulan, karena larangan untuk bepergian. Setelah masa PSBB selesai, saya melanjutkan terapi anak saya tentunya dengan prokes yang ketat (new normal)..Alhamdulillah sedikit demi sedikit kaka sudah bisa mengungkapkan apa yang ada di dalam otaknya ke verbal. Pengenalan kata benda, kata kerja, motorik kasar, motorik halus semuanya diajarkan disini..

Oh ya, saya sudah pernah bercerita tentang Golden Age yang diterangkan oleh terapis senior di Yamet. Anak dengan usia golden age 1 (0-3 tahun) lebih cepat distimulus dibanding yang berada di golden age 2 (3-5 tahun). Dan anak dengan usia golden age 2 akan lebih cepat jika distimulus dibandingkan dengan anak yang baru diterapi di usia setelah golden age 2 ( >5 tahun), akan lebih susah untuk dibentuk dan kemampuan verbalnya akan jauh menurun di usia rawan tersebut. Kaka lumayan agak telat dapat terapi (karena dulu tidak ada fasilitas tumbuh kembang di tempat saya bekerja sebelumnya), jadi benar-benar di fase golden age 2, saya kejar bun..Kata terapisnya, jika ibu mampu mengejar ketertinggalan di golden age 2, insya Allah anak ibu bisa dibentuk untuk tumbuh normal seperti anak-anak seusianya...Nah, ini benar-benar menjadi semangat saya kala itu..

Well, jadi saya waktu itu juga punya target. Perhitungan saya, jika anak saya mampu untuk  mengejar ketertinggalannya, di usia 5 tahun saya akan memasukkan kaka ke TK A. Namun, sebelum itu saya berinisiatif untuk melakukan adaptasi sosialisasi anak saya dengan mengikuti Bimba terlebih dahulu. Awalnya coba-coba, karena saya fikir anak ga akan selamanya belajar private kan, suatu saat dia juga harus bersosialisasi dengan teman-temannya, memperoleh materi seperti di kelas-kelas pada umumnya. Saya pernah bercerita tentang hal ini juga di tulisan saya yang ini..Saat itu usianya 5 tahun kurang beberapa bulan, saya berpikir jika memang belum mampu akan saya intensifkan lagi terapinya..

Alhamdulillah, anak saya yang awalnya masih malu-malu, sekarang sudah lumayan bisa bersosialisasi dengan teman-temannya. Bu guru di Bimba juga sabar dan telaten ngajarin kaka. Kaka sedikit mulai sedikit, sudah bisa membaca tulisan 4 huruf  yang  huruf vokal dan konsonannya sama..Hanya saja, karena kaka terkadang masih suka takut melakukan sesuatu dan kalau jawab pertanyaan masih agak kurang nyambung, jadi terapi masih tetap saya jalankan..Terapi wicara dan sensori integritas  sangat penting untuk tumbuh kembang anak dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya..

Alhamdulillah di pertengahan Juli 2021, kaka sudah bisa masuk sekolah TK A di Raudhatul Athfal (saya daftarkan beberapa bulan sebelumnya), walaupun masih daring ya. Ada modul yang diberikan dari sekolahnya untuk dikerjakan. Karena saya full time di rumah akibat PPKM, saya sembari mengajarkan kaka untuk menyelesaikan tugas hariannya dari gurunya.. Ga nyangka bisa sampai di fase ini, fase yang saya ga pernah bayangkan sebelumnya. Fase-fase yang sudah kami lewati begitu panjang, walaupun perjalanan di depan juga masih sangat panjang. Banyak yang harus saya pelajari supaya bisa memberikan pendidikan terbaik dan tepat untuk anak..

Kaka Belajar Daring

Jadi berdasarkan pengalaman saya, jika bunda-bunda mendapati anaknya telat, baik bicara, maupun motorik kasarnya sangat kurang (penuh ketakutan dalam melakukan sesuatu) di usia rawan (masih atau lewat dari golden age 1) itu artinya ada hal yang harus diperbaiki. Jangan tenggelam dalam perkataan positif toxic, segera bawa anak anda ke Dokter spesialis anak untuk tahu sebenarnya apa yang salah dan treatment seperti apa yang dibutuhkan sang anak. Milestone anak di golden age 1 dan 2 itu lumayan banyak. Jadi kita harus aktif dan harus sering baca-baca. Especially, jika kita memang minim pengetahuan bagaimana cara menghadapi anak yang terlambat, bawa anak ke klinik-klinik tumbuh kembang. Mereka mumpuni dan memang ahli di bidang itu, karena jurusan latar belakang pendidikan fisioterapi dan okupasi terapi. Ga usah malu, apalagi takut membawa anak ke tempat terapi. Jangan dengar omongan orang yang berstigma negatif ke kita karena menterapi anak di tempat terapi. Kitalah yang tahu tentang kondisi anak kita. Anak itu ibarat intan, semakin di asah akan semakin cemerlang.. 

Dan yang pasti jangan pernah menyerah, pasrah dan tawakkallah setelah usaha terbaik yang kita lakukan. Allah Maha Baik dan sesuai dengan prasangkaan hamba Nya, jadi kita harus senantiasa berhusnudzon sama Allah..Menerima anak dengan special needs sekali lagi bukan berarti dibiarkan begitu saja, tetapi kita harus aktif dan melakukan yang terbaik semampu yang kita bisa. Banyak search, banyak bertanya ke ahlinya. Don't give up, Innallaha ma'a naa..

Artikel Terkait

4 comments:

  1. Halo mba salam kenal. Boleh tanya2 soal yamet? Saya mau terapi di sana tp ditotal2 dr anjuran dokter yg 6 jam per minggu, saya ga ada dananya. Untuk kemajuan sendiri dari segi perkembangan kecepatan bicara anak saat diterapi di, apa signifikan mba? Terimakasih mba sebelumnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam kenal juga mba..boleh mba. Memang kalo terapi itu harganya lumayan mba, anak sy pun hanya 4 jam per minggu krn dananya juga constrain. Kalau yg saya rasakan, anak sy cukup banyak perubahan mba dibanding sebelum terapi mba..sekarang alhamdulillah sdh bs bersosialisasi mba

      Delete
  2. Halo mba mau tanya sebelumnya terapi juga di satria kids ya ? Perbandingannya gimana mba soal terapi dsana lebih recommend dimana ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba, di satria kid juga lumayan lama mba..kalau sy lebih ke yamet karena lebih dekat dari tempat tinggal saya. Kalau dari teknik terapi (SI, BT, OT, TW) sepertinya mirip2 ya, cuma sy memang lebih prefer ke yamet.

      Delete

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Pengunjung Blog

Labels

A EKMET (1) A MACRO (1) A MATEK (1) A MENULIS (1) A MICRO (1) ENGLISH (13) ISLAMI (9) KISAH (24) KUE (2) KULINER (3) LEARNING (23) Menjahit (6) MONICLENS (8) MY CREATION (12) MY LOVELY FAMILY (17) NGAJI (1) NOSTALGIA (14) PUISI (7) RESENSI FILM (6) STORY (38) TAJWID (1) TESTIMONI (2) TIPS dan TRICK (16) TRAVELLING (40) TSAQOFAH (1) Umar (9)

Alih Bahasa

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Monica Oktavina. Powered by Blogger.

Blog Archive

Flag Counter

Flag Counter

About Blogger

Hello guys, I am a mother of two kids, hopefully this blog useful for you, do not forget to follow this blog to get more information ^_^ (Instagram: moniceoktavina12. Youtube: Monica Oktavina) Contact Us: moniceoktavina@gmail.com

PRIVACY POLICY

Copyright © Monice and Family | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com